Beberapa
waktu lalu, seorang ibu berkonsultasi tentang masalah anaknya yang alergi
terhadap cokelat. Yang menjadi persoalan adalah, meski si anak sudah tahu bahwa
dia alergi, namun rasa doyannya terhadap makanan ini sulit dikendalikan.
“Padahal,
kalau sudah makan cokelat, pasti habis itu alergi dan sakit. Kalau sudah
seperti itu, terpaksa tidak masuk sekolah dan pergi ke dokter,” kata ibu ini.
Karena
itu sang ibu meminta bantuan, bagaimana agar rasa suka terhadap cokelat bisa dihilangkan.
Pasalnya sudah terbukti, cokelat menjadi penyebab utama alergi buah hatinya
yang masih duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar ini.
Singkat
cerita, anaknya pun bersedia menjalani sesi hipnoterapi. Si anak mengetahui,
cokelat kerap membuatnya sakit. Namun dia juga mengaku sulit mengendalikan
perasaan sukanya terhadap makanan yang memang terkenal nikmat ini.
Dengan
teknik khusus, hanya dalam waktu 30 menit, rasa suka terhadap cokelat ini pun
bisa dihilangkan. “Biasa saja om,” kata si anak ketika ditanya perasaannya
terhadap cokelat.
Beberapa
hari kemudian, si ibu pernah mendapati anaknya membuka lemari es. Di dalam
lemari pendingin itu, ada beberapa batang cokelat. Si anak ini hanya melihat
sebentar, dan sama sekali tak menyentuhnya.
“Cokelat
itu punya adiknya, sengaja disimpan di kulkas. Ternyata si kakak yang alergi, sama
sekali tidak tertarik lagi dengan cokelat,” ujar sang ibu sumringah. (*)
Post a Comment