Beberapa
waktu lalu seorang klien wanita datang dengan keluhan selalu merasa cemas. Tak
hanya itu, emosinya juga sulit terkontrol. Akibatnya, anak-anaknya pun menjadi
korban kemarahannya. Anehnya, semakin perasaan tidak tenang, maka sikap
anak-anaknya pun lebih menjadi-jadi.
Saya
kemudian membimbing klien ini melakukan relaksasi yang dalam dan menyenangkan.
Relaksasi ini penting, agar lebih mudah melakukan komunikasi dengan pikiran
bawah sadar (PBS).
Setelah
klien memasuki kondisi profound
somnambulism, yakni kedalaman tertentu yang efektif untuk berkomunikasi
dengan PBS, terapi dengan mudah bisa dilakukan. Terungkap, akar masalah yang
menyebabkan klien selalu cemas dan tidak bisa mengontrol emosi adalah karena
sebuah pesan pendek alias short message
service (SMS).
Kok
bisa SMS? Ya, pesan pendek yang diterima klien saat malam menjelang tidur itu
berupa SMS mesra dari seorang wanita lain, yang ternyata sudah lama menjalin
hubungan dengan suaminya. Ini adalah awal mula trauma dan sakit hati yang
kemudian terus menumpuk dan menjadi psikosomatis alias sakit yang disebabkan
oleh emosi yang intens dan terus-menerus.
Klien ini akhirnya bercerai dengan suaminya, sebab sang
suami sudah menghamili pacar gelapnya. Namun sejak perceraian itulah, kondisi
kehidupan klien menjadi selalu cemas dan mudah marah.
Trauma atas kejadian ini pun saya bantu hilangkan dengan
teknik Extreme Trauma Cure (XTC). Hanya dalam waktu 5 menit, trauma klien ini
hilang, dan merasa biasa saja dengan rangkaian kejadian yang selama ini
membuatnya mudah marah.
Apakah klien lupa dengan kejadian tersebut? Klien sama
sekali tidak lupa dengan kejadian ini. Namun yang dihilangkan adalah emosi yang
menyertai kejadian ini. Sehingga, meski dia ingat dengan jelas kejadian yang
sudah lalu, emosinya kini sudah netral dan biasa saja.
Dua hari usai terapi, saya coba komunikasi dan menanyakan
hasilnya. Klien mengaku merasa lebih tenang dan sangat nyaman. Yang ajaib, kata
dia, sikap anak-anaknya pun berubah menjadi sangat baik dan tidak lagi mudah
rewel serta cerewet. Itulah kenyataannya. Ketika orang tua tenang, maka suasana
rumah juga akan menjadi tenang. Sebaliknya jangan jeran jika saat pikiran
kacau, maka suasana sekeliling seolah juga kacau semua. Semoga ada hikmah yang
bisa diambil dari kisah ini. (*)
Post a Comment