Meski
dalam beberapa kasus bisa ditangani melalui hipnoterapi jarak jauh, melalui
telepon, namun tidak semua masalah bisa tuntas dengan cara ini. Kenapa? Salah
satu hal tersulit bagi saya adalah, bagaimana mengukur kedalaman pikiran bawah
sadar. Karena itu, saya selalu menekankan, jika ingin berhasil mengatasi
masalah dengan tuntas, sebaiknya tatap muka secara langsung.
Memang,
untuk masalah tertentu, bisa dilakukan dengan telepon. Seperti ketika saya
membantu klien yang menaikkan kadar Hemoglobin (Hb) darahnya yang selalu
rendah. Setelah negosiasi dengan pikiran bawah sadar, sesuai kesepakatan dalam
45 hari, kadar Hb klien ini benar-benar kembali normal.
Hipnoterapi
ini merupakan ilmu pasti, dan bisa dipelajari oleh siapa saja, dari latar
belakang apa saja. Bahkan belakangan, semakin banyak dokter yang ikut mendalami
ilmu yang masih menjadi bagian dalam ilmu psikologi ini. Jangan heran jika
kelak semakin banyak rumah sakit yang menyediakan layanan hipnoterapi, seperti
halnya layanan akupunktur yang juga semakin populer.
Salah
satu poin penting yang harus dikuasai hipnoterapis adalah, mengukur kedalaman
pikiran bawah sadar dari setiap klien yang sedang dibantu untuk diatasi
masalahnya. Ini juga yang membedakan antara hipnoterapis lulusan lembaga yang
satu dengan lembaga lain.
Letak
efektivitas dari hipnoterapi adalah, keberhasilan dalam menemukan akar
masalahnya. Cara mudah untuk menemukan akar masalah adalah dengan komunikasi
melalui pikiran bawah sadar. Metode inilah yang kemudian ada yang menyebutkan
hipnoterapi ini sebagai aliran sesat atau dianggap menggunakan kuasa kegelapan.
Jujur,
saya memang pernah ‘tersesat’. Yaitu ‘tersesat’ di dalam pikiran bawah sadar
orang lain. Kalau sudah seperti itu harus segera menemukan akar masalah yang lebih
tepat dan presisi. Hipnoterapis bisa ‘tersesat’ jika teknik yang digunakan
kurang tepat. Menganggap sudah berhasil menemukan akar masalah, padahal
kenyataannya, masih ada akar masalah lain yang belum diungkap. Itulah kesesatan
yang saya maksud.
Saya
juga pernah menggunakan ‘kuasa kegelapan’. Sedang asyik melakukan terapi,
ternyata mati lampu. Otomatis saya tetap melakukan proses terapi meski sedikit
gelap. Untungnya klien tidak tahu mati lampu atau tidak, sebab klien sedang
memejamkan mata.
Saya
tidak mau ambil pusing jika ada yang mengatakan hipnoterapi adalah metode
sesat. Apalagi kalau yang menyampaikan pendapat itu adalah mereka yang belum
pernah belajar di kelas 100 jam Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy
(SECH) di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.
Silakan
belajar dulu, dalami, barulah menyampaikan pendapat tentang apa yang dilakukan
para alumni lembaga ini. Adalah tidak fair menilai sesuatu, ketika yang dilihat
hanya kulit luarnya saja, dan hanya berdasarkan dugaan semata. Bagaimana menurut
Anda?
Post a Comment