Solusi atau Tempat Sampah?

Anda pernah menjadi tempat sampah? Ya, yang saya maksud di sini adalah ketika Anda menjadi tempat curhat baik oleh rekan, sahabat bahkan saudara sendiri. Sejatinya, saat bersedia menerima curhat orang lain, maka kita sudah menjadikan diri sebagai tempat sampah.

Lantas, apa tidak boleh menjadi tempat curhat? Jelas boleh, yang harus dihindari adalah jika Anda menerima curhat, akan tetapi tidak memberikan arahan atau solusi. Bagaimana jika orang yang curhat ini tidak menjalankan solusi yang diberikan, dan lebih memilih curhat untuk masalah yang sama berkali-kali? Segera tinggalkan. Sebab alih-alih ingin membantu orang lain, justru energi Anda akan terkuras habis.

Mungkin Anda pernah mengalami, merasa kepikiran atau tidak nyaman setelah menerima curhatan. Sementara yang curhat, merasa lega dan pulang ke rumahnya dengan hati gembira. Ya itulah gambaran orang yang curhat seolah berhasil membuang sampah. Sementara Anda adalah tempat sampah yang mau menampung semua masalahnya.

Sahabat semua, jangan biarkan energi baik yang kita miliki terus menerus terkuras. Karena itu, sebelum mendengar curhatan orang lain, pastikan dulu apakah dia butuh solusi atau hanya butuh didengarkan? Kalau butuh solusi, harus ada "kontrak" yaitu harus menjalankan solusi tersebut. Kalau hanya butuh didengarkan, ya siapkan diri Anda hanya untuk mendengar, tanpa perlu memikirkan lebih dalam. Kasarnya, dengarkan sambil lalu saja.

Ketimbang energi positif yang Anda miliki habis sia- sia, bukankah lebih baik energi itu dipakai untuk merancang masa depan Anda. Anda boleh mengajak rekan yang curhat ini, agar mengalihkan energinya untuk masa depan, ketimbang selalu curhat untuk masa lalu yang terus menggerogoti cadangan energi diri sendiri. Bagaimana menurut Anda?

Friday, October 23, 2015