HYPNO NEWS

Saturday, May 21, 2022

Sudah 2022 Tapi Masih Jomblo?

Setelah proses terapi hingga 3 jam, akhirnya akar masalah dari klien ini berhasil ditemukan.


Tahun terus bertambah, waktu terus berputar. Bagi yang masih jomblo, tentu saja ini menjadi persoalan tersendiri. Apalagi saat Lebaran tadi. Pertanyaan yang berulang-ulang dan tak pernah bosan ditanyakan kerabat dan teman adalah, “sudah nikah? Kapan nikahnya?”

Tentu saja itu adalah pertanyaan yang sangat menjengkelkan bagi para jomblowan dan jomblowati. Di antara yang merasakan kejengkelan itu adalah Wulan. Tentu saja ini bukan nama asli dari wanita berusia 32 tahun yang tiba-tiba mengontak saya melalui whatsapp.

“Maaf pak, masih buka praktik hipnoterapi?” tanyanya mengawali perbincangan. Wajar pertanyaan itu muncul. Maklum, selama pandemi Covid 19 lalu, praktis saya jarang melayani klien, karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Demi keamanan bersama, maka proses konsultasi atau konseling hanya dilakukan secara daring. Namun, sejak vaksinasi gencar dilakukan, secara perlahan, saya pun menerima klien dengan catatan sudah menjalani vaksinasi, minimal dosis pertama.

Akhirnya sesuai waktu yang disepakati, Wulan tiba di tempat praktik. Wanita yang bekerja di salah satu perusahaan swasta cukup bonafide ini nyatanya memiliki paras cantik. Boleh jadi, sebutan cantik ini memang relatif. Namun, terlihat dari kulitnya kuning langsat. Wajahnya glowing, dengan rambut hitam dibiarkan tergerai sebahu. Dari sisi pakaian juga cukup modus. Wajar jika ada yang tidak percaya jika wanita karier ini masih jomblo.

Di ruang praktik, terlebih dahulu saya berikan penjelasan tentang hipnoterapi klinis yang akan dilakukan. Ini fase penting awal, agar klien paham apa saja yang akan terjadi selama proses terapi berlangsung. Klien tidak boleh mengalami proses yang di luar ketentuan atau melanggar kode etik.

Tahap berikutnya, saya memeriksa formulir terapi yang sudah diisi. Sehari sebelumnya, klien diberikan formulir terapi untuk diisi. Sengaja diberikan lebih dahulu, untuk menghemat waktu. Selain itu, agar klien juga bisa mengisi lebih tenang dan nyaman di kediamannya. Melalui formulir yang sudah diisi, terlihat ada beberapa emosi yang cukup intens. Selain itu, juga bisa diketahui ada hubungan yang kurang baik dengan kedua orang tuanya.

Klien kemudian dibimbing untuk masuk di kedalaman pikiran yang sangat dalam dan menyenangkan. Di level kedalaman pikiran bawah sadar yang presisi inilah, proses pencarian akar masalah dilakukan. Ternyata, ada beberapa kejadian yang menimbulkan trauma yang sangat dalam. Puncaknya adalah, ketika klien yang masih berusia 7 tahun, melihat ayahnya memukul ibunya. Tamparan keras sang ayah pada ibunya itulah yang kemudian masuk dalam pikiran bawah sadar klien. Memori itu yang kemudian menjadikan klien takut menghadapi sebuah pernikahan.

Akibat kejadian di usia 7 tahun itulah, pikiran bawah sadar klien membuat program baru. Programnya adalah “jangan memiliki suami” karena itu sangat membahayakan. Pikiran bawah sadar itu sengaja membuat program khusus agar klien tidak mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Tentu saja, program ini niatnya baik, tapi kurang tepat. Sebagai manusia normal, tentu Wulan tetap harus menikah.     

Program itulah yang menyebabkan Wulan selalu menjaga jarak, setiap kali ada pria yang mulai menunjukkan keseriusan dalam menjalin hubungan. Akibatnya, meski beberapa kali dekat dengan pria, ujung-ujungnya kandas di tengah jalan.

Dengan teknik tertentu, berbagai program yang sudah terlanjur tertanam itu dibuang satu demi satu. Sebagai gantinya, pikiran bawah sadar diberikan edukasi bahwa pernikahan bukan sesuatu yang membahayakan. Faktanya, ada begitu banyak pasangan yang menikah dan mereka baik-baik saja.

Setelah proses terapi yang memakan waktu lebih dari 3 jam, Wulan akhirnya dikembalikan dalam kondisi semula, dengan kesadaran penuh. Begitu buka mata, senyum semringahnya langsung terkembang di bibirnya.

“Kok bisa ya pak? Saya saja ngga ingat dengan kejadian itu?” tanyanya. Itulah cara kerja pikiran bawah sadar. Memori kita bisa bekerja sedemikian kuat untuk menyimpan setiap kejadian sehingga akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.

Semoga Wulan semakin nyaman, dan bisa menjalin hubungan dengan lawan jenis dengan baik. Berikutnya, tentu saya tinggal menunggu undangan pernikahan dari Wulan.

Bagaimana menurut sahabat?

 

   

 

Share this:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Hipnoterapi Endro S. Efendi, CHt, CT, CPS.. Designed by OddThemes