Rabu
(13/1/2016) tadi, saya berkesempatan masuk ke sebuah pusat pemantauan produksi (control
room) PT Total E&P Indonesie di Senipah, Kutai Kartanegara. Melalui ruangan
ini, semua proses produksi bisa dipantau dengan mudah. Termasuk jika ada
kendala, semuanya bisa terpantau dan terdeteksi dengan otomatis. Sederetan
komputer dan piranti canggih, tampak bekerja secara tanpa henti selama 24 jam.
Dengan
bantuan semua peralatan tersebut, tenaga kerja pun bisa dihemat. Untuk memantau
proses produksi minyak dan gas bumi di lokasi yang sangat luas ini, cukup
dilakukan oleh 4 orang pada sesi pagi, dan jumlah yang sama pada sesi malam. Semua
alat deteksi dini yang sudah dipasang, memungkinkan semua proses terpantau,
tanpa ada yang terlewatkan.
Dari
mulai menerima minyak mentah hasil kerja anjungan lepas pantai, kemudian
memisahkan minyak tersebut menjadi gas, kondensat, serta minyak bumi. Hasil pemisahan
ini kemudian dikirimkan ke lokasi yang berbeda-beda.
Gas,
langsung dikirim ke PT Pupuk Kaltim untuk membantu proses produksi pupuk.
Sisanya dialirkan untuk menerangi listrik di Sektor Mahakam. Sementara minyak
mentah, dikirim ke Pertamina untuk diproses lagi menjadi produk turunan dari
mulai solar, premium, pertamax dan sebagainya. Semua proses produksi ini
benar-benar terpantau melalui pusat kontrol ini.
Lantas,
manakah yang lebih rumit antara mengontrol komputer yang serba canggih ini
dengan mengontrol pikiran? Sahabat, serumit-rumitnya peralatan komputer yang
sangat canggih, masih lebih rumit lagi mempelajari cara kerja pikiran.
Kenapa?
Karena secanggih apa pun peralatan yang ada di dunia ini, umumnya begitu sudah
diproduksi, dilengkapi dengan buku petunjuk. Sehingga, buku petunjuk tersebut
bisa menjadi panduan jika suatu ketika terjadi masalah.
Sama
seperti di pusat kontrol tadi. Begitu ada masalah, sudah tersedia buku petunjuk.
Sehingga cukup cek apa masalahnya, jalan keluarnya sudah langsung tersedia.
Sayangnya,
otak atau pikiran kita, tidak dilengkapi buku petunjuk. Sehingga, jika ada
masalah, sering kali bingung mencari jalan keluarnya. Ada yang mengatakan,
kitab suci adalah buku petunjuk. Itu benar, karena kitab suci merupakan
petunjuk kehidupan yang super lengkap. Tetapi, kalau berbicara khusus tentang
sebuah alat canggih bernama otak, buku petunjuknya memang belum ada.
Sang
Maha Pencipta seolah memberikan tantangan tersendiri menyangkut otak ini.
Manusia boleh jadi sangat hebat bisa menciptakan berbagai peralatan disertai buku
petunjuk. Sementara yang bisa membuat buku panduan tentang cara kerja pikiran,
jelas adalah Sang Maha Pencipta. Namun kali ini, manusia harus mencarinya
sendiri.
Sebagai
contoh, jika ada masalah, sering kali disebutkan agar manusia sebaiknya bisa
pasrah dan ikhlas. Akan tetapi, jika ditanya lagi, bagaimana caranya supaya
pasrah dan ikhlas? Nah ini adalah jawaban yang tidak mudah.
Begitu
juga dalam kitab suci juga sudah disebutkan, harus selalu berprasangka baik.
Ini bisa diterjemahkan agar manusia selalu berpikir dan berperilaku positif. Lantas,
bagaimana cara berpikir positif itu? Ini juga tidak mudah mencari jawabannya.
Saya
sendiri meski sudah mempelajari teknologi pikiran, nyatanya masih harus
dituntut belajar dan belajar. Hal ini selaras dalam kitab suci yang mengarahkan
manusia untuk selalu belajar, bahkan dari rahim sampai ke liang lahat. Sebab
dari hasil survei, manusia rata-rata hanya mempergunakan 4 persen kemampuan
otaknya. Sehingga, sejatinya otak atau pikiran manusia ini masih bisa
ditingkatkan kemampuannya lebih dahsyat.
Tetapi tak semua orang mampu melakukannya.
Salah
satu cara yang paling pas adalah, melatih pikiran untuk bekerja dan
meningkatkan kemampuannya agar lebih maksimal. Terutama untuk pikiran bawah
sadar. Guru saya, pakar teknologi pikiran di Tanah Air, Adi W. Gunawan
menyampaikan, pikiran sadar dengan pikiran bawah sadar perbandingannya adalah 1:99.
Artinya, pikiran bawah sadar
memiliki pengaruh yang sangat luar biasa. Ibarat komputer yang sangat canggih
di dalam ruang kontrol tadi, hardisk sangat mempengaruhi semua peralatan.
Pikiran bawah sadar memiliki kekuatan yang luar biasa, karena bekerja di luar
pengetahuan pikiran sadar. Artinya, saat pikiran sadar sibuk memikirkan sesuatu
hal, maka pikiran bawah sadar mengambil alih operasi dengan menjalankan
berbagai program bersifat kebiasaan atau otomatis.
Pikiran bawah sadar tidak bisa
berpikir kreatif. Ia beroperasi berdasar stimulus-respons, dikendalikan program
yang diinstal terutama saat individu berusia 0 sampai 12 tahun. Yang membuat
program pikiran bawah sadar menjadi sangat kuat adalah karena mereka bekerja
tanpa sepengetahuan kita.
Untuk itu, sebaiknya sadari,
bahwa ada pikiran bawah sadar yang setiap saat bekerja dalam kehidupan
sehari-hari. Nah, ada baiknya manusia berlatih mengendalikan pikiran bawah
sadar ini. Ketika ada perasaan tidak nyaman, komunikasikan dengan pikiran bawah
sadar. Apakah perasaan tidak nyaman ini akan disimpan atau dihapus? Tentu ada
baiknya dihapus. Dengan sering-sering menghapus file yang tidak perlu, dan
meng-upgrade semua program yang diperlukan untuk mendukung kehidupan, maka
sejatinya manusia sudah berhasil mempergunakan pikirannya dengan lebih baik. Saatnya
melatih kesadaran itu, sekarang! (*)
#HipnoterapiKlinis #Hipnoterapis #Hipnoterapi #Transformasi #LetsLearn #AWGI #AHKI #SeriSuksesTerapi #SayaAWGI #MindTechnology #TeknologiPikiran #HidupYangLebihBaik #Sehat #Bahagia
Post a Comment