Setiap
hari, antena yang terpancar dari dalam diri kita menangkap semua sinyal atau
informasi yang beredar dari berbagai media. Dari mulai radio, televisi, surat
kabar, hingga media sosial. Yang paling masif adalah informasi melalui gawai seperti
telepon seluler yang hampir pasti dimiliki setiap warga Indonesia. Bahkan tak
jarang ada satu orang yang memiliki lebih dari satu gawai.
Ada
banyak informasi yang muncul, dari mulai berita korupsi, kecelakaan, kriminal, pemilihan
presiden, berita pertandingan olahraga, peristiwa dari dalam negeri hingga belahan
dunia. Bahkan info seputar belahan dada dan hingga belahan paha. Semua
tersedia, hingga seolah banjir informasi apa saja.
Terbaru,
yang sangat menarik perhatian adalah prostitusi online dengan tarif Rp 80 juta
yang benar-benar membuat heboh nusantara. Seketika urusan cebong sama kampret
terhenti sementara, berganti urusan jasa nikmat yang bayarannya luar biasa. Ada
yang simpati atau malah sebaliknya. Lantas bagaimana seharusnya dalam menyikapinya?
Izinkan
kali ini saya mencoba mengulas informasi seputar pesohor yang sedang nyambi dengan
bayaran mahal itu, menggunakan kacamata ‘Magnet Rezeki’ yang dipopulerkan Ustaz
Nasrullah, melalui bukunya Rahasia Magnet Rezeki.
Saat pertama
kali mendapat informasi tentang artis yang diduga menawarkan jasa semahal itu,
apa yang muncul di pikiran kita? Ingat, diri sendiri sejatinya adalah magnet
dengan pusat energi magnet ada di dalam diri masing-masing. Saat respons yang
muncul kurang positif, maka sejatinya, energi itu akan kembali kepada diri
sendiri.
Sebaliknya,
saat memberikan respons yang positif bahkan sangat baik, maka sejatinya respons
itu juga akan kembali pada diri sendiri. Ada yang mengatakan, kita adalah apa
yang kita pikirkan dan kita ucapkan. Ketika respons pertama langsung menghujat
atau bahkan mengucapkan kata-kata yang kurang baik, maka yakinlah, energi dari
kata kurang baik itu akan kembali pada diri sendiri.
Bukankah
ucapan adalah doa? Maka menjaga setiap ucapan, dalam hal ini menjaga respons
pertama pada setiap kejadian, sangat penting dilakukan. Ada baiknya, mulai
sekarang harus berlatih memberikan respons yang positif atas apa saja. Latih
hati dan pikiran selalu melihat dari sisi yang lebih positif.
Seperti
contoh ketika membaca informasi prostitusi online puluhan juta rupiah itu,
langsung ucapkan, “Alhamdulillah, bagus itu!” atau bisa juga dengan kalimat, “Wow,
kereen banget…!” Kok malah bersyukur dengan mengucap Alhamdulillah? Mari lihat
dari sudut pandang yang baik. Jelas saja harus bersyukur, karena dengan
informasi tersebut, semua masyarakat disadarkan bahwa fenomena ini terus ada.
Dari
sisi Vanessa, tentu harus bersyukur karena kejadian ini membuatnya punya
kesempatan menjadi pribadi yang jauh lebih berkualitas. Bagi mereka yang
bercita-cita menjadi pesohor, akhirnya bisa berpikir lebih panjang. Benarkah profesi
itu satu-satunya yang membawa orang menjadi sukses. Bukankah banyak lagi
profesi yang bisa diraih dengan mudah dan nyaman dengan hasil yang juga
berlimpah?
Pendek
kata, setiap apa pun yang terjadi, selalu ada sisi baiknya. Bahkan, andai kata
kisah Nabi Nuh yang belum berhasil mengajak anaknya ke jalan kebaikan itu
terjadi pada saat ini, boleh jadi Nabi Nuh akan di-bully habis-habisan oleh warganet. Padahal, justru dari kejadian
itulah umat bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Hidup
ini terlalu indah jika harus diisi dengan hujatan, makian atau ungkapan yang
tidak sepantasnya. Pikiran dan hati kita terlalu mahal rasanya jika harus diisi
informasi yang kurang positif. Tanyakan saja mantan Menteri BUMN, pak Dahlan
Iskan yang pernah ganti hati. Entah berapa miliar beliau habiskan untuk urusan
mengganti hati itu. Pun mereka yang terkena ketidakberuntungan di bagian otak,
harus membayar mahal untuk memperbaikinya.
Jadi,
bagi yang diberikan kesehatan, bukankah lebih baik hati dan pikiran ini selalu
diajak merespons yang positif saja. Bertolak dari hal tersebut, setujukah ketika
mendapat informasi, bahwa tidak semua orang di dunia ini baik?
Saya
jelas tidak setuju. Sebab, sejatinya semua orang di dunia ini baik. Hanya,
level kebaikan setiap orang berbeda. Jika diberi angka 1 sampai 10, maka ada orang
yang memiliki level kebaikan di angka 10, tapi ada juga yang nol, alias
kebaikannya belum muncul sama sekali.
Membaca pernyataan
di atas, tentu ada saja yang ingin protes atau kurang sependapat. Silakan,
sah-sah saja. Namanya juga berpendapat. Namun, membiasakan diri memiliki hati
dan pikiran selalu positif, tentu jauh lebih nyaman. Maka saat itulah Magnet
Rezeki dalam diri akan semakin kuat.
Tengoklah
para spiritualis yang betul-betul mumpuni dengan energi maksimal. Hidupnya
nyaman dan bahagia. Bahkan urusan rezeki seolah datang sendiri dari berbagai
penjuru. Para kiai di pondok pesantren misalnya, rezeki selalu datang dengan
sendirinya, karena sudah memiliki hati dan pikiran yang sangat positif.
Situs
yang sedang dibaca ini pun, tergantung dari respons yang muncul. Kalau dianggap
baik, tentu sangatlah baik. Tapi bagi yang menganggap kurang baik, ya sah-sah
saja. Toh ketika ada yang menganggap kurang baik, nyatanya situs ini dibaca
jutaan orang setiap hari. Bagi para penulisnya pun, juga memberikan kebaikan,
karena dari setiap tulisan yang dihasilkan, ada apresiasi yang diberikan.
Jadi,
mulai detik ini, mari biasakan merespons positif atas semua kejadian. Sekurangberuntung
apa pun yang sedang terjadi, segera ucapkan, “Alhamdulillah, bagus itu,” atau “Wow,
dahsyat,” atau sejenisnya. Tak lupa, selalu doakan orang lain dengan hal-hal
yang baik, sebab sejatinya, doa itu akan kembali pada diri sendiri.
Demikianlah
kenyataannya. (*)
Post a Comment