Dalam
beberapa kesempatan memberikan bimbingan kelas melalui online yakni grup
whatsapp, tak sedikit peserta yang mengeluhkan tentang OTT. Apa itu OTT? Jelas
bukan operasi tangkap tangan seperti yang dilakukan Komisi Pemberantasan
Korupsi. Namun OTT di sini adalah Orang Tua Temperamental alias mudah marah
atau ngamuk.
Hingga detik
ini, tak sedikit orang tua yang mudah marah atau temperamen. Ini terjadi karena
pola asuh di masa lalu yang akhirnya terbawa sampai saat ini. Sehingga ketika
punya anak pun menjadi mudah emosi atau marah. Sebab yang selama ini tertanam
di pikiran bawah sadar adalah, solusi untuk menyelesaikan persoalan adalah
dengan kemarahan. Padahal, marah nyatanya menyelesaikan masalah dengan
menimbulkan masalah baru. Sehingga sangat bertolak belakang dengan slogan
Pegadaian yang mengatasi masalah tanpa masalah.
Marah adalah
mengatasi masalah dengan masalah. Masalah baru yang akan muncul adalah trauma berkepanjangan
dan dampaknya juga sangat rawan di masa akan datang. Ya seperti yang terjadi
pada para OTT yang akhirnya sulit mengendalikan emosinya, meski masalahnya
sangat sepele.
Lantas
bagaimana cara mengatasi OTT?
Pertama yang
harus dilakukan adalah, menyadari bahwa marah bukanlah solusi. Sadar adalah hal
penting. Selama sahabat masih menganggap marah adalah solusi menyelesaikan
masalah, maka selama itu pula amarah akan selalu menguasai hati dan pikiran.
Sementara dari hasil penelitian medis, 70 persen penyakit berasal dari hati dan
pikiran.
Kedua,
memutus mata rantai. Setelah [aham dan menyadari bahwa masalah bukanlah solusi,
yang perlu dilakukan berikutnya adalah segera memutus mata rantai kemarahan
itu. Jika tidak diputus, maka kelak anak dan keturunan selanjutnya juga akan
mudah marah, karena setiap saat selalu terpapar kemarahan dari kedua orang
tuanya. Bagaimana untuk memutusnya? Sahabat bisa mencari hipnoterapis klinis
terdekat untuk membantu menyelesaikan rasa marah itu.
Ketiga, yang
perlu dilakukan adalah segera meminta maaf, terutama pada orang terdekat yang
sering jadi korban pelampiasan amarah. Misalnya terhadap pasangan dan
anak-anak. Minta maafnya harus dengan tulus dan ikhlas, dari hati yang paling
dalam.
Saat minta
maaf hendaknya waktunya khusus dan berkualitas, bukan minta maaf sambil lalu
atau sekadar di bibir saja. Minta maaf haruslah dilakukan dengan sepenuh hati
dan menyadari kesalahan yang sudah terjadi selama ini, terutama sulitnya
mengontrol emosi.
Keempat,
setelah berhasil meminta maaf, berikutnya yang dilakukan adalah disiplin kata sekaligus
harus benar-benar menjaga hati dan pikiran agar selalu positif. Disiplin kata
hendaknya biasakan diri menggunakan kalimat dengan vibrasi positif ketimbang
yang kurang positif. Apalagi jika kaitannya dengan anak, akan lebih pas jika
selalu menggunakan kalimat yang baik.
Kelima,
maksimalkan waktu berkualitas. Salah satu penyebab orang tua mudah marah alias
OTT adalah karena kurangnya kualitas komunikasi antar sesama. Mereka yang mudah
emosi, jelas selama ini ada kendala komunikasi yang kurang baik. Maka sebisa
mungkin mulai sekarang tingkatkan waktu kebersamaan bersama orang terdekat.
Bisa dengan makan bareng atau sekadar jalan-jalan ke tempat santai. Namun syaratnya
saat menikmati waktu berkualitas itu, hendaknya setop penggunaan telepon
seluler. Dengan demikian, kebersamaan tidak terganggu dengan adanya telepon
cerdas.
Kenapa? Belakangan ini, berapa banyak keluarga yang secara fisik
bersama, namun secara hati berjauhan. Bisa dilihat keluarga yang sedang ke mal,
makan bersama, tapi masing-masing sibuk membuka teleponnya. Bahkan untuk
bertanya menu makan saat di meja makan, dilakukan melalui WA Grup keluarga, tanpa
interaksi fisik sama sekali. Lantas di mana letak kebersamaan dan waktu
berkualitasnya?
Maka ada
baiknya dibuat aturan, saat bersama keluarga, tidak boleh memegang handphone. Pengecualian
adalah jika kemudian ada panggilan masuk. Berarti itu penting, dan semua bisa
memakluminya. Tapi kalau kemudian masing-masing sibuk chatting atau main game,
itulah yang menjadi persoalan.
Waktu
berkualitas adalah momen mengisi kasih sayang, sehingga semua persoalan dalam
keluarga juga bisa dibicarakan dengan baik tanpa ada dendam dan ganjalan. Jika
sering bertemu dengan kualitas maksimal, maka orang tua tidak akan menjadi OTT
tapi justru menjadi OTR. OTR yang dimaksud tentu bukan on the road, tapi orang
tua ramah (OTR) yang sangat diidamkan keluarga.
Bagaimana
menurut sahabat?
Post a Comment