Tak
sedikit mereka yang tidur dalam kondisi televisi masih menyala, atau sengaja
sambil mendengarkan musik. Tahukah Anda, bahwa kebiasaan itu sangat kurang
baik. Dari sisi kesehatan maupun dari sisi pikiran, kebiasaan tidur dalam
kondisi televisi masih menyala, sudah sepatutnya dihentikan mulai dari
sekarang.
Saat
tidur, otak perlu proses untuk menurunkan gelombangnya. Perjalanan dari kondisi
sadar hingga ke kondisi tidur, memerlukan tahapan. Di setiap tahapan menuju
kedalaman tidur itu, pikiran masih terus bekerja.
Saat
belajar di kelas 100 jam Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy (SECH) di
Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology Surabaya diketahui, pikiran
memiliki skala kedalaman tertentu. Tidur, berada di level kedalaman 40.
Sementara pikiran sadar berada di level 0 (nol).
Begitu
mata mulai terpejam dan tubuh secara fisik rileks, maka pikiran pun mulai
rileks. Gelombangnya pun terus turun dari level nol menuju kedalaman hingga ke
yang paling dasar yakni tidur, kedalaman 40.
Sebagai
informasi, saya dan rekan sejawat hipnoterapis lulusan Adi W. Gunawan
Institute, umumnya melakukan terapi ketika klien sudah pada kedalaman pikiran
bawah sadar di level 30-an. Ini adalah level profound somnambulism yang sangat
presisi untuk melakukan terapi. Namun tentunya, ini dilakukan secara sengaja
dan kondisinya terus dipertahankan hingga proses terapi selesai.
Nah,
ketika Anda mulai tidur, secara tidak sengaja, setiap orang pasti sempat
melintas di level kedalaman profound somnambulism ini, sebelum akhirnya
benar-benar tidur. Inilah hal yang ingin saya sampaikan. Pada kedalaman ini,
informasi apa pun yang masuk ke pikiran bawah sadar, jelas akan diterima dan
dimengerti tanpa ada penolakan sama sekali. Apa pun suara yang masuk akan
direkam dengan jelas oleh pikiran bawah sadar.
Berapa
lama berada di kedalaman ini? Tentu setiap orang berbeda-beda. Ada yang hanya
beberapa detik, ada pula yang beberapa menit sampai akhirnya benar-benar tidur.
Namun, kedalaman profound somnambulism inilah yang terkadang membuat seseorang
mengalami mimpi yang dianggap benar-benar nyata ternyata. Atau di kedalaman
ini, mendengar suara yang kemudian diyakini benar-benar terjadi, padahal
dirinya sedang dalam posisi tidur.
Karena,
ketika pikiran mulai turun di kedalaman hingga menuju tidur, jangan biarkan
telinga Anda mendengarkan hal-hal negatif yang boleh jadi keluar dari televisi.
Berita kriminal, dialog film atau sinetron yang negatif, otomatis akan masuk ke
pikiran bawah sadar dengan mudah. Begitu juga ketika mendengarkan lagu dengan
lirik negatif, misalnya musik patah hati, jelas akan direkam pikiran bawah
sadar.
Dampak
dari suara negatif yang masuk tanpa permisi ini, jelas akan berpengaruh pada
kondisi psikis termasuk fisik seseorang. Saya pernah membantu melakukan terapi
klien, siswi SLTA yang sangat takut tidur sendirian. Sehingga di usianya yang
sudah dewasa pun, masih tidur ditemani ibundanya. Ternyata, rasa takut itu
muncul ketika dia masih SD kelas 3. Ketika menjelang tidur, kakaknya di ruang
tengah masih menonton film misteri. Suara dari film yang ditonton kakaknya
itulah yang sayup-sayup didengar dan diterima klien ini, hingga kemudian
menyebabkan perasaan takut berlebihan.
Studi
mengenai hal ini juga disampaikan dua orang ilmuwan yakni Thomas Andrillon dan
Sid Kouider. Melalui jurnal Current Biology yang dipublikasikan, disebutkan
bahwa otak tetap aktif bekerja saat tidur. Ada bagian otak yang terus memproses
informasi dan secara efektif membuat keputusan saat di bawah alam sadar.
Alat
pemantau kinerja otak menunjukkan, otak manusia tetap bisa merangsang kata-kata
yang didengar saat tidur. Meskipun hal tersebut tidak diingat lagi ketika sudah
sadar. Namun ingat, informasinya sudah terlanjur masuk dan terekam di pikiran
bawah sadar.
Disebutkan
pula, suara televisi maupun musik, jelas membuat tidur kurang berkualitas.
Kenapa? Karena gelombang suara atau cahaya yang dipancarkan tetap diterima
indera pendengaran dan penglihatan. Akibatnya otak kembali terangsang untuk
bekerja dan mengolah informasi yang masuk. Tentu saja, tubuh yang seharusnya
istirahat, harus tetap bekerja karena otak masih terus mengolah informasi yang
masuk.
Jangan
heran jika ada yang merasa tidur cukup lama, tapi masih terasa lelah.
Bandingkan jika tidur berkualitas. Meski hanya pulas 10 menit, rasanya seperti
bangun tidur di pagi hari.
Selain
itu, para peneliti di University of Rochester juga menemukan fakta bahwa kurang
tidur membuat otak tak memiliki waktu cukup untuk pembersihan. Hal tersebut
berpotensi membuat seseorang terkena penyakit neurodegenerative seperti
parkinson dan alzeimer.
Jadi
sebelum tidur, segera matikan TV Anda. Tidurlah secara lebih berkualitas.
Kemudian izinkan tubuh Anda bangun tidur dalam keadaan sehat sempurna dan segar
sepenuhnya.
Demikianlah kenyataannya. (*)
Endro S. Efendi
Hipnoterapis & Trainer Teknologi Pikiran
Post a Comment