Sensualisasi
keberhasilan harus kerap dilakukan dengan membayangkan sekaligus merasakan
hasil akhir terhadap segala sesuatu yang sedang diimpikan.
Pernahkan
Anda tiba-tiba memikirkan ingin menghubungi seseorang, dan tiba-tiba justru
orang itu yang menelpon lebih dulu. Itu salah satu contoh sensualisasi keberhasilan
yang benar-benar terwujud.
Para
orang tua zaman dulu, saat mengantarkan anaknya pergi merantau untuk menuntut
ilmu, baik naik kapal laut atau naik pesawat terbang, pasti meminta untuk
membayangkan sudah sampai di tempat tujuan. Secara tidak langsung orang tua
zaman dulu pun sudah tahu apa yang namanya sensualisasi keberhasilan.
Dengan
cara itu, seolah-olah mengirimkan pesan dan energi kepada Sang Pencipta melalui
alam semesta ini, untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Soal waktunya, cepat
atau lambat, tentu bergantung pada seberapa tingkat kesulitan impian itu
sendiri, serta bergantung pada energi yang dimiliki. Anda yang tidak memiliki
dendam, trauma, sakit hati, dan emosi negatif lainnya, energinya akan jauh lebih
kuat. Sehingga akan memudahkan keberhasilan menarik impian yang lebih maksimal.
Sehingga impian yang menurut logika alam sadar dianggap sulit, nyatanya ada
juga yang cepat tercapai, begitu pula sebaliknya.
Sensualisasi
keberhasilan ini harus sering-sering dilakukan untuk memasukkan memori pada
alam bawah sadar atas apa yang ingin diwujudkan. Dalam contoh sederhana,
misalnya dalam perjalanan menuju kantor, maka bayangkan umumnya sudah berada di
kantor dan bekerja dengan baik. Dengan begitu, berarti selama perjalanan akan
lancar dan tidak ada hambatan. Begitu juga saat hendak liburan menuju tempat
tertentu, bayangkan sudah berada di tempat itu sambil bersantai dan menikmati
semua fasilitas yang ada.
Membayangkan
sudah berada di sebuah tempat yang dituju, juga membuat hati dan perasaan
menjadi lebih nyaman. Dengan begitu yang terpancar adalah energi yang positif,
sehingga akan menarik pula hasil yang positif.
Soal
sensualisasi keberhasilan, saya pernah mengalami hal luar biasa. Saat habis
mengikuti workshop Quantum Life Transformation (QLT) di Tretes - Pasuruan, saya
bersama teman saya sempat jalan-jalan ke kota wisata Batu - Malang.
Saat
berwisata di kota itu, saya sempat membayangkan membawa keluarga liburan ke
kota ini. Sensualisasi keberhasilan itu bahkan semakin kuat ketika saya kembali
ke rumah. Setiap kali melakukan relaksasi, saya membayangkan bisa berlibur ke
Batu - Malang bersama seluruh keluarga. Ajaib, meski awalnya terasa tidak
mungkin, apalagi air mata bisa menetes ketika melihat saldo tabungan, hanya
berselang 10 hari kemudian, saya benar-benar bisa membawa ketiga anak dan istri
saya berlibur ke Malang.
Itu
terjadi setelah salah seorang teman dekat saya memberikan tiket pesawat gratis,
pulang-pergi, sehingga saya benar-benar bisa ke Malang. Itulah luar biasanya
Allah, memberikan rezeki dengan jalan yang tidak disangka-sangka. Secara logika
memang tidak mungkin, tapi nyatanya tidak ada yang tidak mungkin bagi Sang Maha
Pemurah.
Demikianlah
kenyataannya. (*)
Post a Comment