HYPNO NEWS

Monday, November 30, 2015

Lamborghini dan Konflik Bagian Diri


Minggu (29/11/2015) tadi, publik dihebohkan dengan berita kecelakaan yang melibatkan sebuah mobil mewah Lamborghini, yang sebelumnya diduga melakukan balap liar dengan mobil mewah lainnya jenis Ferrari.

Pro dan kontra seketika merebak di semesta maya. Ada yang menghujat pelaku, ada pula yang bersimpati hingga menyatakan kekagumannya terhadap pelaku yang mau bertanggung jawab. Kekaguman lain juga ditujukan kepada warga Kota Pahlawan yang tidak melakukan aksi massa pada pelaku.

Sejenak saya mencoba menikmati perseteruan di dunia maya, sekaligus ingin mengulik bagaimana masing-masing individu menumpahkan isi pikirannya.

Yang pasti, dalam pemahaman saya yang sekarang, apa yang disampaikan setiap individu itulah yang sejatinya keluar langsung dari pikiran bawah sadar. Apa yang disampaikan setiap individu di dunia maya, sekaligus akan menggambarkan karakternya masing-masing.

Sunday, November 29, 2015

Ingin Naikkan Target, Ini Caranya

Pagi itu, saat hujan sedang riang membasahi setiap jengkal tanah Kota Tepian, seorang sahabat menghubungi saya. Dia tertarik menghubungi saya setelah membaca salah satu artikel yang dimuat di Kaltim Post terkait dengan lintah energi yang bisa membuat bisnis lesu.

Sahabat saya ini seorang pengusaha, suplier barang yang cukup langka. Di Kaltim ini, tercatat tak lebih dari 5 pengusaha yang menjadi suplier barang sejenis. Saya tak akan menyebutkan barang yang dimaksud karena menyangkut kerahasiaan klien. Namun kisah ini sudah mendapat izin dari sahabat saya untuk menjadi bahan pembelajaran bersama.

Singkat cerita, sahabat saya ini banyak mempunyai rekanan yang sangat loyal. Bisnisnya pun sangat sukses dan maju pesat. Dibanding suplier lainnya, dia lah yang terbaik. Branding yang cukup kuat membuat bisnis yang dijalankan seolah sebagai pemain tunggal tanpa pesaing.

Meski beberapa kali pesaingnya berupaya untuk merebut 'kue' bisnisnya, namun dengan lihai sahabat saya ini tetap tak terkalahkan. Namun entah kenapa, energi positif dari optimisme yang sangat luar biasa itu, tiba-tiba jebol dan hancur berantakan.

Saturday, November 28, 2015

Cukup Diberi Perintah, Langsung Jago Bahasa Inggris


Beberapa waktu lalu, seorang sahabat mengaku pusing dengan pekerjaannya. Kenapa? Secara tiba-tiba, atasannya meminta dia untuk membuat konsep surat dalam bahasa Inggris. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah dia lakukan, meski tercatat sudah 10 tahun bekerja di perusahaan tersebut.

Sahabat saya ini mengakui, dulu nyalinya sempat ciut sebelum melamar kerja di tempatnya mengais rezeki sekarang. Sebab, ada poin khusus yang menjadi syarat utama yakni menguasai bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Syarat itu, seolah menjadi momok tersendiri. Sebab dia sangat menyadari bahwa kemampuannya berbahasa asing itu masih sangat terbatas.

Friday, November 27, 2015

Anak Suka Membantah? Ini Penyebabnya


Belum lama ini, saya bertemu salah satu sahabat yang juga seorang jurnalis. Namun, bukan satu perusahaan dengan saya. Karena lama tak pernah jumpa, apalagi saya sempat cukup lama berada di daerah yang berbeda, obrolan pun akhirnya berlanjut ke urusan anak.

“Anakku kok susah ya dikasih tahu. Setiap kali dikasih tahu, bukannya menurut, yang ada malah melawan,” ucap sahabat saya ini. “Bisa ngga anakku diterapi?” tanyanya lagi, ketika belakangan dia tahu bahwa saya juga mendalami tentang teknologi pikiran.

