Pertanyaan
seperti judul di atas, sering kali disampaikan calon klien atau sahabat yang
ingin melakukan hipnoterapi. Saya selalu tegaskan, sebagai terapis, tidak akan
berani menjanjikan masalah 100 persen selesai. Meski demikian, tingkat keberhasilan
dari para hipnoterapis lembaga Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology
adalah di atas 90 persen. Sekadar diketahui, dari
bukti yang ada, alumni lembaga ini sudah melakukan lebih dari 100.000 kali
terapi.
Kenapa keberhasilannya cukup tinggi, karena
protokol yang disusun lembaga ini sudah melalui riset yang sangat mendalam
serta sudah terbukti dan teruji secara klinis. Karena itu, teknik yang
digunakan untuk membimbing klien mengalami relaksasi yang dalam dan
menyenangkan, sangat ampuh.
Namun
demikian, ada saja yang tidak berhasil, dan tentu itu tidak serta merta
kesalahan proses terapi. Selama proses terapi sudah sesuai protokol lembaga,
maka hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.
Lantas,
kenapa ada yang tidak berhasil? Ada banyak sekali faktor penyebab. Umumnya
adalah, klien tidak serius bahkan tak sedikit yang hanya ingin tahu hipnoterapi
itu apa. Karena tidak serius, maka aspek yang ingin ditangani pun masih belum
jelas.
Ada
lagi yang kurang berhasil, karena klien tidak mengikuti arahan dan bimbingan
yang sudah diberikan. Penting saya sampaikan, saat Anda meminta bimbingan
hipnoterapis, sejatinya yang mengatasi masalah adalah diri Anda sendiri.
Hipnoterapis hanya bertugas sebagai navigator. Ibarat balap mobil, hipnoterapis
hanya membantu mengarahkan tujuan. Sementara pedal gas, kopling, rem, dan stir
kemudi, semua dalam kendali klien. Artinya, hasil akhir ditentukan oleh klien
yang dibimbing sebagai ‘pengemudi’.
Kalau klien betul-betul mengikuti arahan dan bimbingan
hipnoterapis, maka tujuan akhir akan mudah dicapai. Masalah akan selesai tuntas
jika klien pasrah menjalankan arahan dari hipnoterapis. Ibaratnya, hipnoterapis
bisa menunjukkan cara menaiki tangga, tapi tidak bisa memaksa agar naik ke
tangga itu.
Seperti kata pepatah, Anda bisa menuntun keledai ke tepi kolam,
tapi tidak bisa memaksa si keledai untuk minum.
Saya beberapa kali mendapati beberapa calon klien yang tidak cukup
"menderita" untuk sembuh. Saya sebut calon klien, karena memang
hingga kini tak kunjung menjadi klien. Bila bertemu hanya mengeluh dan
mengeluh. Tapi tak mau menjalani sesi terapi. Kalau sudah seperti itu, saya
hanya tersenyum dan saya kembalikan lagi ke dirinya sendiri.
Hipnoterapis hanya akan membantu klien yang serius dan betul-betul
ingin berubah. Sebab ilmu hipnoterapi bukan untuk dicoba-coba. Yakinkan diri
Anda untuk berubah, setelah itu barulah minta bantuan Hipnoterapis untuk
membimbing mengatasi masalah yang ada.
Yang juga kerap terjadi adalah, baru menjalani satu kali sesi terapi,
lantas bercerita ke mana-mana bahwa hipnoterapi ternyata tidak berhasil.
Padahal sejak awal disampaikan, klien harus bersedia teken kontrak maksimal 4
kali terapi. Sehingga, jika terapi pertama hasilnya belum maksimal, maka masih
ada 3 kali sesi terapi yang harus dijalani.
Lagi-lagi, keseriusan klien sangat menentukan. Jika klien masih
setengah-setengah, maka sama sekali tidak ada artinya buang-buang uang untuk
menjalani sesi hipnoterapi.
Sebagai contoh, terapi membentuk tubuh yang ideal. Adalah
mustahil, begitu keluar dari ruang terapi, langsung simsalabim bentuk tubuhnya
langsung ideal seperti artis idola. Sahabat, untuk pergi dari Jakarta ke
Balikpapan aja masih memerlukan proses yang cukup lama. Harus beli tiket,
kemudian menuju bandara, naik pesawat, sampai akhirnya tiba di Balikpapan.
