HYPNO NEWS

Saturday, August 17, 2019

Yuk, Merdeka dari Masa Lalu



Setiap 17 Agustus adalah momen istimewa bagi bangsa Indonesia. Sebab pada tanggal itulah, 74 tahun lalu, bangsa ini menegaskan lepas dari segala bentuk penjajahan dan menginjak era kemerdekaan. Lantas apa makna kemerdekaan tersebut bagi diri sendiri?


Jika boleh berpendapat, momen inilah saat tepat untuk segera merdeka juga dari masa lalu. Kenapa? Karena masa lalu adalah salah satu bentuk penjajahan bagi diri sendiri yang sangat merusak pikiran, dan berpotensi menghambat kemajuan setiap individu.

Penyanyi Idul Daratista pun sudah mengingatkan. “Masa lalu… biarlah masa lalu…, jangan kau ungkit, jangan ingatkan aku…” Demikian lirik lagunya berjudul Masa Lalu.

Masa lalu adalah beban berat yang harus segera dilepas. Jika tidak, jangan heran jika perjalanan hidup seolah tersendat dan sulit meraih impian yang diharapkan.   

Setiap orang tentu memiliki masa lalu. Baik atau buruk, masa lalu telah memberikan banyak makna dalam kehidupan sekarang dan yang akan datang. Bagi sebagian orang, ada saja yang sulit melepas masa lalunya. Apalagi jika kejadian di masa lalu itu berisi emosi dengan intensitas yang sangat tinggi. Otomatis, masa lalu yang seperti ini hanya akan menjadi beban dan membuat seseorang sulit memikirkan masa depan.

Apakah tidak boleh mengingat masa lalu? Tentu saja bukan tidak boleh. Namun, jika terlalu sering melihat masa lalu, otomatis masa depan tidak kebagian energi sama sekali. Ini ibarat mengemudi mobil. Bayangkan jika saat mengemudi mobil, yang lebih banyak dilihat adalah spion, bukan kaca utama bagian depan. Tentu saja risiko mengalami kecelakaan, sangat tinggi.

Kaca utama di depan ibaratnya adalah masa depan. Sementara kaca spion baik di sebelah kiri maupun kanan serta tengah, adalah gambaran dari masa lalu.

Saat mengemudi, tentu sesekali perlu juga melihat kaca spion, untuk mengantisipasi ada atau tidaknya hambatan dari bagian belakang mobil.

Begitu pula saat merancang masa depan, sesekali juga diperlukan untuk melihat masa lalu, hanya sebagai pengalaman berharga dan sekadar untuk diambil hikmahnya. Sehingga jika di masa lalu pernah mengalami kegagalan atau kesalahan dalam melakukan sesuatu, maka di masa depan tidak akan terjadi lagi.

Fakta nyata, di ruang praktik hipnoterapi, saya cukup banyak menemukan masalah yang berhubungan dengan masa lalu. Begitu banyak klien menyimpan emosi yang sangat tinggi dengan masa lalunya. Dendam, sakit hati, trauma, kecewa, adalah emosi yang kerap menyertai masa lalu dari klien saat menjalani sesi hipnoterapi.

Disadari atau tidak, energi masa lalu yang terlampau besar hanya akan menguras energi kita setiap hari. Seseorang menjadi malas memikirkan masa depan, bahkan malas memikirkan diri sendiri. Hidup dengan masa lalu, sama halnya memikul beras satu karung di pundak. Bisa dibayangkan, beratnya hidup jika harus memikul beban yang cukup berat seperti itu.

Lantas, kalau beban itu bisa dibuang atau dilepaskan, kenapa harus terus dibawa? Tentu keputusan untuk melepas atau terus membawa beban itu, ada di tangan masing-masing. Karena faktanya, bagi sebagian orang, tak mudah untuk melepas masa lalu, walau sangat membebani.

“Enak saja disuruh melupakan. Sakit banget rasanya. Saya ngga rela, ngga ikhlas,” begitu kira-kira kata mereka yang enggan ‘move on’ dari masa lalu. Sementara Anda menyimpan masa lalu yang menyakitkan, boleh jadi orang yang menjadi menyakitkan itu tetap hidup tenang dan bahagia.

Sementara Anda tersiksa dengan masa lalu, orang ini bahkan belum tentu ingat dengan Anda, dan mungkin sudah melupakan kejadiannya. Lalu, siapa sebenarnya yang mengalami kerugian?

Jadi, pilihannya sudah jelas. Buang masa lalu Anda, dan mulailah menata masa depan.

Presiden Jokowi pun di momen spesial ini, baru saja menegaskan akan menjadikan ibu kota Jakarta sebagai masa lalu. Sebagai gantinya, Kalimantan akan dijadikan masa depan.  

Bagaimana menurut Anda?   

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Hipnoterapi Endro S. Efendi, CHt, CT, CPS.. Designed by OddThemes