HYPNO NEWS

Wednesday, April 25, 2018

Boleh Jadi, Ini Penyebab Jahrani Suka Makan Sendok



Nama Jahrani segera menghiasi media massa. Pemuda 26 tahun asal Loa Duri Ilir, Loa Janan – Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim ini bikin heboh karena perilakunya yang suka memakan benda-benda asing. Kali ini, sebuah sendok makan berhasil ditelannya. Terlihat jelas ketika dirontgen, ada gambar logam yang biasanya digunakan untuk membantu menyuap makanan.

Pertama kali saya tahu kasus ini ketika nama saya ditautkan dalam sebuah komentar di salah satu grup Facebook. Dalam tautan itu, salah satu pengguna media sosial menyarankan agar Jahrani menjalani sesi hipnoterapi. Nama saya pun direkomendasikan akun tersebut untuk membantu melakukan hipnoterapi. Tujuannya agar kebiasaan Jahrani memakan benda-benda aneh, yang lebih dikenal dengan istilah pica, bisa diatasi.

Saya pun membalas komentar itu, sekaligus siap memberikan layanan cuma-cuma jika yang bersangkutan bersedia dibantu ditangani menggunakan metode hipnoterapi.

Lalu kira-kira apa penyebab Jahrani suka makan benda aneh? Memang tidak mudah untuk mengetahui jawabannya. Jika yang bersangkutan bersedia menjalani proses hipnoterapi, akan diketahui penyebab awal Jahrani bisa sampai menelan sendok.

Masalah yang dihadapi setiap orang, tidak mungkin muncul secara tiba-tiba. Pasti ada pemicunya. Demikian pula yang terjadi pada Jahrani. Setiap masalah sejatinya seperti bola salju yang terus menggelinding dan terus membesar jika tidak segera ditangani. Guna menghentikan gulungan bola salju ini, cara paling efektif adalah dengan mencabut akar masalahnya. Melalui intervensi di pikiran bawah sadarnya, kebiasaan yang kurang pas ini menjadi lebih mudah diatasi.

Teknik hipnoterapi yang tepat akan membimbing Jahrani mencari penyebab awal. Sehingga bisa diketahui mengapa dia suka memakan benda asing atau benda-benda yang tidak lazim. Ini harus dilakukan pada kondisi pikiran bawah sadar yang dalam dan presisi. 

Kenapa harus dilakukan dalam pikiran bawah sadar? Sebab dalam kondisi sadar 100 persen, Jahrani bisa saja menyembunyikan informasi mengenai perilaku yang dilakukannya. Bahkan Jahrani bisa menyangkal atau tidak percaya bisa memakan semua benda tersebut. Paling lazim, Jahrani sudah lupa pada apa yang menjadi akar masalahnya itu. Ini yang menyebabkan intervensi pada kondisi sadar kurang membuahkan hasil.

Diperlukan teknik hipnosis yang tepat, agar klien seperti Jahrani berada di kedalaman profound somnambulism, sehingga bisa diketahui akar masalahnya dan dilakukan pencabutan.

Jika diminta mengatasi masalah kebiasaan makan yang menimpa Jahrani, yang harus segera saya cari adalah Initial Sensitizing Event (ISE). ISE adalah sebuah kejadian yang menjadi penyebab awal atau pemicu munculnya masalah yang terus membesar.

Umumnya, kejadian pada ISE tidak langsung memunculkan masalah yang mengganggu klien. Namun ISE ini akan terus menggelinding di pikiran bawah sadar sekaligus memperkuat trauma yang terjadi pada kejadian awal yang disebut sebagai Subsequent Sensitizing Event (SSE).

Biasanya, klien tidak mudah mengingat apa yang menjadi ISE atas kasus yang sedang dialaminya. Selain memang sudah lama, umumnya sudah tersimpan dengan rapi di pikiran bawah sadar. Namun jika ada pemicu yang kuat, ISE bisa langsung aktif muncul dan menimbulkan timbulnya masalah baru.

Boleh jadi, awalnya seseorang pada usia tertentu, umumnya ketika masih anak-anak, pernah memasukkan benda asing ke dalam mulutnya. Apalagi, di usia anak-anak, pica atau kebiasaan memakan benda aneh sangat rentan terjadi. Saat benda tidak lazim itu berada di mulutnya, bisa saja merasa tenang, nyaman, atau enak.

Maka, secara tidak sengaja, kebiasaan itu akan diulangi kembali. Jika rasa enak atau nyaman kembali dirasakan, maka hal itu akan semakin kuat dan pikiran bawah sadar seolah mendapat konfirmasi bahwa benda itu wajar dimasukkan ke dalam mulut, bahkan hingga ditelan.

Jika akar masalah atau penyebab awal bisa ditemukan dan dicabut, maka dengan sendirinya perilaku menyimpang ini akan menghilang. Itu sebabnya, proses terapi kadang memerlukan waktu hingga beberapa sesi untuk mencari akar masalahnya. Apalagi jika akar masalahnya sudah tersimpan cukup dalam dan sudah dilapisi dengan masalah lain yang bertumpuk-tumpuk. Sehingga proses terapi tak ubahnya seperti mengupas kulit bawang, harus dilepas satu demi satu.

Tentu saja apa yang saya tuliskan di atas hanya sebatas dugaan. Penyebab sesungguhnya atas masalah yang dialami Jahrani baru bisa diketahui jika dilakukan proses hipnoterapi oleh hipnoterapis klinis profesional.
Demikianlah kenyataannya. (*)

Endro S. Efendi
*) Hipnoterapis Klinis, Pengurus Pusat Asosiasi Hipnoterapis Klinis Indonesia (AHKI) 



Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Hipnoterapi Endro S. Efendi, CHt, CT, CPS.. Designed by OddThemes