Menulis di Kompasiana, bisa rutin dapat uang jajan setiap
bulan. Tak hanya uang jajan, bahkan sesekali bisa dapat uang belanja. Itulah
yang sudah terbukti saya dapatkan. Niat awalnya menulis di Kompasiana hanya
sekadar sharing alias berbagi tentang apa yang saya pahami. Baik sebagai
hipnoterapis klinis maupun ilmu pikiran. Sesekali juga soal jurnalistik. Namun
ternyata, siapa sangka tulisan itu bisa mendapat hasil rupiah dalam bentuk
saldo gopay.
Nah, bagi yang suka menulis dan bingung mau disalurkan ke
mana, langsung saja gabung di Kompasiana. Caranya gampang, tinggal daftar dan
ikuti alurnya. Menulis artikel memang tidak sama dengan membuat berita. Banyak
hal yang harus dipelajari, dan ternyata menimbulkan keasyikan tersendiri. Maka,
selama menulis di Kompasiana saya menemukan pola artikel seperti apa yang
disukai pembaca Kompasiana. Supaya artikel dibaca orang bahkan bisa viral, saya
akan coba tuliskan 5 rahasia yang bisa sahabat gunakan. Tentu ini versi saya.
Sebab bisa juga orang lain punya versi sendiri.
1. Ikuti Tren
Setiap kali akan menulis untuk Kompasiana, saya mencoba
membuka Google Tren dulu. Dari sini, saya akan tahu, apa hal yang sedang dicari
warga belantara maya pada detik itu. Google akan memunculkan 10 hal yang paling
dicari warga maya di Indonesia. Maka, carilah satu di antara 10 poin itu, untuk
dijadikan 'cantolan' dari artikel yang akan dibuat.
2. Pilihan Judul yang Mengundang Penasaran
Salah satu sifat yang sudah tertanam sejak lahir pada diri
manusia adalah rasa penasaran. Maka, sebisa mungkin buatlah judul yang membuat
orang penasaran.
3. Kuasai Tema Tertentu
Semakin menguasai satu hal tertentu, jelas semakin baik.
Pembaca akan langsung memberikan 'label' kepada penulis yang rutin menulis
tentang hal khusus tersebut. Sebagai contoh ketika almarhum Bondan Winarno
menulis soal kuliner, orang jelas langsung mengenalnya dengan baik. Padahal, di
balik kemampuannya tentang kuliner, beliau adalah penulis investigasi yang
sangat mumpuni.
Saya pribadi, lebih banyak fokus mengenai teknologi pikiran.
Maka, apa pun yang sedang tren atau viral, pasti akan saya kaitkan dengan
teknologi pikiran. Karena cukup senang dan lebih menguasai topik ini, maka
hasil tulisan pun bisa memberikan tambahan referensi pada pembaca.
Untuk apa menulis hal yang tidak dikuasai atau menulis hanya
karena ingin ikut-ikutan? Hasil tulisan menjadi kurang dalam, dan akhirnya akan
terasa kering dan tak maksimal dalam memikat pembaca. Saya misalnya,
menghindari tulisan berbau hukum dan politik, juga olahraga. Bukan tidak bisa,
tapi saya kurang menguasai secara maksimal. Ketimbang tulisan menjadi ala
kadarnya, jelas hanya akan mengecewakan pembaca.
4. Pastikan Terverifikasi
Ketika pertama menulis, saya juga tidak terlalu
memperhatikan soal verifikasi. Namun, saat mengisi kolom pendaftaran, semua
saya isi tanpa terkecuali. Termasuk melampirkan identitas yang diminta.
Ternyata hal itu membuat akun saya terverifikasi hijau. Jangan abaikan soal verifikasi.
Ini untuk memastikan bahwa akun yang dimiliki jelas, bukan
abal-abal. Apalagi jika menulis tentang 'kritik', tentu bisa
dipertanggungjawabkan jika identitasnya jelas.
Tak cukup verifikasi hijau, ternyata karena intens menulis
tentang teknologi pikiran dan hipnoterapi, akun saya pun berubah terverifikasi
warna biru. Maka, sebagai penulis Kompasiana, akan lebih baik jika mendapat
kode verifikasi ini.
5. Ingat Selalu Pasang Foto
Di setiap artikel yang dibuat, upayakan selalu untuk
memasang foto ilustrasi. Tak harus karya milik sendiri, bisa juga mengambil dari
sumber lain, asalkan dicantumkan dengan jelas. Foto adalah penarik dan pemanis
tersendiri. Dalam beberapa artikel, saya bahkan sengaja memasang foto artis
wanita yang cantik, hanya sebagai ilustrasi saja.
Maka, sebisa mungkin memasang foto untuk setiap artikel yang
dibuat. Karena foto pada artikel ibarat garam dalam sebuah masakan. Maka
artikel sebagus apa pun, tanpa ada pemanis foto, rasanya akan sedikit hambar.
Tunggu apa lagi, ayo menulis!
Post a Comment