Mendapat
amanah atau titipan berupa anak dari Yang Maha Kuasa, adalah sesuatu yang tidak
ternilai harganya. Bukankah tidak sedikit pasangan yang sudah bertahun-tahun
menikah belum juga punya momongan. Ada lagi yang harus keluar uang puluhan
bahkan ratusan juta rupiah, untuk bisa mendapatkan momongan, melalui berbagai
metode.
Nah,
bagi Anda yang sudah punya buah hati, sudah sepatutnya bersyukur, melebihi mereka
yang terus berusaha mendapatkan momongan.
Lantas,
bagaimana cara bersyukur yang baik? Ya cara bersyukur yang baik adalah mendidik
anak tersebut dengan baik dan maksimal. Namun faktanya, mendidik anak dewasa
ini susah-susah gampang, atau gampang-gampang susah.
Dibilang
gampang, karena sudah tersedia begitu banyak teori dan tips yang tepat dalam
mendidik anak. Dibilang susah, karena nyatanya dalam aplikasinya, tidak semudah
membalik telapak tangan.
Saya
kerap kedatangan pasangan orang tua yang membawa serta buah hatinya. Dari mulai
kasus psikosomatis, hingga masalah perilaku di rumah atau di sekolah, yang
dialami anak.
Seperti
biasa pula, saya tentu tidak langsung melakukan terapi pada anak, melainkan
melakukan observasi pola asuh, serta memberikan edukasi yang tepat dalam
mendidik anak. Teori menyebutkan, tidak ada anak yang bermasalah, yang ada
hanya orang tua yang bermasalah. Teori itu faktanya sebagian besar memang
tepat.
Salah
satu yang kerap menjadi masalah adalah hobi? Kok bisa? Tunggu sebentar, jangan
langsung emosi mendengar kata ini. Simak dulu penjelasannya.
Hobi
yang kerap jadi masalah adalah hobi dari sang orang tua, yang kemudian
melupakan kehadiran sang anak. Coba perhatikan, dari Senin sampai Jumat, atau
bahkan sebagian sampai Sabtu, orang tua akan sibuk bekerja. Sementara umumnya,
hobi dilakukan saat hari libur. Mestinya, justru momen libur inilah digunakan
untuk mengisi baterai cinta keluarga, istri dan anak.
Seandainya
hobi yang dilakukan juga disukai seluruh anggota keluarga, sehingga semuanya
terlibat, tentu tidak masalah. Ini justru akan berdampak sangat positif dan
menambah keharmonisan serta kebersamaan dalam keluarga.
Tapi
umumnya, orang tua, dalam hal ini para ayah, seringkali melakukan hobi untuk
kesenangan diri sendiri. Sementara waktu untuk mengisi baterai cinta anak,
terlupakan. Tidak jadi soal jika anak sudah berusia remaja atau dewasa, tidak
terlalu memerlukan pengisian baterai cinta dari ayahnya. Yang jadi masalah jika
anak masih berusia balita, hingga sebelum remaja. Usia seperti ini masih
memerlukan asupan kasih sayang dari ayah dan ibunya secara maksimal.
Beberapa
waktu lalu, pernah ada anak usia kelas 5 SD, yang selalu sakit kepala setiap
kali masuk sekolah di hari Senin. Dari observasi pola asuh, ayah dan ibunya
sibuk dengan agendanya masing-masing, setiap Sabtu dan Minggu. Sang ibu,
bergabung dengan salah satu komunitas sosial. Sementara sang ayah, bergabung
dalam salah satu komunitas hobi tertentu. Saya sengaja tidak mencantumkan jenis
hobinya, karena khawatir akan memantik siapa saja yang memiliki hobi sama.
Si
anak, akhirnya lebih banyak berada di tangan pengasuh, termasuk dengan kakek
dan neneknya. Dari pola asuh ini, jelas menunjukkan si anak memang mengalami
psikosomatis. Ada emosi yang melatarbelakangi rasa sakit di kepala setiap Senin
itu.
Terbukti,
dari hasil hipnoanalisis terhadap anak ini, anak merasa tidak disayangi dan
diabaikan. Rasa sakit kepala pertama kali muncul ketika anak mendapat pekerjaan
rumah membuat prakarya, dan berharap minta bantuan ayahnya, namun kemudian
diabaikan. Ayahnya lupa karena Minggu pagi sebelum dia bangun, ayahnya sudah
pergi terlebih dahulu menjalani hobinya. Itulah yang ternyata menjadi pemicu
sakit kepala tersebut.
Dari
hasil restrukturisasi, akhirnya rasa sakit kepala ini bisa hilang, dan emosi
yang ada berhasil dituntaskan.
Tentu,
hasil terapi ini tidak akan permanen, jika kedua orang tuanya tidak melakukan perubahan
sikap atau perilaku. Pilihannya jelas, pilih hobi atau anak? (*)
#HipnoterapiKlinis
#Hipnoterapis #Hipnoterapi #Transformasi #LetsLearn #AWGI #AHKI #SeriSuksesTerapi #SayaAWGI #MindTechnology #TeknologiPikiran #HidupYangLebihBaik #Sehat #Bahagia
Post a Comment