Momen Lebaran Idulfitri di Indonesia, tidak
hanya milik umat Muslim. Nyatanya, seluruh penduduk di Tanah Air gegap gempita
menyambut momen tahunan ini sebagai ajang migrasi terbesar dalam waktu singkat.
Ditambah lagi cuti bersama cukup panjang yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.
Lengkaplah kebahagiaan yang dirasakan penduduk negeri. Seketika Jakarta menjadi
lengang, penduduknya pulang ke kampung halaman masing-masing.
Sebaliknya, kampung yang selama ini lebih banyak
dihuni mereka yang lanjut usia atau anak-anak, kini mendadak ramai. Tempat
rekreasi juga dipadati pengunjung, begitu pula dengan pusat perbelanjaan.
Pendek kata, semua bergembira menyambut Hari Kemenangan umat ini.
Lantas, hal istimewa apa lagi yang bisa
dilakukan di momen Lebaran ini? Haruskah Lebaran berlalu begitu saja seperti
tahun-tahun sebelumnya? Di hari yang Fitri ini, ingat ya, Fitri, bukan Desi
atau Nani, ada baiknya dijadikan momen untuk menetralisir emosi masa lalu yang
terpendam. Sebab terkadang, kejadian di masa lalu itu, disadari atau tidak, selama
ini kerap menjadi akar persoalan yang tiba-tiba muncul ke permukaan.
Pernahkah ketika mudik, tiba-tiba bertemu seseorang
yang sudah lama tak jumpa? Dan ketika bertemu dengan orang tersebut, tiba-tiba
ada perasaan tidak nyaman atau negatif. Jika itu terjadi, maka itu artinya, di
dalam diri selama ini sedang menyimpan bara emosi. Nah, begitu wajah orang tersebut
terlihat, bara itu seketika menyala dan membuat perasaan tidak nyaman. Dalam
situasi seperti itu, yang umum dilakukan adalah, ‘memakai topeng’. Pura-pura
ramah, seolah-olah semua baik-baik saja, tidak terjadi apa-apa. Padahal, di
dalam dada, terasa sesak, ada emosi yang terus membuncah dan ingin melompat ke
luar tubuh.
Lalu bagaimana mengatasinya? Inilah momen
untuk menetralisir dan membuang semua emosi atau perasaan tidak nyaman yang
selama ini sempat tersimpan. Jika ingin melepas emosinya, tentu sebaiknya tidak
di hadapan orangnya. Carilah tempat yang hening dan tenang, kemudian ingat
kembali orang tersebut.
Bayangkan dan rasakan orang itu ada di
hadapan Anda. Kemudian ucapkan dalam hati, “Ya
Allah, apa pun yang terjadi pada masa lalu sampai saat ini antara saya dengan
(sebut namanya), saya ikhlaskan dan lepaskan semua emosi dan perasaan tidak
nyaman yang saya rasakan ini. Biarkan semuanya hilang, sekarang dan sekaligus,
demi kebaikan dan kemajuan diri saya yang sangat berharga. Semoga Allah
meridhoi ikhtiar saya.”
Setelah itu, silakan tarik nafas panjang dan
dalam, tarik dari hidung, embuskan lewat mulut, secara perlahan, sebanyak tiga
kali. Kemudian cek perasaan di dalam diri. Jika masih ada yang tidak nyaman,
kembali ucapkan hal yang sama, kemudian usap perlahan bagian tubuh yang tidak
nyaman dengan telapak tangan kanan.
Jika sudah nyaman, selamat, Anda sudah
berhasil melakukannya. Rasakan, kini diri sendiri menjadi semakin nyaman dan
lega. Bahkan rasa bahagianya hampir sama seperti saat menerima Tunjangan Hari
Raya (THR).
Jadi, tunggu apa lagi? Begitu sudah sampai
kampung halaman, silakan cek sekeliling. Masih adakah perasaan tidak nyaman
yang tersimpan. Dengan kerabat, keluarga, teman, sahabat, atau bahkan dengan
orang tua atau orang terdekat. Lakukanlah semua dengan nyaman. Mudah-mudahan Lebaran
kali ini bisa merasakan kebahagiaan dan keberkahan yang semakin berlipat ganda.
Semoga.
Post a Comment