“Mas, anak saya kok sulit sekali diatur? Bagaimana caranya
supaya dia mudah menurut dan bisa lebih disiplin?” Begitu pertanyaan yang
terlontar dari salah satu sahabat, baru-baru ini. Seperti biasa, saya tidak
akan menelisik kondisi si anak. Hal utama yang selalu saya lakukan adalah, mencari
tahu bagaimana pola asuh yang diterapkan kedua orang tuanya kepada anaknya.
Setelah mengetahui pola asuh, berikutnya adalah memastikan
apakah prinsip lima bahasa cinta sudah diterapkan pasangan ini untuk anaknya?
Sahabat, lima bahasa cinta adalah salah satu syarat mutlak yang harus dipahami
para orang tua. Sayangnya, lima bahasa cinta yang sangat mudah diterapkan ini,
mudah sekali pula diabaikan.
Apakah lima bahasa cinta itu? Sentuhan, pujian, pelayanan,
hadiah, dan waktu yang berkualitas. Kelimanya harus ditambah dengan tatapan
mata yang tulus kepada anak.
Dengan berbicara menggunakan bahasa cinta yang sesuai dengan
keinginan anak, maka sekaligus akan mengisi tangki emosional anak dengan cinta.
Jika anak merasa dicintai, maka anak akan lebih mudah didisiplinkan dan
dibiasakan melakukan sesuatu yang baik dan positif. Sebaliknya jika tangki
emosional kosong, anak akan sulit mendengarkan ajakan bahkan perintah orang
tua.
Sahabat, ketahuilah bahwa setiap anak memiliki tangki
emosional. Ini adalah tempat kekuatan emosional yang dapat memberinya bahan
bakar sewaktu melalui hari-hari penuh tantangan pada masa anak-anak hingga
remaja. Seperti halnya mobil yang perlu bahan bakar, maka tangki emosional anak
juga harus selalu penuh, sehingga ia dapat mencapai potensi dan impiannya.
Lalu apa isi dari tangki itu? Ya apalagi kalau bukan CINTA. Ya
cinta tanpa syarat sangat diperlukan untuk anak Anda. Anak memerlukan cinta
tanpa syarat, karena cinta sejati selalu tanpa pamrih. Cinta tanpa syarat
adalah cinta yang utuh, yang menerima serta menegaskan seorang anak tentang
siapa dirinya, bukan karena sesuatu yang telah dilakukannya. Apa pun yang
dilakukan anak, orang tua sepatutnya tetap mencintai anak.
Sebab faktanya, para orang tua kerap kali memperlihatkan
cinta bersyarat kepada anak. Cinta pada anak bergantung pada hal lain, bukan
karena diri anak itu sendiri. Cinta bersyarat yang didasarkan atas prestasi dan
seringkali dikaitkan dengan teknik pelatihan seperti menawarkan hadiah, hukuman
serta berbagai hal istimewa apabila anak berperilaku atau berprestasi seperti
yang diinginkan orang tua.
\Pendek kata, yang utama isi dulu tangki ini dan pastikan
selalu penuh. Barulah Anda dengan mudah bisa melakukan pendisiplinan pada anak.
Sebab hanya cinta tanpa syarat yang membuat anak tidak memiliki perasaan benci,
tidak dicintai, bersalah, takut dan tidak aman. Hanya dengan cinta tanpa
syarat, maka Anda akan mampu memahami sedalam-dalamnya dan mengatasi perilaku
anak, baik perilaku baik maupun kurang baik. Bagaimana menurut sahabat?
Post a Comment