Dua
bulan lalu, klien yang merupakan seorang pelajar SLTP, datang atas rekomendasi
salah satu dokter yang ada di Samarinda. Sebelumnya, sang dokter memang sempat
menghubungi saya. Dia menyampaikan ada pasiennya, siswi SLTP yang selalu
mengeluh asam lambung berlebih. Kalau sudah sakit parah, menjalar sampai ke
kepala hingga demam tinggi.
Menurut
dokter tersebut, secara medis tidak ada gangguan yang fatal. Sebab, cek
laboratorium juga sudah dilakukan dan semua hasilnya negatif. Atas alasan itu
pula, dokter yang sudah paham metode hipnoterapi ini, merefer pasiennya.
Didampingi
ibunya, klien ini datang dalam kondisi cukup payah. Wajahnya tampat pucat dan
lesu. “Sudah tiga hari ngga bisa sekolah,” tutur ibundanya.
Sebelum
proses terapi, klien dan ibunya diberikan penjelasan mengenai metode
hipnoterapi. Apalagi klien sempat agak ragu dan takut. Karena itu, penjelasan
yang detail dan lengkap sangat diperlukan agar klien merasa nyaman dan bersedia
menjalani proses terapi dengan nyaman.
Setelah
klien yakin dan bersedia, ibunya pun keluar dari ruangan terapi. Saya pun
melakukan kontrak hypnosis terhadap klien agar proses terapi lancar. Usai
kontrak, klien kemudian dibawa ke kondisi kedalaman pikiran yang dalam dan
menyenangkan.
Selanjutnya dilakukan proses hipnoanalisis. Dalam proses ini,
penyebab asam lambung berlebih dicari secara detail dan cermat. Hasilnya, pikiran
bawah sadar klien ternyata merujuk pada kejadian ketika dirinya berusia 7
tahun, kelas 2 SD. Klien sedang berada di perpustakaan sekolah, dan sempat
bercanda dengan kawannya. Karena bercanda dan sedikit membuat kegaduhan, klien
ditegur oleh guru yang berjaga di perpustakaan.
Teguran itulah yang membuat
klien merasa jengkel dan tidak terima, karena merasa bukan dia yang membuat
kegaduhan, melainkan temannya. Inilah akar masalah yang memunculkan asam
lambung berlebih.
Proses
restrukturisasi atas kejadian ini pun dilakukan. Klien pun akhirnya merasa lega
dan nyaman ketika akar masalah tersebut dicabut. Berikutnya, klien kemudian
merasa bangun segar dalam kesehatan sempurna.
Proses
terapi hampir 3 jam itu, menurut klien hanya berlangsung selama 10 menit.
Sepekan
selepas proses terapi, ibunda klien baru memberikan informasi bahwa anaknya
langsung masuk sekolah, keesokan harinya selepas terapi. “Saya mohon maaf
karena baru sempat memberi kabar sekarang. Saya kelupaan,” ucap ibunda klien
ini. (*)
Post a Comment