Jumat
(11/12/2015) tadi, saya bertemu teman perempuan yang sedang mengandung bayi
pertamanya. Sebagai pasangan yang baru menikah disusul dengan dikaruniai bayi
yang ada di dalam perut, tak jarang membuat wanita ini merasa cemas dan was-was
atas tumbuh kembang buah hatinya itu.
Usia
kehamilannya sudah memasuki trimester kedua. Meski demikian, rasa cemasnya
terkadang kerap muncul. Salah satu yang membuatnya was-was adalah, omongan dari
keluarga yang terkadang membuat dirinya tidak nyaman.
“Saya kadang berselisih
paham dengan kakak ipar. Kalau sudah seperti itu, biasanya saya langsung
mengkhawatirkan kondisi bayi yang di perut. Biasanya saya langsung stress,”
ujarnya.
Bahkan
saat saya bertemu dengannya itu, dia mengaku baru saja ribut dengan iparnya
yang memang tinggal satu rumah. “Habis ribut dengan ipar saya, sampai sekarang
bayi yang di perut ini ngga pernah bergerak. Saya sangat khawatir, padahal
biasanya sering menendang-nendang,” kata dia.
Perasaan
cemas bahkan stress, memang sangat berpengaruh pada tumbuh kembang buah hati di
dalam perut. Dalam kasus teman saya ini, jelas rasa jengkel dengan iparnya
membuat dia tertekan saat menjalani kehamilan pertamanya ini.
Yang
jadi masalah, saya bertemu teman ini bukan di ruang praktik terapi. Bertemunya di
tempat umum, yakni di sebuah resto pusat perbelanjaan. Sementara dia sangat
ingin dibantu untuk menghilangkan perasaan jengkelnya terhadap iparnya itu.
Karena
tidak mungkin saya melakukan proses hipnoanalisis di tempat terbuka, saya pun
menggunakan salah satu teknik khusus yang bisa dipakai menghilangkan perasaan
tidak nyaman dengan cepat.
Teknik
yang saya ini sangat efektif digunakan untuk menetralisir perasaan tidak
nyaman. Hanya dengan beberapa kali tepukan di lengan, perasaan jengkel terhadap
iparnya itu seketika hilang.
Tak
lama kemudian, rekan saya ini merasakan tendangan dari dalam perutnya. “Mas,
ini langsung nendang-nendang bayinya. Duh, terasa banget tendangannya. Kok bisa
ya? Padahal saya sempat was-was, takut ada apa-apa,” bebernya.
Senyumnya
pun merekah dan wajahnya tampak sumringah. Meski beberapa kali saya minta
membayangkan iparnya kembali, dia mengaku biasa saja. Dia sendiri merasa aneh,
karena perasaan jengkel terhadap iparnya bisa hilang begitu saja.
Demikianlah
kenyataannya. (*)
Post a Comment