Salah satu
yang membuat seseorang terpuruk bahkan tak sanggup lagi bangkit adalah
persoalan utang-piutang. Belum lagi jika utang-piutang ini ada unsur riba-nya.
Rasanya seolah semakin sulit dan membuat pikiran menjadi semakin sempit. Sebab
dalam Alquran sudah jelas, begitu banyak hukuman yang akan diberikan kepada
siapa saja yang berurusan dengan riba.
Lantas,
kalau sudah terlanjur terjebak riba, bagaimana mengatasinya? Sudah banyak teori
mengemuka. Namun, yang muncul lebih banyak yang menyalahkan dan memberikan
gambaran hukuman berat yang akan diterima. Alih-alih bisa membebaskan diri dari
riba, yang muncul malah rasa takut dan mereka yang terlilit utang akan semakin
stress.
“Saya sudah
tahu dan sudah paham, hukuman bagi pelaku riba memang berat. Tapi kami butuh
solusi. Memangnya ada orang yang memberikan pinjaman tanpa bunga. Memangnya ada
yang bisa bantu,” begitu kira-kira keluhan mereka yang coba diberikan pemahaman
soal riba. Keluhan itu membuat teori apa yang diberikan tak akan bisa diterima
dengan nyaman.
Satu hal
yang pasti, ketika terjebak utang, lebih-lebih riba, sebagian besar hanya fokus
pada utang dan utang. Dalam buku Rahasia Magnet Rezeki yang ditulis Nasrullah,
orang yang terjebak masalah, termasuk utang, digambarkan seperti orang yang
sedang naik roller coaster. Merasa
semakin pusing dan tidak tahu bagaimana cara menghentikannya. Tak jarang ada
yang berpikir praktis, yakni bunuh diri untuk mengakhiri semuanya.
Lagi-lagi
ini soal mindset alias pola pikir.
Cara termudah untuk mengakhiri semuanya adalah dengan mengubah pola pikir.
Disebutkan dalam buku yang saya sampaikan di atas tadi, cobalah mengganti kata
utang itu dengan kata bermuatan energi positif. Misalnya, utang diganti dengan
kata ‘amanah’.
Anda punya
utang Rp 100 juta, diganti dengan pemahaman, mendapat amanah dari bank Rp 100
juta. Bagaimana rasanya? Pemahamannya pasti berbeda bukan? Bukankah muatan
energinya jauh lebih positif?
Lalu,
apakah dengan mengubah mindset utang menjadi
amanah, utangnya bisa langsung lunas? Ya tentu tidak bisa simsalabim. Semua perlu
proses. Namun dengan pikiran positif, semua jalan keluar akan hadir dengan
seketika dan melihat persoalan menjadi lebih tenang dan semakin mudah.
Bukankah
orang yang diberi amanah bukanlah orang sembarangan? Seseorang yang mendapat
amanah, jelas merupakan orang kepercayaan dan dianggap mampu menjalankan amanah
itu dengan baik. Maka, mari tanamkan pola pikir baru, bagaimana mampu
menjalankan amanah itu dengan baik.
Fokus saja
pada bagaimana menjalankan amanah tersebut. Tenangkan pikiran, fokus pada semua
hal yang positif. Dengan cara ini, maka perlahan-lahan amanah pasti bisa
dijalankan dengan baik.
“Ah teori!!!
Omong kosong..! Mana bisa selesai kalau seperti itu caranya?” Ada yang
meresponse seperti ini? Kalau ada, ini membuktikan bahwa amanah yang diberikan
tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan baik. Kenapa? Karena pikirannya
selalu negatif, dan enggan menerima dan mencoba mendalami pendapat orang lain.
“Iya ya? Pinjaman
memang amanah. Kalau begitu, mulai sekarang saya coba jalankan amanah itu
dengan baik. Tak lupa saya juga memohon pertolongan Allah. Sebab amanah salah
satunya juga datang dari Allah. Bismillah…”
Adakah yang
meresponse kira-kira seperti kalimat di atas? Kalau seperti itu tanggapannya,
maka yakinlah, dalam waktu dekat, amanah itu bisa diselesaikan dengan mudah.
Sebab, semua bagian tubuh dan pikiran akan merestui harapan itu. Hal itu pula
yang akan menjadikan tarikan magnet energi dari dalam diri semakin maksimal.
Demikianlah
kenyataannya. (*)
Post a Comment