Album
2015 sebentar lagi tertutup, berganti dengan album baru 2016. Coba perhatikan
album yang Anda miliki sepanjang 2015. Sudahkah sesuai dengan impian? Atau
jangan-jangan ada yang terlepas atau belum tercapai? Tidak masalah. Sepanjang
nafas masih bisa hilir-mudik di kerongkongan, sepanjang itu pula bebas
menentukan kembali semua impian yang akan dicapai.
Saya
baru saja selesai menyusun impian 2016. Total ada 20 impian yang saya tuliskan
di sebuah kertas HVS kosong berwarna putih polos. Pada setiap impian yang saya
tulis dengan tangan, selalu diawali dengan cek perasaan. Nyamankah perasaan
saat menuliskan impian itu? Jika nyaman, lanjutkan saja. Jika tidak nyaman,
pilihannya ada dua. Hilangkan perasaan tidak nyaman, atau ubah dan kurangi
impian itu. Pendek kata, buat impian yang benar-benar terasa nyaman.
Menyusun
impian ini adalah salah satu cara yang diajarkan dalam workshop Quantum Life
Transformation (QLT). Tahun lalu 2014, saya sudah menyusun impian yang sama
untuk 2015. Hasilnya, meski belum 100 persen, namun lebih dari 80 persen impian
yang saya tuliskan, sudah tercapai dengan mudah dan lancar pada 2015 ini.
Kenapa
impian harus ditulis? Kenapa pula harus ditulis dengan tangan dan tidak boleh
ditik kemudian diprint? Sahabat, impian memang harus ditulis. Selama impian
belum ditulis, maka yang Anda miliki bukanlah impian, melainkan hayalan.
Impian
harus ditulis, karena dengan menulis, semua bagian tubuh mengikuti proses
penulisan impian itu. Saat tangan bergerak menulis impian, maka syaraf dan otot
serta persendian di seluruh tubuh ikut mengetahui impian itu. Begitu pula dengan
mata serta semua pancaindera, ikut melakukan konfirmasi atas daftar impian yang
sudah dibuat. Dengan demikian, pada akhirnya pikiran bawah sadar akan menerima
sepenuhnya daftar impian ini. Setelah daftar impian masuk ke pikiran bawah
sadar, sejatinya ini ibarat daftar pesanan yang masuk ke ruangan koki.
Sang
koki yang menerima semua pesanan itu di dapur pikiran bawah sadar, akan
mempersiapkan semua bahannya. Mengolah semua bahan itu hingga berhasil
mewujudkan impian yang ada.
Lantas,
kenapa ada impian yang tidak terwujud? Boleh jadi itu karena bahan baku tidak
tersedia di dalam dapur pikiran bawah sadar. Bahan baku itu misalnya adalah
cara berpikir positif, rasa percaya diri, semangat, hingga energi positif yang
maksimal.
Energi
positif ibarat bahan bakar yang digunakan untuk menyalakan kompor pengolah
impian. Jika energi positif habis, maka kompor tidak bisa menyala. Kalau sudah
seperti itu, maka impian tidak bisa diolah menjadi kenyataan.
Karena
itu, setelah menyusun daftar impian, tugas kita berikutnya adalah memasok bahan
baku yang diperlukan untuk mewujudkan semua impian tersebut. Energi yang
positif, sikap dan perilaku yang baik, semangat, serta bertindak lebih cermat,
adalah sebagian dari banyak bahan baku yang diperlukan untuk mencapai impian
yang ada.
Menambah
wawasan dengan membaca buku, mengikuti seminar, workshop, serta meningkatkan
skill dan kemampuan, juga merupakan bahan baku penting yang harus dibeli dan
diserahkan ke koki pengolah impian. Jika semua ini dilakukan, maka sang koki
akan sangat mudah membuat hidangan sukses yang sangat lezat dan nikmat.
Agar
koki juga leluasa, maka jangan biarkan hal-hal yang mengganggu sang koki
dibiarkan berada di dapur. Dendam, sakit hati, kecewa, marah, tersinggung, dan
berbagai energi negatif, adalah hal yang sangat dibenci sang koki. Karena itu,
sudah menjadi kewajiban Anda untuk menutup pintu dapur rapat-rapat, dari semua
pengganggu itu.
Selamat
menyusun impian, dan biarkan sang koki bekerja mewujudkan impian Anda sepanjang
2016 mendatang, satu demi satu. Nikmati hasil masakan sang koki itu. Namun jangan
lupa untuk selalu berbagi sedikit hasil masakan itu kepada orang lain di
sekeliling Anda. Dengan demikian, lezatnya masakan sukses itu bisa dirasakan
juga oleh orang lain.
Bagaimana
menurut Anda?
Post a Comment