Dalam setiap kesempatan,
di mana pun berada, saya selalu berusaha untuk menjaga ‘terumbu karang’.
Beberapa teman memang sempat bertanya, apa itu ‘terumbu karang’? Bagi mereka
yang sudah belajar Rahasia Magnet Rezeki, tentu sudah paham apa yang saya maksudkan.
Tapi bagi yang belum, maka tentu agak membingungkan. Maka, melalui tulisan ini,
saya akan mencoba mengulas apa terumbu karang yang saya maksudkan.
Lantas, di manakah Allah
menitipkan rezekinya untuk manusia? Ternyata, rezeki kita ada pada senyum orang
lain. Pantaslah jika ada ungkapan, senyum adalah sedekah. Maka, ketika membuat
orang lain tersenyum, itulah rezeki kita. Saat Anda tersenyum pun, maka
sejatinya sedang memberikan rezeki untuk orang lain. Jadi, orang lain itu
ibarat terumbu karang bagi kita. Jaga keberadaan mereka agar selalu baik,
selalu indah, selalu tersenyum dan selalu nyaman. Hindari membuat orang lain
marah, jengkel, kecewa, dendam, sakit hati, dan sejenisnya. Sebab itulah yang
akan merusak ‘terumbu karang’ kita.
Sang Maha Pencipta
menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Semua serba berbeda. Pada
kenyataannya semua adalah satu, yakni sama-sama manusia. Semua juga sama-sama
terhubung satu sama lain. Bahkan, semua juga dari satu keturunan yang sama
yakni Nabi Adam.
Dengan demikian, bukankah
benar jika dikatakan semua orang sejatinya terhubung satu sama lain. Yang
membuatnya tidak terhubung adalah ego alias rasa ingin benar sendiri, atau rasa
ingin menang sendiri. Satu suku merasa lebih baik bahkan paling baik dibanding
suku lain. Si A merasa sangat baik bahkan sangat maha baik dibanding yang lain.
Maka inilah penyebab awal yang menjadikan kondisi hubungan antarsesama menjadi
kurang nyaman.
Semua orang adalah baik?
Apakah setuju dengan pernyataan ini? Boleh jadi ada yang kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Namun bagaimana kalau kalimat tersebut dilanjutkan. Semua
orang adalah baik, namun dengan level berbeda-beda. Ada yang levelnya maksimal
di angka 10, ada juga di angka nol. Jadi mulai sekarang, semua orang baik,
hanya kebetulan ada yang levelnya masih nol.
Anda pun bisa mengukur,
kebaikan Anda berada di level berapa? Sebab terkadang, level kebaikan bisa juga
naik turun. Maka tak ada salahnya menjaga agar kebaikan tetap di level maksimal
dan terbaik. Salah satunya menjaga agar level tetap baik adalah dengan menjaga
‘terumbu karang’ agar tetap baik.
Sejak memahami ini pula,
saya semakin gemar menggunakan angkutan umum. Misalnya ketika berpergian dari
Samarinda ke Berau, atau sebaliknya, sengaja memilih angkutan darat. Selama perjalanan
belasan jam itu, saya berkesempatan mengenal ‘saudara’ yang baru berjumpa. Bisa
saling tukar cerita. Bisa mengambil hikmah atas setiap kisah dan perjalanan
hidupnya. Yang paling utama, bisa menjaga ‘terumbu karang’ agar semakin banyak
menyediakan sumber rezeki.
Begitu pula saat beberapa
waktu lalu berkunjung ke Nganjuk, Jawa Timur. Dari Surabaya, saya sengaja
menggunakan angkutan bus umum. Padahal, kakak di Surabaya sudah menawarkan
untuk meminjamkan mobilnya. Di bus umum ini pula saya bisa nostalgia masa lalu,
sembari bisa berkenalan lagi dengan orang baru.
Saat dari Bandara APT
Pranoto Samarinda menuju dalam kota, saya juga menggunakan bus Damri. Setali
tiga uang ketika dari Bandara Cengkareng Jakarta ke dalam kota, juga naik bus
Damri. Dari Bandara Hasanuddin Maros ke dalam kota Makassar, juga menggunakan
bus Damri. Pendek kata, setiap kali naik angkutan umum, ada perasaan yang
nyaman dan gembira karena akan mengenal terumbu karang lainnya.
Hal ini juga menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan telepon seluler. Coba perhatikan, berapa banyak orang di angkutan umum yang lebih sibuk dengan benda kecil di tangannya. Kesempatan untuk merawat ‘terumbu karang’ tidak digunakan. Sangat cuek atau tidak peduli, padahal sumber rezeki itu jaraknya sangat dekat.
Jadi, pastikan semua ‘terumbu
karang’ kita dalam kondisi sangat sehat dan terawat. Baik itu ‘terumu karang’
di dalam rumah, di lingkungan perumahan atau tetangga, tempat kerja,
organisasi, sekolah atau di mana saja. Pokoknya, selalu sadari, orang lain
adalah ‘terumbu karang’ Anda, sumber rezeki Anda.
Bagaimana menurut sahabat?
(*)
Post a Comment