HYPNO NEWS

Tuesday, March 5, 2019

Merasa Kurang Beruntung? Segera Bersihkan Jendela!




“Kenapa hidupku begini amat ya? Dipecat dari perusahaan. Belum mendapat pekerjaan. Anak butuh biaya untuk sekolah. Istri juga butuh untuk keperluan rumah. Sudah berusaha tapi belum ada hasilnya. Nasibku parah banget ya mas?” begitu keluhan salah satu sahabat beberapa waktu lalu.


Sebelumnya, dia memiliki jabatan cukup tinggi. Sangat mentereng. Maka, tidak mudah baginya untuk rela menerima keputusan perusahaan tempatnya bekerja. Berhari-hari dia lantas selalu meratapi nasibnya itu. Bahkan sampai menangis bombay, bak film India ketika salah satu aktornya putus cinta.

Mendengar keluhan tersebut, saya hanya mengucapkan kata singkat, “Alhamdulillah..... “

“Loh kok Alhamdulillah sih mas? Sampean senang juga ya lihat nasib saya sekarang?” balasnya ketika mendengar ucapan kalimat syukur itu.

Saya pun menyampaikan teori Magnet Rezeki, bahwa dalam ilmu energi kuantum, tidak mengenal namanya musibah. Semuanya adalah rezeki atau berkah. Maka, dengan mengucapkan alhamdulillah ketika mendapatkan ketidakberuntungan, hal itu akan menjaga level energi tetap maksimal.

Inilah hakikat dan cara bersyukur yang bisa dilatih. Saya lantas menyampaikan, bagaimana jika dia tetap menduduki jabatan itu, tapi tak lama kemudian kena sakit parah. Misalnya sakit jantung atau yang lebih parah lagi. Apakah dia tetap bersedia menduduki jabatan itu?

Sebagian mungkin tetap memilih menduduki jabatan itu. Tapi jika mau berpikir lebih panjang, selalu ada hikmah dan rezeki di balik kejadian tersebut. Hanya seringkali, energi seseorang seketika langsung drop total, alias hancur lebur ketika ditimpa persoalan. Akibatnya, tak punya lagi energi untuk bangkit.

Agar energinya tidak semakin drop, saya pun meminta dia melihat keadaan di luar sana. Kebetulan ketika itu, si Kai -sebutan untuk pria paruh baya yang rutin mengambil sampah di depan rumah- sedang datang. Dengan gerobaknya yang sudah penuh sampah, Kai ini tetap ceria dan menyapa saya.

“Numpang istirahat lah,” ujar si Kai setengah berteriak kepada saya. Dia pun duduk santai sambil mengipaskan topinya di teras. Sementara istri saya sudah paham mendengar suara Kai ini. Segera dia ke dapur, membuatkan segelas kopi dan menyiapkan beberapa potong biskuit yang kebetulan tersedia di rumah.
“Lihat si Kai itu. Dibanding kamu, lebih enak mana hidupnya? Kamu mau ga tukar nasib sama Kai?” tanya saya dengan suara lirih. Sahabat saya ini hanya diam, kemudian mengangguk perlahan.

Selama ini, saat ditimpa persoalan, seseorang seolah memandangi jendela rumah yang kotor. Pandangannya tertutup, tak bisa melihat masa depan yang indah. Padahal, yang diperlukan adalah bersihkan kaca jendela itu. Maka di luar sana masih banyak keberuntungan yang bisa diraih dengan energi yang luar biasa.

Jadi, ketika mendapat persoalan, segera bersihkan kaca jendela hati Anda. Berjalanlah ke luar dan lihat sekeliling. Betapa hidup ini sangat indah dan akan sangat merugikan jika kehilangan semangat meraih masa depan.

Allah yang Maha Pemberi Rezeki tak akan diam. Setiap orang sudah memiliki rezekinya masing-masing. Jika hanya diam saja dan meratapi persoalan, maka jangan harap rezeki akan datang.

Keluarlah, bertebaranlah mencari keberkahan Allah yang sudah tersedia di muka bumi ini dengan senyum yang indah dan terbaik. Sambut pagi hari selalu dengan perasaan bersyukur. Paling tidak, bersyukur sudah diberikan kesehatan, bisa bangun pagi kembali, dan bisa menghirup udara segar gratis. Sebab di rumah sakit sana, ada banyak pasien yang harus dibantu dengan selang oksigen untuk sekadar meneruskan hidupnya.

Kalau memang Allah Maha Pemberi Rezeki, lantas kenapa harus dengan persoalan? Nah pandangan ini juga harus diluruskan. Bukankah kita diajarkan untuk selalu berprasangka baik dengan Allah. Bertanya seperti itu, sama saja sudah berprasangka kurang baik pada Allah. Maka jangan kecewa kalau yang didapatkan juga kurang sesuai harapan.

Begini. Seandainya Anda saya beri sebuah biskuit dari kantong saya, apa bersedia? Oh ya, biskuit ini sudah dalam kondisi tidak ada bungkusnya lagi. Tentu sebagian enggan menerima.

Tapi bagaimana kalau biskuit itu masih dalam kondisi terbungkus? Pasti mau kan? Padahal ketika mau dimakan, bungkusnya harus dibuang terlebih dahulu. Lalu, kenapa menolak ketika diberi biskuit yang sudah tidak ada kemasannya?

Nah, itulah cara Allah memberikan rezeki. Disertai dengan bungkusnya, seperti biskuit tadi. Bungkus itu ibarat persoalan. Jadi, pandai-pandailah membuka bungkusnya. Cari cara terbaik membuka kemasan biskuit agar makanan itu tidak sampai terjatuh atau terbuang percuma.

Bagaimana menurut Anda?    

     







Share this:

1 comment :

 
Copyright © 2014 Hipnoterapi Endro S. Efendi, CHt, CT, CPS.. Designed by OddThemes