Endro S Efendi |
SAMARINDA – Upaya meningkatkan kapasitas para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kaltim, termasuk para guru Bimbingan Konseling (BK) terus dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdukbud) Kaltim. Seperti Selasa (6/6/23) tadi, bertempat di Hotel Horison Samarinda, digelar Workshop Kurikulum Paradigma Baru 2023.
Edukasi kepada para guru BK ini penting agar lebih maksimal
dalam implementasi pelaksanaan kurikulum merdeka jenjang SMA di Kota Samarinda.
Selain itu, hadir pula guru mata pelajaran, hingga pengawas sekolah jenjang SMA
di Samarinda. Workshop bertujuan menjabarkan kurikulum merdeka sebagai
aktualisasi minat bakat peserta didik menghadapi masa depannya.
Narasumber yang dihadirkan untuk kegiatan ini salah satunya motivator
dari Ikatan Pengembang Kepribadian Indonesia (Ipprisia) Kaltim yakni Endro S.
Efendi, SE., CHt., CT., CPS., yang juga dikenal sebagai praktisi teknologi
pikiran.
Sebagai informasi, Ipprisia merupakan organisasi nasional yang
kiprahnya memberikan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengabdian masyarakat
dalam rangka pengembangan sumber daya manusia. Di Kaltim, Ipprisia diketuai Marliana
Wahyuninggrum.
"Melalui kegiatan ini, harapannya para guru Bimbingan
Konseling bisa memetakan peserta didik untuk mengetahui kemampuan potensi
sesuai minat dan bakatnya," ujar Kepala Disdikbud Kaltim Muhammad
Kurniawan, saat membuka kegiatan di hadapan para guru.
Dikatakan, salah satu yang diharapkan dalam implementasi
kurikulum merdeka adalah peserta didik bisa belajar dengan sepenuh hati, terutama
pada bidang yang disukai. Dengan dukungan bantuan bimbingan konseling, harapannya
peserta didik semakin lebih terarah. Tak hanya itu, kegiatan ini juga
diharapkan membentuk karakter peserta didik siswa melalui penguatan project
pelajar Pancasila.
Peserta didik juga diharapkan terhindar dari berbagai persoalan
negatif seperti narkotika, perundungan, tawuran dan sejenisnya. “Dengan
penguatan profil pelajar Pancasila, peserta didik diharapkan mengerti minat
bakatnya. Sehingga tepat dalam memilih jurusan saat perkuliahan. Sekolah akan
memfasilitasi hal tersebut," tambahnya.
Guru Bimbingan Konseling dari Seluruh SMA di Samarinda mengikuti pelatihan di Hotel Horison Samarinda. |
Sementara itu, Endro S. Efendi, trainer Ipprisia Kaltim memberikan
materi tentang Memahami Siswa dengan Hati Nyaman. “Guru yang tepat, akan mendorong
siswa meraih prestasi yang maksimal,” sebut pria yang kini juga menjabat
sebagai direktur Semesta Academy Samarinda ini.
Diakui, tugas sebagai seorang guru bimbingan konseling tidaklah
mudah. “Sebagai tempat curhat, kadang energi bapak ibu guru ikut terkuras. Ini
sama seperti menerima tumpukan sampah busuk,” sebut Endro yang juga menjabat
ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim ini. Karena itu, Endro menyarankan
agar para guru membereskan persoalan pribadinya masing-masing, agar lebih siap menghadapi
para peserta didik terutama yang bermasalah.
Dijelaskan, hal penting yang harus diimplementasikan terkait
kurikulum merdeka adalah, memanfaatkan teori Gary Chapman yaitu lima bahasa
cinta. “Ini sangat efektif untuk pendekatan pada para siswa. Sehingga siswa
akan merasakan dukungan yang maksimal dari lingkungan belajarnya,” sebutnya.
Yang tidak boleh diabaikan juga adalah peran serta aktif
orang tua dalam mendukung anaknya di sekolah. Disarankan, saat anak masuk
sekolah pertama kali, setiap orang tua sudah diajak tanda tangan kontrak
politik, sehingga orang tua ikut mendukung proses pembelajaran.
“Ketika guru Bimbingan Konseling memerlukan diskusi dengan orang
tua peserta didik. Maka orang tua wajib hadir. Tidak boleh diwakilkan orang lain,”
harapnya. Sebab, orang tua juga punya tanggung jawab yang sama. “Tidak bisa
semua dibebankan ke sekolah begitu saja,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, sebagai seorang praktisi hipnoterapi
klinis yang rutin praktik, Endro memberikan beberapa tips dan cara terapi
mendiri untuk para guru bimbingan konseling tersebut. “Silakan gunakan cara ini
untuk diri sendiri, atau untuk membantu para peserta didik,” katanya. Sebelum
pemaparan berakhir pun, sempat diberikan sesi tanya jawab pada para peserta.
(*)
Post a Comment