Proses ini tetap harus dilalui. Tidak mungkin simsalabim langsung dari Jakarta
dalam sekejap ke Balikpapan.
Proses untuk membentuk tubuh ideal jelas harus dilalui dengan baik
sesuai bimbingan terapis. Ibarat naik pesawat, ya harus mengikuti prosedur,
termasuk pasang sabuk pengaman. Jika tidak, pasti diusir oleh pramugari.
Itu pula hipnoterapi, klien harus mengikuti ketentuan yang sudah
digariskan sejak awal. Kalau kemudian tidak mengikuti arahan yang sudah
diberikan, jangan salahkan jika program gagal total.
Dalam sesi hipnoterapi, semua bergantung pada
klien. Saat proses komunikasi dengan pikiran bawah sadar, klien tetap memegang
kendali penuh atas pikiran bawah sadarnya sendiri. Selain itu hipnoterapis
lulusan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, termasuk saya, dibekali
kode etik yang mengikat. Jika saya melanggar kode etik ini, izin praktik saya
bisa dicabut oleh lembaga dan saya akan di-black list. Sanksi yang jelas
tidak main-main dan harus ditaati.
Karena itu, sejak awal, harus ada ‘kontrak politik’
antara saya dengan klien. Sebagai contoh, ketika klien datang dan meminta
bantuan untuk mengatasi masalah diet, maka saya hanya fokus untuk mengatasi
masalah ini.
Jika kemudian saat sesi hipnoterapi saya
menyimpang dan bertanya soal lain yang tidak ada hubungannya dengan masalah
diet, maka saya masuk kategori melanggar kode etik, dan bisa dilaporkan ke
lembaga melalui www.adiwgunawan.com.
Lantas apakah hasil dari hipnoterapi bisa dikatakan benar-benar
permanen? Selama proses terapi berjalan lancar dan benar-benar ketemu akar
masalahnya hingga diproses dengan tuntas, maka klien akan benar-benar lepas
dari masalahnya. Namun, klien bisa saja mengalami masalah jika mengalami trauma
ulang.
Misalnya, klien takut dengan kucing, kemudian diproses menggunakan
hipnoterapi hingga tuntas. Beberapa lama kemudian, klien mengalami kejadian
lain, misalnya tengah malam tiba-tiba ada kucing hitam sudah ada di atas
tubuhnya. Kejadian ini tentu merupakan trauma ulang, yang menimbulkan masalah
baru.
Klien juga bisa kembali ke masalahnya yang lalu, walaupun sudah
diatasi dengan hipnoterapi, jika klien memutuskan untuk menganulir hasil dari
terapi yang pernah ia jalani. Selain itu, perlu kesungguhan klien untuk menjaga
dan mempertahankan hasil terapi. Jika tidak, kemungkinan untuk kambuh akan
mungkin terjadi. Sama halnya ketika Anda terkena sakit flu. Setelah sembuh,
bisa saja kembali flu jika sengaja main hujan-hujanan lagi.
Di luar itu, klien juga bisa kambuh jika proses terapi dilakukan
oleh hipnoterapis yang kurang berpengalaman sehingga tidak tuntas dalam
memproses akar masalah. Boleh jadi, yang ditangani hipnoterapis, belum
menyentuh ke akar masalah sesungguhnya.
Hal ini pernah terjadi, karena saya pernah melakukan terapi kepada
klien yang sebelumnya ditangani hipnoterapis lain di luar lulusan Adi W Gunawan
Institute. Ternyata akar masalah belum ditemukan oleh hipnoterapis sebelumnya,
sehingga masalah kembali muncul.
Karena itu, pastikan memilih hipnoterapis yang cakap, andal, dan
berpengalaman, sebelum memutuskan untuk menyelesaikan masalah dengan
hipnoterapi. Ini untuk menjamin hasil akhir dari terapi benar-benar tuntas,
serta memberikan rasa aman dan nyaman. Semoga bermanfaat. (*)
Post a Comment