Selama ini, tak sedikit warga yang memusuhi profesi penagih
utang alias debt collector. Dengan
berbagai kisah yang muncul, profesi ini seolah menjadi profesi hitam atau
menakutkan. Lantas, benarkah demikian? Bagaimana kalau sekarang posisinya
dibalik, Anda yang menjadi penagih utang. Maukah mendapat label seperti itu?
Beberapa lembaga keuangan, baik perbankan, atau perusahaan
finansial seperti leasing hingga
koperasi yang berurusan dengan pinjam meminjam, utang piutang, tentu memiliki
bagian yang berurusan dengan penagihan ini. Lantas bagaimana jika Anda berada
di posisi ini?
Pembaca yang budiman, dalam dunia nyata, setiap manusia memang
memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Setiap orang seolah terpisah satu
sama lain. Padahal, dalam dunia energi, sejatinya semua satu, semua sama, dan semua
saling terhubung.
Maka, saat bekerja di lembaga keuangan, setiap individu
harus menyadari kondisi ini. Setiap ada hal yang tidak baik dilakukan satu
orang, maka sejatinya itu akan berpengaruh pada orang lain. Satu orang saja
melakukan ‘kecurangan’, maka lingkungan tersebut akan segera merasakan imbasnya
yang kurang baik. Termasuk, ketika satu nasabah saja tidak mampu menyelesaikan
amanahnya, pasti akan berpengaruh pada sistem secara menyeluruh.
Itu sebabnya, hal penting yang harus dilakukan pertama kali
oleh lembaga keuangan, apa pun bentuknya, harus menyatukan visi misi seluruh
elemen yang terlibat. Dari mulai karyawan tingkat terendah, sampai paling
tinggi harus menyadari bahwa dirinya terhubung secara energi, satu sama lain. Hambatan
sekecil apa pun yang terjadi pada tim ini, harus segera dibereskan. Membiarkan
hambatan kecil pada akhirnya akan membesar dan berpotensi berbuah bom waktu.
Sebagai contoh, tidak boleh ada satu pun karyawan yang
merasa sakit hati atau jengkel dengan atasannya. Pun sebaliknya, tak boleh ada
atasan yang merasa kurang nyaman dengan bawahannya, dengan alasan apa pun.
Kedengarannya tidak mudah, namun nyatanya itu bisa dilakukan ketika setiap
orang sudah mampu menetralisir diri masing-masing.
Setelah semua tim di lembaga keuangan itu sudah solid,
kompak, satu visi dan misi, maka berikutnya proses penyatuan dengan semua
nasabah. Caranya bagaimana? Caranya adalah dengan mengirimkan energi positif
dan nyaman kepada semua nasabah. Inilah customer
care service sesungguhnya.
Selama ini, layanan yang diberikan sudah ramah, namun tak
sedikit mereka yang melakukan keramahan semu, alias terpaksa. Kenapa terpaksa?
Karena masih ada hambatan dalam setiap diri pekerja lembaga keuangan ini. Boleh
jadi di rumah ada persoalan. Bisa juga di kantor dia dalam tekanan. Maka jangan
heran jika yang diberikan kepada nasabah adalah keramahan semu.
Mulai saat ini, sudah saatnya memberikan keramahan dari
hati. Keramahan dari dalam hati pasti akan menghasilkan kenyamanan yang luar
biasa. Energinya akan langsung memuncak ke plus 6 (enam). Dalam buku The Level
of Subconcius karangan David Hawkins dijelaskan, setiap emosi dan perasaan
berhubungan dengan energi. Ketika energi seseorang sangat positif, pasti bisa
mempengaruhi orang lain ke arah lebih positif.
Ini juga bergantung pada energi siapa yang lebih kencang
untuk saling tarik menarik. Jika semua tim lembaga keuangan sudah plus enam
karena melayani dengan hati, maka menghadapi nasabah yang energinya kurang
positif, tetap nyaman. Hasilnya, nasabah akan tetap memiliki energi baik untuk menuntaskan
amanahnya.
Nasabah yang mempunyai amanah dan tidak maksimal melunasi
amanahnya, sejatinya level energinya sedang sangat rendah. Ketika kemudian yang
melakukan penagihan juga energinya kurang baik, misalnya dengan marah, jadilah
hubungan energinya semakin kacau. Akibatnya, nasabah akan semakin membuat
benteng pertahanan untuk menghindar.
Selama ini, menagih amanah (pengganti kata utang) sama
seperti sedang mengejar kupu-kupu. Tentu sangat capek dan melelahkan. Bagaimana
kalau diubah konsepnya. Buatlah taman yang indah, agar kupu-kupu datang
sendiri. Biarkan nasabah sendiri yang datang menyelesaiman amanahnya.
Taman itu apa? Taman itu berupa pikiran yang selalu nyaman,
positif, dan selalu mendoakan orang lain. Maka, nasabah adalah taman yang harus
dijaga. Pun semua tim yang terlibat dalam lembaga keuangan juga harus dijaga. Yakinlah,
semua akan datang sendiri dengan nyaman.
Dengan cara itu, mulai saat ini datangi nasabah tetap dengan
hati yang nyaman, dengan energi sangat maksimal. Anggap mereka sebagai sumber
rezeki. Merekalah taman yang harus dijaga. Mereka harus dibuat tetap tersenyum.
Tapi tentu saja, yang paling utama, setiap individu di
lembaga keuangan harus menjaga tamannya masing-masing. Dalam hal ini keluarga
terdekat, dan tim yang terdekat. Sehingga bisa menjaga taman yang lebih besar
dan luas.
Sudah siapkah merawat taman Anda?
Post a Comment