BARU satu tahun menikah, klien sebut saja namanya Mawar
ini, sudah harus menjanda. Hal ini membuat dirinya trauma berat. Mawar sangat
membenci laki-laki, dan menurutnya, semua laki-laki sama saja. Akibatnya, meski
didesak orangtuanya untuk menikah lagi, Mawar merasa sangat takut.
Desakan orangtuanya itulah membuat dia semakin bingung.
Di sisi lain, dia enggan menikah lagi. Dia pun meminta bantuan untuk melepas
semua trauma yang dialaminya.
Klien mengetahui hipnoterapi melalui media sosial. Sebelumnya,
klien mengaku sudah tiga kali datang konsultasi dengan psikolog, namun perasaannya
tak kunjung tuntas. Karena itu, dia ingin mencoba metode hipnoterapi untuk
mengatasi masalahnya.
Meski baru satu bulan bercerai, dari sesi wawancara
terungkap, klien mengaku sudah mengalami trauma dengan laki-laki sejak kecil. Namun
dia tidak tahu kapan kepastiannya. Sejak kecil hingga dia bercerai, dia mengaku
tidak pernah merasakan kebahagiaan dengan laki-laki. Informasi awal ini jelas
sangat membantu proses hipnoterapi.
Dengan hipnoanalisis diketahui, ternyata ada beberapa kejadian
yang membuat klien betul-betul trauma dengan laki-laki. Pertama, ketika 5
tahun, tubuh klien sempat ditindih oleh omnya sendiri. Berikutnya, ketika
kuliah, berkat bujuk rayu pacarnya, klien akhinya bersedia menyerahkan
kesuciannya. Ironisnya, setelah kejadian itu, klien hamil dan diminta pacarnya
supaya digugurkan. Klien mengaku diberi obat dan sempat mengalami pendarahan
hebat. Usai berhasil menggugurkan kehamilannya, ternyata klien ditinggalkan
begitu saja oleh pacarnya.
Meski berbagai kejadian itu membuatnya takut dengan
laki-laki, nyatanya klien tetap menikah atas dorongan kedua orangtuanya. Selama
pernikahan ini, Mawar pun sama sekali tidak merasakan kebahagiaan.
Saat malam pertama, misalnya, klien mengaku merasakan
rasa sakit yang luar biasa. Hal itu pun berlanjut setiap kali menjalankan
kewajibannya sebagai istri. Belakangan, klien juga mendapat perlakuan kasar
dari suaminya, bahkan suaminya benar-benar ringan tangan.
Meski begitu, bukan ringan tangan yang membuat Mawar
merasa luka batinnya semakin dalam. Secara tidak sengaja, klien ternyata baru
tahu jika suaminya juga suka dengan sesama jenis. Mawar semakin syok dan nyaris
pingsan setelah mendapati suaminya berselingkuh dengan lak-laki lain.
Beberapa teknik digunakan untuk membereskan semua emosi
yang dirasakan klien. Trauma atas berbagai kejadian itu juga dihilangkan satu
demi satu. Usai terapi, hasilnya klien merasa lega dan sangat plong. Bahkan sangat
yakin kali ini bisa menikah lagi dengan perasaan yang nyaman.
Terima kasih untuk Mawar yang bersedia kisahnya ditulis
sebagai bahan pembelajaran bagi kita semua. Bagaimana menurut Anda?
Post a Comment