Minggu
lalu, seorang wanita usia 40 tahun, mahasiswi program pascasarjana di salah
satu perguruan tinggi di Kaltim ini menghubungi saya melalui media sosial.
“Pak
Endro, saya mahasiswa S2 suatu perguruan tinggi di Kaltim. Saya sudah menerima
peringatan DO (drop out) jika dalam enam bulan ke depan tidak menyelesaikan
tesis saya. Secara akademik, ngga ada masalah. IPK (indeks prestasi komulatif)
saya tinggi. Tapi saya merasa tidak mampu duduk diam dan menulis tesis. Saya
punya ribuan alasan untuk tidak melakukannya. Entah kenapa, selalu saja ada hal
lain yang mengalihkan perhatian saya dan akhirnya sama sekali tak menyentuh
tesis saya,” bebernya melalui WhatsApp.