Sidik Jari Vs Akar Masalah


Pendidikan memang menjadi komoditas yang menggiurkan. Tengok saja soal buku yang selalu berganti setiap tahun. Setiap tahun pula orang tua harus membeli buku untuk anak-anaknya. Belum lagi untuk urusan akademik, setiap orang tua berlomba-lomba agar anaknya berprestasi maksimal. Untuk bisa menghitung cepat, misalnya, anak diikutkan kursus berbagai macam. Selain menguras banyak biaya, juga sudah pasti membuat ‘masa kecil’ anak terampas. 

Waktu anak yang seharusnya lebih banyak bermain dan belajar membentuk karakter, tersandera dengan berbagai aktivitas les dan kursus. Berbagai aktivitas itu mau tidak mau menggerogoti sebagian usia kanak-kanaknya. Toh nyatanya di dunia kerja, apakah metode hitung cepat itu digunakan? Untuk sekadar menghitung cepat, tinggal pakai kalkulator, selesai.

Thursday, November 26, 2015

Sering Menyingkat Pesan, Ini Dampaknya


Seorang sahabat, mengadu ke saya. Intinya, dia tidak mengira jika apa yang dia lakukan ternyata ditiru oleh anaknya. Saat anaknya pulang sekolah, seperti biasa, dia membantu melakukan evaluasi kepada anaknya.

Hari itu, anaknya membawa hasil ujian pelajaran Bahasa Indonesia. Hasilnya, si anak mendapat nilai 93. Sebuah nilai yang juga tidak bisa dianggap rendah. Akan tetapi yang membuat sahabat saya ini menyanyikan lagu Cita Citata adalah, sebetulnya nilai anaknya bisa lebih tinggi? Lah kenapa? Karena kesalahan yang dilakukan anaknya sangat sepele.

Anak Nakal, Anak Ajaib


Artikel soal cara belajar anak yang saya tulis sebelumnya, membuat salah satu sahabat akhirnya paham kenapa anaknya selama ini dianggap ‘nakal’. Padahal ternyata, anaknya sangat cerdas dan sangat pandai. Sahabat ini pun menyampaikan kegembiraan setelah dia tahu bahwa anaknya ternyata luar biasa.

Sahabat ini awalnya jujur mengakui selama ini merasa kemampuan intelektual anaknya pas-pasan. Bahkan dia menganggap anaknya belum bisa bertanggung jawab dan jauh dari kata disiplin.

Beberapa hari lalu, di buku agenda anaknya tertulis bahwa akan ada ujian salah satu mata pelajaran. Karena itu, malam sebelumnya, si anak diingatkan untuk membawa buku dan materi pelajaran untuk dibawa pulang, sehingga bisa belajar.

Sahabat saya ini, anaknya sekolah di salah satu sekolah swasta cukup bonafide di Surabaya. Di sekolah ini tersedia loker khusus siswa. Sehingga siswa bisa menyimpan semua buku dan peralatan sekolahnya di loker tersebut. Saat ada pekerjaan rumah atau ujian, barulah buku dan materi pelajaran dibawa pulang.

“Ternyata saat itu, anak saya lupa membawa buku dan materi pelajaran yang akan diujikan. Jelas saja sebagai orang tua, saya jadi kebingungan dan ngga tahu harus membantu belajar dengan cara apa,” kata sahabat saya ini.

Wednesday, November 25, 2015

Bagaimana Cara Belajar Anak Anda?


“Mas, anakku susah sekali kalau mau disuruh belajar. Bagaimana ya cara mengatasinya?” begitu kira-kira pertanyaan salah seorang sahabat. Ada pula yang bertanya, “anak saya kalau belajar cuek banget. Dikasih tahu kaya ngga ada response sama sekali. Bikin emosi,” ujar orang tua lainnya.

Sejak menjadi wartawan di Kaltim Post, dunia anak-anak dan pendidikan memang menjadi salah satu minat saya. Itu pula yang melatari dorongan lahirnya halaman khusus untuk anak-anak. Kini halaman itu dilebur dengan halaman lain khusus segmen wanita.

Karena sering menulis terkait anak-anak dan pendidikan, begitu banyak teori yang menempel dan mencoba diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selama menjadi wartawan itulah, saya sering ngobrol dan diskusi dengan psikolog, psikiater, dokter spesialis anak, serta para praktisi pendidikan.

