Ramadan kali ini jelas sangat berbeda. Bahkan bedanya sangat
luar biasa. Boleh jadi, suasana Ramadan seperti sekarang ini, tak akan bisa
dijumpai lagi di tahun-tahun yang akan datang. Tak ada salat tarawih di masjid,
termasuk salat Jumat yang biasanya membeludak saat Ramadan. Bahkan salat Idulfitri
juga dipastikan tidak dilaksanakan, demi menghindari wabah Corona saat ini.
Namun demikian, satu hal yang perlu dilakukan pertama kali
adalah bersyukur. Bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk bertemu
dengan Ramadan tahun ini. Sebab, tidak ada garansi apakah Ramadan berikutnya,
bisa kembali bertemu atau tidak.
Lantas, hikmah apa yang terjadi di balik peristiwa ini? Ada
banyak sekali. Sudah banyak yang mengulas bahwa bumi saat ini sedang
memperbaiki dirinya. Lapisan ozon yang awalnya bocor kembali pulih, pun langit
semakin biru tak lagi terpapar banyaknya asap industri.
Bagi setiap kita, inilah saat yang tepat untuk benar-benar
melakukan install ulang baik hardware maupun software diri
masing-masing. Hardware, dalam hal ini tubuh kita, saatnya beristirahat
di rumah. Ini saat tepat melakukan maintenance atau pemeliharaan atas fisik dan
pikiran. Ibarat mobil yang perlu servis besar berkala dalam masa tertentu,
demikian pula dengan tubuh.
Apalagi saat menjalankan puasa Ramadan, tubuh akan
benar-benar beristirahat. Berikan waktu bagi tubuh untuk melakukan recovery
alias pemulihan dari kerja keras yang sudah dilakukannya selama ini.
Ramadan yang sebelumnya, meski berpuasa, tapi pola hidup
tidak berubah. Buka puasa bisa di mana saja. Buka bersama, nongkrong di cafe
atau restoran yang nikmat. Tapi kali ini, itu semua tak bisa dilakukan. Kita
harus di rumah saja. Maka inilah kesempatan untuk ‘memperbaiki’ tubuh dengan
pola hidup lebih baik.
Jadikan Ramadan ini momentum untuk membuang semua lemak tubuh.
Niatkan dan izinkan tubuh untuk menormalkan semua fungsinya agar kembali normal.
Sadari berapa banyak makanan yang dibutuhkan tubuh agar ideal. Ingat, yang
dibutuhkan, bukan makanan yang diinginkan.
Tak cukup hanya hardware, perangkat lunak alias software
juga saatnya dilakukan pembersihan dan instal ulang. Software di sini maksudnya
adalah pikiran bawah sadar. Entah berapa banyak pola pikir kurang telat dan
sudah terlanjur menjadi program di pikiran bawah sadar. Bisa dibayangkan,
berapa banyak ‘sampah’ yang sudah mengendap di pikiran bawah sadar.
Coba perhatikan handhone yang kita pakai, selalu ada file ‘sampah’
yang jika perlu dibersihkan. Jika tidak, sang handphone menjadi payah
dan lelet menjalankan fungsinya. Itu pula yang terjadi di pikiran bawah sadar,
sudah saatnya dilakukan ‘penghapusan’ file-file atau data yang tidak perlu,
sehingga ketika Ramadan berakhir, wabah juga berlalu, kita akan memiliki
software ‘baru’ karena sudah di-upgrade secara maksimal.
Jadi, ini merupakan momen tepat membuang semua emosi dan
perasaan tidak nyaman yang selama ini sudah sangat mengganggu. Agar nanti saat
idulfitri, meski bermaafan hanya lewat media sosial, bisa lakukan dengan tulus
dan sungguh-sungguh. Sadari dan cek benar-benar, bagaimana perasaan Anda, dan dengan
siapa saja perlu meminta maaf dari hati paling dalam.
Selain itu, maafkan siapa saja orang yang telah membuat marah,
sakit hati, kecewa, dendam dan berbagai perasaan tidak nyaman lainnya. Dengan
tarikan nafas panjang dan dalam dari hidung, kemudian embuskan perlahan lewat
mulur, niatkan membuang semua perasaan tidak nyaman tersebut. Lakukan tiga kali,
maka rasakan semua hilang lenyap dan pikiran bisa lega dan nyaman. Silakan
gunakan teknik ini untuk membuang semua perasaan tidak nyaman yang muncul.
Jika hal di atas sudah dilakukan, maka kita bisa menatap idulfitri
lebih nyaman dan plong. Semua perasaan nyaman tersebut akan membuat ibadah selama
Ramadan di tengah wabah Corona ini jauh lebih nikmat.
Setelah urusan dengan sesama manusia selesai, maka
selanjutnya tinggal membereskan segala sesuatu yang mengganjal pada diri kepada
Sang Maha Pencipta.
Bagaimana menurut Anda?
Video selengkapnya bisa dicek di sini:
https://youtu.be/01WifHECuls
Post a Comment