Belum lama ini, seorang pria berusia 48 tahun meminta jadwal untuk menjalani sesi hipnoterapi klinis. Seperti biasa, tentu saya menanyakan apa keluhan yang ingin ditangani. Namun, pria ini enggan menyampaikannya. “Nanti saja pak, kalau ketemu langsung,” ujarnya.
Jadwal sudah
disepakati, formulir pun saya kirimkan melalui WhatsApp agar diisi terlebih
dahulu. Ini untuk menghemat waktu, agar saat tiba di ruang praktik, bisa
langsung pada sesi konseling dan terapi.
Di hari yang
sudah ditentukan, baru saya tahu bahwa klien ini minta dibantu untuk mengatasi
rasa mudah tertarik pada wanita lain. Bukankah wajar kalau laki-laki suka melihat
wanita cantik?
“Ini sangat
mengganggu. Ini sudah seperti kecanduan. Saya kan sudah punya istri, dan punya
4 anak. Sudah seharusnya saya bisa mengendalikan perasaan. Malu sama anak saya,”
ujarnya seraya merasa bersalah.
Apalagi, kata
dia, akibat perasaan yang tidak bisa dikendalikan itu, hubungannya dengan
istrinya menjadi kurang baik.
“Apalagi ini
mau masuk Ramadan, ingin memperbaiki semuanya. Biar ngga ada perasaan yang
aneh-aneh,” imbuhnya.
Sesuai
protokol, saya jelaskan dulu cara kerja pikiran dan juga proses hipnoterapi klinis
yang akan dilakukan. Setelah penjelasan, klien dibimbing masuk ke dalam pikiran
bawah sadar. Setelah berada pada kedalaman yang presisi, proses pencarian akar
masalah pun dilakukan.
Dari proses yang
dilakukan, ternyata pikiran bawah sadar klien merujuk pada saat dirinya berusia
6 tahun. Saat itu, klien yang berusia 6 tahun sedang berada di rumah bersama ibunya.
Di momen itulah, tantenya datang ke rumah. Ketika melihat klien yang berusia 6
tahun itu, sang tante mengucapkan kalimat tertentu yang kemudian masuk ke dalam
pikiran bawah sadarnya.
“Anakmu ini
pinter loh, bisa membedakan mana cewek cantik dan mana yang ngga cantik,” ucap
tante itu kepada ibunya.
Rupanya
kalimat dari sang tante betul-betul menjadi program di pikiran bawah sadar. Program
itu terus berjalan hingga klien dewasa dan merasa tidak mampu mengendalikan perasaan
suka terhadap wanita cantik.
Sebelum dilakukan
restrukturisasi, sempat dilakukan verifikasi untuk menentukan bahwa kejadian
tersebut adalah benar-benar akar masalah. Setelah proses pencabutan akar
masalah dilakukan, klien pun merasa biasa saja melihat wanita cantik. Perasaan
ini pun diperkuat dan dipertebal dengan perasaan netral ketika melihat wanita
cantik.
“Saya bahkan
ngga ingat kalau tante pernah mengucapkan kalimat itu,” sebut klien sesaat
setelah dibawa naik dari kondisi hipnosis. Ia pun mengaku bersyukur, bisa menjalani
sesi hipnoterapi untuk mencari akar masalah yang mengganggunya itu.
Setelah
sepekan berlalu, klien mengaku tetap nyaman. Perasaan penasaran dan menggebu-gebu
yang sebelumnya selalu muncul ketika melihat wanita cantik, kini sudah biasa
saja.
“Hubungan
dengan istri juga semakin membaik. Makasih ya Pak Endro,” tutupnya. (*)
Post a Comment