Sebenarnya,
artikel ini sudah pernah dimuat sebelumnya. Namun, saya lakukan sedikit
penyesuaian dengan kondisi terkini. Kenapa? Karena hingga kini tak sedikit
orang yang rela menjadi ‘tempat sampah’ alias menampung curhatan orang lain.
Sebenarnya
tidak masalah menyediakan diri menjadi tempat sampah, sepanjang punya cara
tersendiri untuk membuangnya kembali. Artinya apa? Saat menyiapkan diri menjadi
tempat curhat, pastikan bahwa posisi Anda hanya sebagai TPS alias tempat penampungan
sementara. Sehingga, ketika memori pikiran bawah sadar yang menampung ‘sampah
curhat’ tadi sudah penuh, Anda langsung membuangnya kembali ke TPA alias tempat
pembuangan akhir.
Itu
artinya, saat sudah menyiapkan diri menjadi tempat sampah, Anda sudah mempunyai
metode atau cara tersendiri untuk membersihkan kembali tempat sampah itu. Jika tidak,
akan sangat berbahaya bagi diri sendiri.
Yang
lebih membahayakan adalah, ketika bersedia menjadi tempat curhat untuk masalah
yang sama, berkali-kali. Ingat, salah satu sifat pikiran bawah sadar adalah mudah
ditembus dengan repetisi ide alias informasi yang berulang-ulang. Jika ada
informasi yang sama masuk secara terus menerus ke pikiran bawah sadar, maka hal
itu akan menjadi perintah baru yang otomatis akan dijalankan oleh pikiran bawah
sadar.
Pikiran
bawah sadar juga mudah ditembus ketika seseorang sedang dalam emosi yang
bermuatan tinggi. Coba diingat, umumnya ketika orang curhat, apalagi curhat
soal masalah, apa pun itu, maka akan membuat suasana hati menjadi sedih. Baik yang
curhat maupun penampung curhat, dua-duanya hanyut dalam kesedihan. Saat emosi
sedih muncul, maka gerbang pikiran bawah sadar terbuka lebar. Artinya, Anda
dengan sengaja memasukkan program baru berupa kesedihan terhadap pikiran bawah
sadar Anda.
Saat
bersedia menjadi tempat sampah, apakah Anda sudah bisa menjamin bisa kuat dan
tidak ikut larut dalam kesedihan itu? Apakah Anda sudah punya cara tersendiri
untuk membuang ‘sampahnya’ nanti.
Informasi
yang berulang-ulang masuk ke pikiran bawah sadar, jelas akan menjadi program
yang secara tidak langsung akan diserap dan dijalankan secara otomatis. Coba Anda
perhatikan, artis yang suka menyanyikan lagu patah hati, bagaimana akhir
perjalanan pernikahannya? Sepintas itu hanya nyanyian. Namun saat lagu dengan
lirik negatif itu dinyanyikan dengan segenap perasaan, maka pikiran bawah sadar
akan terbuka lebar. Ketika lagu tersebut dinyanyikan berkali-kali dan berulang-ulang
(bukan ‘berulang kali’ seperti lagunya Betharia Sonata), maka pikiran bawah
sadar akhirnya mengkonfirmasi, bahwa informasi itu harus dijalankan dan
dijadikan kenyataan. Ada baiknya, mulai dari sekarang lebih sering mendengar
lagu yang liriknya riang dan positif, ketimbang yang sedih dan berkonotasi
negatif.
Pikiran
bawah sadar memang sangat dahsyat dan tidak mengenal benar atau salah.
Informasi apa pun yang masuk, akan diproses dan dijalankan dengan tepat sesuai
pemahaman pikiran itu sendiri. Sementara 95 sampai 99 persen pikiran bawah
sadar memegang kendali manusia.
Karena
itu, untuk mencapai keberhasilan, lebih baik bergaul dan berteman dengan mereka
yang selalu antusias dan selalu positif memandang masa depan. Kalau pun masih
ada teman yang ingin curhat soal yang negatif, pastikan untuk bisa memberikan
solusi. Jika tidak, sebaiknya hentikan sekarang juga, demi kebaikan dan
kemajuan hidup Anda sendiri.
Sebab,
curhat yang tanpa solusi hanya akan menguras diri Anda sendiri. Energi yang
sedianya bisa dipakai untuk merancang dan mencapai impian di masa depan, hanya
akan terkuras sia-sia untuk menerima curhatan yang menggerogoti energi diri
sendiri.
Lain
halnya saya sebagai terapis, sudah punya teknik tersendiri. Sehingga setiap
kali menerima klien datang dengan berbagai masalah, sudah ada teknik untuk
melepaskan semua masalah itu. Selain itu, klien memang datang untuk mengatasi
masalahnya, bukan untuk sekadar curhat yang tidak ada solusi atau jalan
keluarnya.
Sudah
menjadi hal lumrah, saat sedih, sibuk mencari tempat untuk membuang
kesedihannya. Giliran senang, maka dia nikmati sendiri, tidak mau berbagi dengan
orang lain. Itu pula yang saya alami sebagai terapis. Saat klien datang dengan
masalah, curhat berjam-jam. Namun saat sudah berhasil mengatasi masalah, hanya
satu atau dua klien yang mengabarkan keberhasilan yang dia rasakan. Selebihnya,
sudah lupa kalau dia sudah pernah mendapat masalah berat bahkan sudah putus
asa.
Beruntung,
saya masih ada beberapa grup yang isinya hanya membahas soal keberhasilan dan
kebahagiaan. Sehingga saya tetap mendapatkan energi keberhasilan dari grup ini.
Grup Quantum Life Transformation benar-benar ikut memberikan informasi yang
tepat ke pikiran bawah sadar. Saat ada orang yang berhasil mencapai impian atau
sesuatu, maka saya termasuk anggota grup lainnya akan merasa ikut bahagia dan
senang. Nah saat bahagia itulah, emosi akan tinggi dan pikiran bawah sadar
sangat terbuka lebar. Dengan memasukkan informasi keberhasilan, maka pikiran
bawah sadar juga meresponse hal positif tersebut.
Bagaimana
menurut Anda?
Post a Comment