Bisnis
dan utang, ternyata merupakan dua hal yang saling berkaitan. Faktanya, tak
sedikit mereka yang punya utang, tapi kemudian lupa atau pura-pura lupa
sehingga dianggap lenyap begitu saja. Pikiran sadar mungkin sudah melupakan
utang itu. Belum tentu dengan pikiran bawah sadar. Karena hardisk alias pikiran
bawah sadar diri Anda, menyimpan semua memori utang itu, dan bisa-bisa utang
yang belum terbayar ini menjadi virus yang menghambat sistem kemajuan Anda.
Seperti
klien saya, sebut saja namanya Anggrek. Wanita ini sudah sejak 11 tahun lalu
mencoba merintis berbagai bisnis. Terakhir, dia datang ke tempat praktik sedang
menekuni bisnis berjaringan. Kalkulasinya jelas. Berbagai usaha untuk
meningkatkan omzet juga sudah dilakukan. Berbagai seminar juga sudah khatam. Namun,
setiap kali bisnisnya mau berkembang, selalu saja datang masalah yang tiba-tiba
menggerus omzet bisnisnya.
Secara
fisik, dia tidak merasakan apa-apa. Dalam formulir, tidak ada sakit fisik yang
dirasakan. Semua emosi juga stabil. Karena itu, Anggrek merasa bingung dengan
kondisi dirinya sendiri yang selalu gagal dalam menekuni bisnis. Apalagi
sebagai single parent, dia harus berjuang maksimal demi menghidupi beberapa
buah hatinya.
Klien
bersedia saya bimbing untuk masuk ke kondisi relaksasi pikiran yang dalam dan
menyenangkan. Ini adalah salah satu cara yang efektif untuk melakukan
konfirmasi ke dalam diri klien. Jika di pikiran sadar tidak ditemukan jawaban,
maka pikiran bawah sadar biasanya menyimpan semua data dengan jelas dan nyata.
Setelah
berada di kedalaman pikiran bawah sadar yang presisi, saya pun mencoba
berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar klien yang mengurusi soal bisnis.
Ternyata, ada data penting yang muncul. Pikiran bawah sadar sengaja melakukan
sabotase terhadap bisnis klien setiap kali dalam posisi menanjak.
Ternyata,
ketika baru bercerai dengan suaminya, wanita ini sempat meminjam uang dengan
tetangganya untuk membeli beras di warung dekat rumah. Pinjaman ini sempat
dibayar, namun tidak utuh, melainkan masih kurang Rp 10 ribu. Si tetangga
memang sudah menyampaikan tidak masalah, ketika membayar dan masih kurang,
namun di sinilah pikiran bawah sadar klien mulai merasa tidak nyaman. Selain
pinjaman dengan tetangga ini, masih ada beberapa pinjaman lain yang terungkap
dengan jelas.
Pikiran
bawah sadar mengaku sudah lupa. Meski nilai pinjamannya tidak seberapa
dibanding omzet bisnis yang saat ini ia geluti, namun pikiran bawah sadar sudah
membuat proteksi. Rasa bersalah karena belum membayar pinjaman akhirnya tumbuh
di pikiran bawah sadarnya. Hal inilah yang menghambat kemajuan Anggrek.
Restrukturisasi
dan negosiasi pun dilakukan. Dalam kondisi trance, klien saya minta buka mata,
kemudian saya berikan kertas dan pensil untuk mencatat semua pinjaman yang
belum dibayar. Setelah semua dicatat, wanita ini saya bimbing kembali masuk ke
kondisi kedalaman pikiran. Klien berjanji membayar semua pinjaman, dan pikiran
bawah sadar pun bersedia menghentikan sabotase yang sempat dilakukan.
Proses
selesai, klien mengaku merasa lega dan plong. Saat klien dibawa naik dari
kedalaman pikiran bawah sadar, wanita ini tak menyangka dia masih punya
beberapa pinjaman yang belum selesai. Bahkan nilainya boleh dibilang tak
terlalu besar.
Dua
hari lalu, klien ini mengaku sudah melunasi semua pinjamannya sehari setelah
terapi. Setelah itu, semua bisnisnya lancar. Bahkan, posisinya di dalam bisnis
berjaringan, dalam waktu satu bulan langsung naik dua level.
Demikianlah
kenyataannya. (*)
Post a Comment