Tadi pagi niatnya hanya ingin silaturahmi ke beberapa
sahabat. Sekaligus ingin mengerjakan beberapa tugas yang memang sudah antre
harus diselesaikan. Saat berkunjung ke SMP 2 Tanjung Redeb, saya langsung ‘diculik’.
Saya diminta sharing di salah satu
kelas yang dibina bu Susi, sahabat saya, yang juga salah satu guru luar biasa
di tempat ini.
Meski sudah menyampaikan bahwa saya tidak membawa laptop,
juga hanya mengenakan pakaian yang tidak semestinya, namun tetap saja diminta
untuk masuk kelas. Toh di hari Jumat, busana tak jadi soal karena murid pun
mengenakan kaos olahraga.
Kelemahan saya adalah satu, sulit menolak. Maka saya pun berbagi
dan berdiskusi dengan para siswa yang luar biasa di kelas ini. Mereka ada yang
ingin jadi presiden, polisi, tentara, dokter, perawat, pengusaha sukses, pemain
bola, hingga ada yang ingin menjadi pembalap. Mereka menyampaikan dengan penuh
semangat dan antusias.
Saya pun menyampaikan kepada siswa tentang prinsip-prinsip
kerja pikiran bawah sadar, serta bagaimana caranya mengatasi hambatan mental. Secara
bersama-sama, para siswa dibimbing untuk membereskan semua perasaan tidak
nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Dari mulai dengan teman, guru, hingga
orang tua mereka.
Usai diberikan bimbingan dan diskusi, para siswa di ruang
kelas itu pun saling bermaafan bahkan juga meminta maaf kepada guru kelasnya.
Terlihat wajah-wajah mereka pun berubah menjadi semakin
cerah dan lebih bersemangat. Walau sekejap, namun mereka nyatanya memang
memiliki kemampuan yang luar biasa jika mampu menggalinya dengan baik.
Sebelum pulang, saya pun diundang berdiskusi dengan kepala
sekolah ini. Juga berdiskusi dengan pembina Buletin Magnet, bu Sri Marlina yang juga sudah menerbitkan buku. Saking serunya diskusi, sampai lupa mengabadikan momen tersebut. Jadi
mohon maaf jika tidak ada bukti fotonya, he he he.
Semoga para guru dan siswa di sekolah ini selalu sehat,
semangat, dan senantiasa memberikan manfaat terbaik untuk lingkungannya.
Demikianlah harapannya.
Post a Comment