Hingga saat ini, tak sedikit sahabat atau
kerabat yang masih meragukan efektivitas hipnoterapi dalam membantu mengatasi psikosomatis
serta berbagai masalah yang berhubungan dengan emosi.
Sebagai hipnoterapis, tentu saya bisa
memaklumi dengan keraguan yang disampaikan masyarakat. Wajar saja mereka ragu,
karena memang belum pernah menjalani sesi hipnoterapi. Ditambah lagi, keraguan
itu muncul akibat tayangan di televisi yang mengumbar rahasia orang lain saat
dihipnotis. Padahal semua tentu tahu, acara di televisi sebagian besar sudah
dalam setting tertentu, dan memang diperuntukkan untuk hiburan semata.
Lantas, bagaimana hipnoterapi bisa
bekerja mengatasi masalah klien? Sahabat, tak semua penyakit fisik memang
berasal dari gangguan fisik. Faktanya, tak sedikit penyakit yang timbul akibat
emosi atau pikiran atau yang disebut sebagai psikosomatis.
Belum lama ini, salah seorang dokter umum
di Samarinda menghubungi saya. Beliau berharap bisa membantu pasiennya yang
mengalami psikosomatis.
“Saya yakin pasien saya itu
psikosomatis. Dia mengeluh sakit. Tapi setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan
lengkap, nyatanya tidak ada yang aneh dalam pasien ini,” sebut dokter tersebut.
Atas dasar hasil pemeriksaan kesehatan
itulah, dokter ini mengambil kesimpulan bahwa pasiennya memiliki akar masalah
yang berhubungan dengan psikis.
“Saya yakin ini bisa diatasi dengan
hipnoterapi. Pasien saya menolak direfer ke dokter jiwa atau psikiater. Dia
ngga mau dianggap gila, dia hanya mengeluh sakit, bukan gila,” beber dokter ini
kemudian.
Alasan lain yang membuat dokter ini
tidak langsung merefer ke spesialis kejiwaan adalah, khawatir pasiennya hanya akan
ketergantungan obat penenang.
Ternyata benar. Salah satu pasien
dokter ini yang menjalani sesi hipnoterapi, berhasil ditemukan akar masalahnya.
Penyebab utamanya adalah ada emosi atau perasaan tidak nyaman terhadap ibunya
sendiri.
“Terima kasih atas bantuannya. Saya
sudah lama meyakinkan pasien ini bahwa dia ada gangguan emosi. Tapi selama ini
beliau tidak pernah percaya. Saya kasihan setiap kali pasien ini datang ke
praktik saya dan minta diobati. Akhirnya saya sebenarnya hanya memberikan
suntikan vitamin saja,” beber dokter ini setelah tahu pasiennya sudah sembuh.
Lalu, kenapa pasien ini bisa sembuh? Saat
emosi negatif tuntas dan berganti dengan perasaan bahagia, maka saat itulah
hormon endorfin disuntikkan dari otak ke seluruh tubuh. Hormon inilah yang
berperan untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang mengalami kerusakan atau gangguan.
Ini pula yang menjadi jawaban, mereka yang suka tertawa atau bahagia, katanya
usianya lebih panjang.
Sebaliknya, saat menyimpan dendam,
marah, sakit hati, kecewa, atau berbagai perasaan tidak nyaman lainnya, maka
yang muncul adalah hormon stres. Hormon ini justru akan merusak sel-sel tubuh,
dan akibatnya bisa ditebak, penyakit akan mudah datang. Gangguan kesehatan pun
bisa sering mampir ke dalam tubuh Anda.
Itu sebabnya, cukup tuntaskan emosi
negatif Anda. Selanjutnya biarkan tubuh memperbaiki dirinya sendiri.
Bagaimana menurut Anda?
Post a Comment