Setiap
kali ada musibah kebakaran, salah satu yang kemudian menjadi perhatian adalah isi
lemari baju. Bukankah salah satu yang dibutuhkan korban kebakaran adalah
pakaian. Tentunya, yang dimaksud di sini adalah pakaian layak pakai.
Saat
membuka isi lemari, silahkan perhatikan. Ada berapa banyak pakaian yang selama
ini hanya tergantung atau terlipat rapi, namun sejatinya tak pernah lagi digunakan.
Silakan cek satu demi satu pakaian itu. Ingat kembali, kapan terakhir memakai
pakaian itu. Kalau kemudian terakhir mengenakan pakaian tersebut adalah enam
bulan lalu, bahkan setahun yang lalu, maka sudah sepatutnya pakaian ini dieliminasi.
Tanpa
disadari, pakaian baru selalu menambah beban lemari. Entah itu baju yang dibeli
karena tertarik diskon saat jalan-jalan ke mall, atau baju yang didapat dari
sponsor. Pendek kata, isi lemari terus bertambah, namun jarang sekali
berkurang.
Padahal
begitu disortir, ada banyak sekali pakaian yang sudah jarang tersentuh. Ketika pakaian
ini disumbangkan ke korban kebakaran atau mereka yang lebih membutuhkan, betapa
lebih bermanfaat, ketimbang hanya berteman kamper di lemari selama
bertahun-tahun.
Silakan
lihat langsung korban kebakaran yang sedang memilah dan memilih tumpukan baju
layak pakai hasil sumbangan para dermawan. Ketika mendapat pakaian yang
ukurannya pas, senyumnya begitu dalam dan membuktikan bahwa pakaian yang selama
ini ‘nganggur’ di lemari itu, bisa membuat bahagia orang lain.
Dalam
teknologi pikiran, isi lemari ini sama halnya dengan memori, emosi atau
perasaan yang tersimpan dan dipendam, namun tak pernah diungkapkan. Memori,
emosi atau perasaan yang tersimpan rapi dan tak pernah terselesaikan ini,
ibarat baju di lemari dan hanya menjadi beban pikiran bertahun-tahun. Jika lemari
sudah penuh sesah, maka sama halnya pikiran yang sudah terlalu banyak menumpuk
masalah. Bisa stres!
Itu
sebabnya, mari dipilah dan dipilih mana saja memori, emosi dan perasaan tidak
nyaman dan tidak pernah lagi digunakan. Ketimbang mengganggu dan bikin sesak
pikiran, mari lepaskan dari gantungan dan keluarkan dari pikiran. Maka, pikiran
akan terasa plong dan lebih nyaman. Seperti halnya lemari yang kemudian terlihat
rapi. Tidak lagi amburadul oleh tumpukan pakaian yang jarang dijamah.
Terus,
bagaimana caranya membuang memori, emosi dan perasaan tidak nyaman itu dari
pikiran? Mudah saja. Lakukanlah seperti halnya Anda sedang menyortir atau
mengeluarkan baju yang tidak terpakai dari lemari.
Silakan
Anda duduk dengan santai dan rileks, kemudian pejamkan mata. Selanjutnya atur
nafas yang panjang dan dalam. Tarik nafas dari hidung, keluarkan lewat mulut. Lakukan
ini secara perlahan. Ketika sudah merasa santai dan rileks, bayangkan dan
rasakan di depan Anda ada sebuah lemari. Lemari inilah yang menyimpan semua
memori dan emosi serta semua perasaan tidak nyaman yang Anda miliki selama ini.
Pilah satu demi satu. Jika sudah ketemu, keluarkan dan buang di sebuah wadah
khusus. Pilah lagi emosi, memori dan perasaan lainnya satu demi satu, hingga
tuntas.
Jika
lemari dirasa sudah nyaman dan hanya tersisa yang baik-baik saja, maka Anda
bisa musnahkan emosi, memori, dan perasaan tidak nyaman itu dengan cara Anda sendiri.
Mau dibuang, dibakar, atau dipendam dalam-dalam. Semua terserah Anda.
Jika
sudah, Anda rasakan diri menjadi lebih tenang, nyaman dan plong. Pikiran Anda
pun seperti halnya lemari yang baru dibeli. Banyak ruang tersisa untuk menampung
hal baik lainnya, demi masa depan Anda.
Demikianlah
kenyataannya. (*)
Post a Comment