Pernahkah Anda bertemu pedagang yang menempelkan
lembaran uangnya ke barang dagangannya, saat pertama kali sang pedagang
mendapatkan pembeli? Saya juga pernah. Bahkan beberapa kali saya sengaja datang
ke pusat perbelanjaan pagi-pagi sekali, saat pertama kali si pedagang membuka
lapak dagangannya? Untuk apa? Apalagi kalau bukan berharap mendapatkan harga
terbaik, harga penglaris yang sudah barang tentu lebih murah ketimbang membeli
di siang hari.
Apakah pedagang menjual barangnya dengan harga rugi?
Tentu tidak. Kalau pun tidak untung, minimal dia tidak rugi, yakni sengaja
menjual barangnya dengan harga modal. Kalau pun tetap mengambil untung, dia
sengaja mengambil selisih sangat sedikit dibanding dalam kondisi normal.
Ya, transaksi pagi hari untuk mendapatkan harga
penglaris, sejatinya sama-sama mengawali hari dengan energi positif. Sang
pembeli, sengaja datang lebih pagi dengan harapan mendapatkan harga murah.
Sejak awal dia pergi ke membeli barang dengan niat mendapat harga terbaik. Ini
adalah energi positif, sekaligus menegaskan bahwa bangun lebih pagi akan
mendapat rezeki lebih baik pula. Bahkan, ketika pergi ke pasar subuh, terbukti
harganya memang jauh lebih murah ketimbang ketika membeli sudah lewat waktu
subuh.
Sebaliknya, sang pedagang juga sengaja memberikan harga
penglaris, dengan harapan bisa menarik rezeki lebih dahsyat. Pedagang berharap
lebih banyak pembeli yang mampir ke lapak dagangannya. Nah, harapan ini secara
tidak langsung sudah memancarkan energi positif dan membuat sang pedagang merasa
sangat feel good. Jelas si pedagang merasa sangat nyaman, sebab ketika toko
bahkan belum sempurna dibuka, sudah ada pembeli yang serius. Itu sebabnya,
pedagang biasanya tidak akan melepas sang pembeli sampai akad jual beli
benar-benar dilakukan. Jika gagal, maka otomatis akan berpengaruh pada perasaan
tidak nyaman, dan hasilnya seharian akan merasa negatif dan semakin kurang juga
hasilnya.
Tapi, jika pembeli menawarnya juga main-main, menawar
dengan harga tidak masuk akal, biasanya penjual segera melepas dan berharap si
penjual segera pergi. Kenapa? Jangan sampai kejadian itu membuat dirinya tidak
nyaman dan mood untuk berdagang menjadi terganggu.
Lalu, kenapa pedagang mengibaskan uangnya ke barang
dagangannya ketika barangnya laku untuk pertama kali? Ini sebenarnya bukan
mitos atau sesuatu yang berkaitan dengan hal gaib. Sejatinya, inilah upaya
untuk menarik impian dan harapan. Namun, supaya lebih diterima oleh semua
bagian diri, maka terjadilah gerakan mengibaskan atau sedikit memukulkan
lembaran rupiah pada dagangannya. Dengan gerakan itu, seolah memberikan
informasi ke pikiran bawah sadar, bahwa rezeki mudah datang dan akan terus
mengalir sehari penuh. Gerakan itu dilakukan agar semua bagian diri, baik
pikiran sadar maupun pikiran bawah sadar, benar-benar memancarkan gelombang
positif sehingga akan semakin menguatkan tarikan rezeki sesuai yang diharapkan.
Untuk itu, bagi yang berprofesi sebagai pedagang,
jagalah perasaan agar selalu nyaman. Mulailah aktivitas pagi hari saat membuka
lapak dengan perasaan gembira dan bahagia. Bayangkan dan rasakan pagi itu Sang
Maha Pemurah akan menggelontorkan rezeki dengan mudah dan berlimpah. Hindari
membuka lapak yang diawali dengan keluhan atau perasaan tidak nyaman. Buang
semua perasaan tidak nyaman itu, karena sejatinya rezeki hanya akan datang dan
bertahan lama pada mereka yang benar-benar menginginkan keberadaannya.
Bagaimana menurut Anda? (*)
Post a Comment