JAKARTA – Umat muslim sudah sepatutnya bersikap lebih feminin. Tentunya yang
dimaksud di sini bukanlah menjadi perempuan atau bahkan kemayu. Feminin
yang dimaksud adalah mengedepankan kelembutan dan kasih sayang, karena apa yang
terdapat di dalam Alquran sejatinya
lebih banyak
mengajarkan tentang kelembutan dan kasih sayang.
Pernyataan
itu disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof DR KH Nasaruddin Umar MA. Beliau menyampaikan hal tersebut di
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, beberapa waktu lalu, ketika saya masih
mengikuti Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LVII 2018.
"Feminin itu bukan berarti harus perempuan. Feminin itu
kelembutan. Laki-laki juga bisa lebih lemah lembut. Untuk bisa meraih puncak
kesuksesan tidak harus dengan cara maskulin atau jantan, tapi lebih
mengedepankan kelembutan," beber Nasaruddin ketika itu. Tentu saja, pendapat beliau bisa diterima, tapi
bisa juga diperdebatkan. Namun, menurut Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut,
apa yang disampaikan bersumber dari Alquran.
Beliau
kemudian menyampaikan, sifat Allah di dalam Alquran lebih banyak menyebutkan tentang sifat yang
lemah lembut dan kasih sayang. "Kata Ar Rahman di Alquran disebut sampai
57 kali, sementara Ar Rahim sampai 114 kali. Ini menunjukkan Islam bukan agama
kekerasan, tapi kelembutan. Allah maha lembut dan pengampun," bebernya. Ar Rahman dan Ar Rahim itu sendiri
artinya pengasih dan penyayang, yang artinya harus saling mengasihi dan saling
menyayangi.
Karena Allah selalu mengajarkan sifat yang selalu pengasih
dan penyayang, maka menurut
beliau adalah aneh jika sebagian umat Islam saat ini justru lebih
mengedepankan kekerasan.
"Kalau Alquran itu dipadatkan menjadi satu kata, hanya
ada satu kata yaitu Rahima, artinya
cinta. Maka jangan sampai mengatasnamakan Alquran namun mengedepankan
benci, itu salah alamat," tegasnya.
Umat muslim yang memiliki kelembutan hati dan kasih sayang,
menurutnya akan semakin mudah doanya dikabulkan, karena lebih ringan dan lebih
cepat sampai ke langit.
"Banyak masalah lebih mudah diselesaikan dengan
kelembutan dan kasih sayang, bukan dengan kekerasan," pesannya lagi. Ia perlu menyampaikan hal ini, karena
menurutnya, justru kelembutan dan kasih sayang inilah yang belakangan ini perlu
ditingkatkan.
Ia mencontohkan, Rasulullah mampu menjadi orang paling hebat
di bumi karena mampu menjinakkan nafsu amarahnya, dan mengedepankan kelembutan
dan kasih sayang. Nasaruddin juga membeberkan penempatan surah dalam Alquran
juga sangat luar biasa. Perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad digambarkan dengan
jelas dalam Surat Al Isra.
Bukti bahwa Alquran lebih banyak mengutamakan kelembutan
atau feminisme adalah, sebagian besar nama binatang yang ada di dalam Alquran
adalah betina. "Surat An Nahl itu membahas soal lebah. Lebah di sini juga
lebah betina, banyak filosofi yang terkandung di dalamnya," katanya.
Begitu juga di dalam surat Al Ankabut ada laba-laba betina
yang mampu membuat sarang laba-laba sangat sempurna melindungi Nabi Muhammad.
"Semut yang dikisahkan dalam Alquran juga semut betina," sambungnya.
Begitu juga ratu yang digambarkan dalam Alquran yakni Ratu Balqis juga
menunjukkan tentang kelembutan dan kasih sayang.
"Posisi surat ini tepat paling tengah di Alquran,
diapit oleh Surat An Nahl dan Surat Al Kahfi. Surat An Nahl lebih banyak
membahas tentang kecerdasan intelektual, sementara Al Isra tentang kecerdasan
emosional. Sementara Al Kahfi lebih banyak membahas kecerdasan spiritual. Jadi
jika dipahami ketiga surat ini posisinya secara psikologis dan intelektual
sangat sistematis," urainya.
Itu sebabnya, Nasaruddin mengajak umat Islam mendalami agama
ini secara mendalam. "Jangan hanya bermodal terjemahan, kemudian bisa
mengkafirkan orang lain, bahkan mengkafirkan ulama," harapnya.
Pada
kesempatan itu, Gubernur Lemhannas RI Letjen (Purn) Agus Widjojo juga menyampaikan, dalam
berbangsa dan bernegara, sikap toleransi dalam Islam sangat penting di tengah
kemajemukan.
"Islam adalah rahmat untuk semua," katanya. Jika
ada perbedaan pendapat ada baiknya dikelola dengan baik. "Di sini tidak
ada fiksi dan fiktif, semua berdasarkan logika dan keimanan," sebutnya.
Gubernur juga menyampaikan, banyak hikmah yang bisa diambil
dalam ceramah yang disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
"Semoga peserta Lemhannas bisa mengambil pelajaran di
dalamnya," pungkasnya. (*)
Post a Comment