Sebelum mengikuti kelas 100 jam di Adi W. Gunawan Institute
of Mind Technology untuk mendalami Scientific EEG & Clinical
Hypnotherapist, saya sempat mendapat tawaran dari salah satu rekan untuk
belajar hipnoterapi padanya. Dia menawarkan cukup membayar Rp 5 juta dan saya
akan mendapatkan gelar nonakademik Certified Hypnotherapist (C.Ht.).
Jujur, sebelum rekan ini memberikan tawaran tersebut, saya
juga sudah banyak berselancar di dunia maya terkait hipnoterapi. Bahkan dari
hasil penelusuran itu, banyak lagi lembaga yang menawarkan paket belajar dengan
biaya yang lebih murah. Namun saya tak ingin main-main dalam hal menuntut ilmu.
Ketimbang cari yang murah namun ilmunya juga setengah-setengah, lebih baik cari
lembaga yang bonafide.
Entah kenapa, saya memang tertarik dengan dunia hipnoterapi
ini, setelah mengikuti workshop Quantum Life Transformation (QLT). Sebab sudah
terbukti, jika seseorang bisa mengubah mindset-nya, maka akan mengubah
segalanya.
Pilihan tempat belajar akhirnya jatuh pada Adi W. Gunawan Institute
of Mind Technology, yang tentunya biaya mengikuti pendidikan di lembaga ini
cukup lumayan. Dibanding tawaran sebelumnya, perbandingannya bukan lagi antara
langit dan bumi, tapi antara langit dan sumur. Jauh sekali kan perbedaannya? Ini
belum termasuk ongkos pulang-pergi ke Surabaya empat kali, plus biaya menginap
selama di Kota Pahlawan ini.
Rekan yang menawarkan biaya sebesar Rp 5 juta tadi itu pun
mempertanyakan, kenapa saya harus memilih yang mahal, padahal dengan biaya
murah juga bisa dapat gelar C.Ht. Sahabat, tentu tujuan utama saya belajar ini
bukanlah gelar C.Ht. Apalah artinya gelar jika kemampuannya tidak maksimal.
Saya pun memberikan penjelasan kepada rekan saya itu.
“Begini deh, Mas. Anggap saja kita sama-sama bergelar Sarjana Ekonomi. Tapi
saya lulusan Universitas Indonesia, sementara sampean lulusan kampus lokal
sini. Beda ngga?” tanya saya kemudian.
“Ya beda sih. Jelas beda,” ucapnya dan kemudian memahami apa yang saya
sampaikan.
Kini, setelah saya semakin memahami hipnoterapi, rekan saya
tadi pun mulai mencoba membandingkan ilmu yang dimilikinya, dengan apa yang
sudah saya pelajari. Ternyata, secara konsep memang berbeda. Rekan saya ini
mendalami hipnoterapi aliran pantai timur yang berbasis sugesti, sementara Adi
W. Gunawan Institute, mengambil mashab pantai barat, yakni melakukan
rekonstruksi dan restrukturisasi.
Saat itulah, rekan saya tadi dengan jujur menyampaikan,
“sebenarnya saya memang dari dulu pengen belajar di AWGI, tapi biayanya terlalu
mahal,” ucapnya. Tentu, ada harga ada kualitas. Biaya yang dikeluarkan jelas
akan sebanding dengan yang didapat dan dipelajari. Terbukti, ada klien yang
tidak berhasil diatasi oleh rekan saya ini, coba dialihkan ke saya. Saya sempat
menerima tiga klien, dan akhirnya ketiganya berhasil diatasi dengan tuntas.
Sahabat, apa yang saya tuliskan ini bukan bermaksud apa-apa.
Poinnya adalah, jika Anda ingin belajar apa pun, carilah lembaga yang
benar-benar bisa dipercaya dan berkualitas. Jangan hanya berpikir murah, tapi
kemudian harus bolak-balik belajar sehingga biayanya pun sebenarnya bisa jauh
lebih mahal.
Memang ada yang berkata, “kalau ada yang murah, kenapa harus
pilih yang mahal?” Akan tetapi, bukankah ada juga yang menyampaikan, “kalau ada
yang berkualitas, kenapa memilih yang biasa saja?”
Namun demikian, semua pilihan tetap di tangan Anda.
Bagaimana menurut Anda?
Saya mau tanya... apakah ilmu hipnoterapi bisa digunakan utk diri sndiri pak? :) Karna sy tertarik mendalami ilmu tsb utk membantu org lain & diri sendiri tntunya.m. Hrhehehehe
ReplyDelete