Mengejutkan. Begitulah
komentar sebagian besar orang ketika mendapati kabar, M Ridho Roma terjerat
kasus narkoba. Anak dari raja dangdut Rhoma Irama ini ditangkap dengan barang
bukti sabu 0,7 gram dan membuatnya harus berurusan dengan hukum. Ditangkapnya
Ridho membuat senarai artis yang kena cengkeram jeratan narkoba semakin panjang.
Hukuman berat bagi para
budak narkoba ternyata belum sangkil mangkus dalam menghentikan peredaran
barang haram tersebut. Karena itu, semburan kalimat tanya pun seketika
menyeruak ke permukaan. Apa yang menyebabkan para pesohor selalu dekat dengan zat
memabukkan ini?
Tenar sudah pasti, harta
pun sudah jelas mengikuti. Lalu apalagi yang mereka cari? Adakah sesuatu yang
belum didapati sehingga mudah sekali tergoda mengonsumsi si narkoba yang seolah
menjadi mahkluk yang seksi?
Sebagai praktisi hipnoterapi
berbasis teknologi pikiran, izinkan saya mencermati kasus pengguna narkoba ini
berdasarkan pengalaman di ruang praktik. Dari temuan di ruang praktik, umumnya
klien tergelincir mengonsumsi barang haram dikarenakan kondisi baterai kasih
yang kosong.
Mudahnya seperti ini.
Bayangkan saja saya dan Anda adalah sebuah smartphone. Nah, sebagai telepon
cerdas, tentu daya atau baterainya harus selalu penuh. Coba perhatikan jika
telepon pintar Anda kehabisan baterai. Tentu saja tidak bisa melakukan
panggilan, atau sekadar berkirim pesan. Apalagi berselancar di belantara maya,
jelas tidak akan bisa. Maka, supaya fungsi smartphone kembali maksimal,
baterainya harus selalu terisi.
Pengisian baterai yang
tepat adalah dilakukan melalui sambungan listrik. Dalam hal ini listrik dari PLN.
Nah, sebagai manusia, yang bertindak sebagai ‘PLN’ pengisi baterai kasih adalah
kedua orang tua, ayah dan ibu, serta pasangan misalnya suami atau istri.
Lalu bagaimana jika PLN
mati? Tentu Anda akan mengisi baterai melalui cadangan daya lainnya, misalnya
melalui powerbank. Nah, powerbank ini apa? Dalam kehidupan nyata, siapa saja
bisa jadi powerbank untuk mengisi baterai kasih. Dari mulai pacar, teman,
sahabat, termasuk dugem, pesta narkoba, serta tindakan negatif lainnya, yang
intinya diharapkan bisa mengisi daya baterai kasih. Jika terus-menerus terjadi
seperti ini, maka jangan salahkan jika ada smartphone yang tergantung dengan
powerbank, apalagi jika baterai sudah rusak atau drop.
Demikian pula manusia,
hendaknya tidak bergantung pada powerbank dalam bentuk yang negatif tadi.
Sehebat-hebatnya powerbank, tetap lebih stabil pengisian baterai kasih dari PLN
alias dari kedua orang tua atau pasangan Anda yang sah.
Nah, dalam pengisian baterai
kasih pun hendaknya tidak boleh berlebihan. Jika terus-terusan di-charging baterai smartphone akan eror
seperti rusak atau menggembung. Begitu pula jika kepada pasangan atau anak,
jika hendaknya tidak berlebihan. Lakukan sesuai dengan porsinya. Sudah banyak
contoh kasus anak yang manja serta orang tua yang sangat permisif, membuat
tumbuh kembang anak menjadi tidak maksimal.
Lantas bagaimana dengan
kasus Ridho Rhoma. Pelantun tembang ‘Menunggu’ ini boleh jadi memang sedang
kekurangan baterai kasih sayang. Entah apa yang terjadi sehingga dia memerlukan
bantuan ‘powerbank’ dalam bentuk sabu. Apakah memang tidak memiliki orang dekat
yang bisa mengisi baterai kasih sayangnya? Atau memang kedua orang tuanya juga
sudah tidak lagi memberikan suplai baterai kasih sayang. Sebab faktanya, usia
berapa pun, anak tetap saja anak, yang memerlukan pasokan baterai kasih sayang
dari kedua orang tuanya.
Ingat, mengisi baterai
kasih tidak selamanya hanya cukup dengan tumpukan harta melimpah. Mengisi baterai
kasih bisa dilakukan melalui pujian, waktu berkualitas, sentuhan, layanan, dan
hadiah. Ini pun harus menggunakan kabel kualitas super agar pengisian baterai
kasih bisa lebih responsif yakni kabel dalam bentuk tatapan mata yang tulus. Tanpa
tatapan mata yang tulus dan lembut, proses pengisian baterai kasih sayang, tidak
mudah dilakukan.
Maka, cukup Ridho Rhoma
saja yang terakhir terjerumus si narkoba. Saatnya membentengi anak, kerabat dan
keluarga agar tidak menyentuh narkoba dengan selalu mengisi baterai kasih
orang-orang terdekat Anda.
Demikianlah kenyataannya.
(*)
Post a Comment