Salah satu sahabat di Facebook, sempat chatting
cukup lama dengan saya, diskusi mengenai hipnoterapi sebagai salah satu terapi komplementer.
“Saya sempat buka banyak website soal hipnoterapi. Tapi kok berbeda ya dengan yang lulusan Adi W Gunawan Institute?” tanyanya.
Memangnya apa yang berbeda?
“Yang lulusan Adi W Gunawan Institute, selalu mencantumkan asal muasal pendidikannya. Sementara hipnoterapis lain, kadang saya telusuri, tidak mencantumkan lulusan dari lembaga mana. Hanya mencantumkan bahwa dia punya sertifikat dari level biasa sampai master,” bebernya.
Sahabat, saya tentu tidak dalam kapasitas menilai hipnoterapis dari lembaga lain. Bagi saya, yang penting hasil akhirnya. Selama ditangani oleh hipnoterapis tersebut masalah bisa benar-benar tuntas, berarti yang bersangkutan memang kompeten dan layak.
Ingat ya kalimat saya, “benar-benar tuntas.” Bukan hanya berkurang, atau masih ada sisanya sedikit. Sebab, hipnoterapis yang memiliki kecakapan dan kemampuan, selalu diarahkan menuntaskan masalah klien benar-benar hingga ke akarnya.
Selain itu, pastikan bahwa yang bersangkutan memang rutin melakukan praktik. Sebab, tak sedikit mereka yang menyandang predikat sebagai hipnoterapis, namun jarang melakukan terapi, atau bahkan tidak pernah sama sekali melakukan terapi. Akan tetapi mereka suka menggunakan kemampuan hipnosisnya untuk pertunjukan atau stage hypnosis. Ada pula yang lebih suka menjadi trainer atau pembicara, dan memberikan training hipnoterapi ke orang lain. Digunakan untuk apa pun, selama bukan untuk kejahatan, tentu boleh-boleh saja. Yang terpenting adalah, ilmu yang dimiliki digunakan dengan sebaik-baiknya.
Bukan bermaksud membandingkan, lulusan Adi W Gunawan Institute (AWGI) memang dibekali dengan banyak teknik dan kemampuan untuk melakukan terapi. Kenapa? Karena metode pembelajaran yang digunakan sesuai standar American Council of Hypnotist Examiners (ACHE) United States of America (USA), selama 100 jam. Bandingkan dengan pembelajaran yang hanya 2 atau 3 hari, jelas berbeda dengan yang 100 jam. Tak heran jika para lulusan AWGI, kerap mendapat klien yang sebelumnya ditangani hipnoterapis lulusan lembaga lain.
Terbukti pula, saat saya menjalani pendidikan 100 jam di AWGI, ada beberapa peserta yang sudah ikut banyak pelatihan di lembaga lain. Alasan mereka adalah, ada yang kurang sehingga merasa perlu belajar di AWGI. Begitu lulus dari AWGI, barulah mereka menyadari bahwa apa yang didapatkan memang jauh lebih efektif dibanding saat belajar di lembaga sebelumnya.
Pilihan tentu ada pada diri masing-masing. Karena itu, saya tetap respek dan hormat kepada rekan-rekan hipnoterapis dari lembaga lainnya. Tujuan akhirnya tetap sama, ingin memperkenalkan hipnoterapi sebagai salah satu terapi komplementer yang memberi manfaat maksimal untuk masyarakat luas. Faktanya, banyak masalah bisa diselesaikan dengan hipnoterapi.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan Komplementer Alternatif adalah pengobatan nonkonvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.
Jenis pelayanan pengobatan Komplementer Alternatif berdasarkan Permenkes RI, Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :
Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions): Hipnoterapi, meditasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga.
Hipnotherapi sebagai salah satu jenis Terapi Komplementer Alternatif telah terbukti memiliki beragam kegunaan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang berkenaan dengan emosi dan perilaku. Bahkan beberapa kasus medis serius seperti kanker dan serangan jantung, hipnoterapi mempercepat pemulihan kondisi seorang penderita.
Hal ini sangat dimungkinkan karena hipnoterapi diarahkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memprogram ulang penyikapan individu terhadap penyakit yang dideritanya.
Hipnoterapi sangat berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan dengan berbagai gangguan emosional, seperti: kecemasan, ketegangan, depresi, phobia, dendam, sifat pemarah, malas, kurang percaya diri, juga dapat membantu untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti ketergantungan alkohol dan zat adiktif lainnya.
Lebih dari itu, sakit fisik yang disebabkan
dari emosi atau disebut psikosomatis, juga tuntas menggunakan teknik
hipnoterapi. Bagaimana menurut Anda? (*)
Post a Comment