Ramadan kembali datang. Satu hal yang perlu dilakukan
pertama kali adalah bersyukur. Bersyukur karena masih diberikan kesempatan
untuk bertemu dengan Ramadan tahun ini. Sebab, tidak ada garansi apakah Ramadan
berikutnya, bisa kembali bertemu atau tidak.
Setelah bersyukur, apa lagi yang harus dilakukan? Momen
Ramadan seperti ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan maintenance atau
pemeliharaan atas fisik dan pikiran Anda. Ibarat mobil yang perlu servis besar berkala
dalam masa tertentu, demikian pula dengan tubuh.
Saya masih ingat, momen Ramadan ini pula yang saya
jadikan momentum untuk membuang semua lemak tubuh saya. Ketika itu, kadar lemak
yang ada dalam tubuh saya, di atas ambang normal. Demikian pula berat badan,
kegemukan alias jauh dari kata ideal. Saat momen Ramadan, saya niatkan dan
izinkan tubuh saya untuk menormalkan semua fungsi tubuh agar kembali normal.
Ketika itu, bagian dalam diri saya menetapkan syarat khusus. Apa itu? Bagian
dalam diri saya menyampaikan, agar bisa ideal, saya hanya diizinkan makan berat
satu kali dalam sehari, selama Ramadan. Saya cek lagi, ternyata bagian diri
saya benar-benar nyaman dan bersedia mengikutinya.
Maka, selama Ramadan, saya hanya makan berat selepas tarawih.
Saat berbuka puasa dan sahur, hanya menyantap makanan kecil seperti kue atau
sayur dan buah yang kaya serat. Hasilnya memang sangat efektif. Saya tetap
berenergi, dan di akhir Ramadan, kadar lemak benar-benar normal termasuk berat
badan mengalami penurunan cukup signifikan. Selama Ramadan itu, penurunan berat
badan sebanyak 6 kilogram.
Selanjutnya, sebaiknya jangan hanya fisik saja yang
dilakukan pemeliharaan dengan berpuasa. Tidak kalah pentingnya adalah pikiran Anda
juga perlu dilakukan pemeliharaan. Caranya bagaimana? Yakni dengan membuang
semua emosi dan perasaan tidak nyaman yang selama ini sudah sangat mengganggu.
Bukankah ada tradisi, sebelum Ramadan biasanya saling
bermaafan, umumnya melalui media sosial. Kali ini, ada baiknya meminta maafnya
lebih serius. Tidak hanya sekadar mengirim broadcast, namun sadari dan cek
benar-benar perasaan Anda, dengan siapa saja perlu meminta maaf. Tentu tidak
harus bertemu langsung, boleh saja melalui media elektronik. Namun harus jelas,
Anda meminta maaf atas apa? Sebutkan secara lengkap dan spesifik agar orang
tersebut tahu masalah yang sedang dijadikan objek maaf-memaafkan. Tentu akan
lebih baik, ini dilakukan langsung dengan tatap muka atau bertemu langsung.
Karena energinya tentu berbeda jika hanya lewat media maya.
Setelah meminta maaf, langkah berikutnya adalah, cek
siapa saja orang yang telah membuat Anda marah, sakit hati, kecewa, dendam dan
berbagai perasaan tidak nyaman lainnya. Maka pada momen ini, sadari dan beri
maaf kepada semua orang itu. Dengan tarikan nafas panjang dan dalam, kemudian embuskan,
niatkan membuang semua perasaan tidak nyaman tersebut. Lakukan tiga kali, maka
rasakan semua hilang lenyap dan pikiran Anda bisa lega dan nyaman. Silakan
gunakan teknik ini untuk membuang semua perasaan tidak nyaman yang muncul.
Jika hal di atas sudah dilakukan, maka Anda bisa
menatap Ramadan dengan lebih nyaman dan plong. Semua perasaan nyaman tersebut akan
membuat ibadah sepanjang Ramadan jauh lebih nikmat. Setelah urusan dengan
sesama manusia selesai, maka selanjutnya tinggal membereskan segala sesuatu
yang mengganjal pada diri Anda kepada Sang Maha Pencipta.
Bagaimana menurut Anda?
Post a Comment