Sudahkah Meminta Maaf Pada Anak?


Perasan dongkol, jengkel, kecewa, sakit hati, merasa tidak dihargai dan berbagai perasaan tidak mengenakkan lainnya, jika dipelihara di dalam sebuah keluarga, akan menjadi beban yang kurang baik. Jika perasaan itu tidak dilepaskan, kita seperti berjalan dengan membawa ransel yang berat. Ya, beban rasa bersalah, kecewa, sakit hati dan aneka perasan yang kurang enak itu, akan membuat kehidupan kita terhambat.

Itu sebabnya, hal yang perlu dilakukan adalah menetralisir perasaan itu, sehingga semua dibuat nol, atau netral sama sekali. Satu hal penting, jangan pernah mengabaikan anak-anak. Orang tua sering kali egois dan beranggapan anak-anak harus nurut dan tidak boleh dongkol, marah, kecewa atau sakit hati sama orang tua. Ini berbahaya, jika perasaan ini tidak dihilangkan, anak akan memendam perasaan itu hingga dewasa dan akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Karena itu, sebisa mungkin upayakan untuk berkomunikasi dengan anak dan melepas semua emosi yang ada di diri anak dan orang tua. 

Tuesday, November 24, 2015

“Dulu Saya Takut Ular”


Sebelum saya mengikuti workshop Quantum Life Transformation (QLT) yang dilaksanakan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology pada 2014 lalu, saya termasuk salah satu orang yang sangat parno alias takut sama binatang melata ini. Rasa takut itu sudah ada jauh sebelum saya mengenal dunia hipnoterapi seperti sekarang. Bahkan sudah ada sejak kecil.

Takut, ngeri, geli, jijik, merinding, keringat dingin, deg-degan, hingga gemetar, adalah beberapa emosi yang seketika muncul ketika melihat ular. Bahkan pernah suatu ketika, sahabat saya yang tergabung dengan komunitas reptil, ingin berkunjung ke kantor dengan membawa serta ‘kekasihnya’ masing-masing. Saya dengan tegas menolak, dan tidak mau kantor saya menjadi ‘kebun binatang’ mini.

“Sampean Wartawan atau Dukun?”


Pagi-pagi, saya mendapat pertanyaan yang cukup menohok saat ketemu dengan kawan lama di kampus Universitas Mulawarman Samarinda. “Mas, sampean ini sebenarnya wartawan atau dukun?” tanyanya dengan terkekeh.

Ya, teman kuliah yang kini menjadi dosen itu, mengaku kerap membuka dan melahap tulisan yang saya sajikan di www.endrosefendi.com setiap ada kesempatan. Yang membuatnya berpikir saya sebagai ‘dukun’ adalah, hampir semua masalah bisa dibantu untuk diatasi.

“Saya memang dukun. Dukun berijazah dan bersertifikat,” kata saya menimpali. Tentu dengan gaya bercanda, lazimnya sahabat yang lama tak pernah jumpa.

Monday, November 23, 2015

Cukup Diberi Perintah, Kadar Hb Kembali Normal


Awal Oktober 2015 lalu, saya mendapat telepon dari salah satu klien. Saat itu posisi saya sedang berada di Surabaya, mengikuti sertifikasi trainer untuk teknologi pikiran di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.

Klien ini mengeluhkan soal kadar hemoglobin (Hb) yang selalu rendah. Kadar hemoglobin adalah suatu patokan yang digunakan dalam dunia medis untuk mengenali apakah seseorang mempunyai kadar hemoglobin rendah, normal atau tinggi.

Fungsi patokan ini biasa digunakan sebagai tindakan pengobatan secara medis seperti seorang yang memiliki kadar hemoglobin tinggi harus menjalani flebotomi atau pengurangan darah. Sedangkan untuk kadar hemoglobin rendah diberikan zat besi sebagai penambah darah.

Menurut Costill, 1998 definisi kadar hemoglobin adalah: 
ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran darah merah”.
Kadar hemoglobin seseorang memang sangat sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh ras suku bangsa, jenis kelamin dan umur, namun badan WHO telah menetapkan kadar hemoglobin normal sebagai berikut:

kadar hemoglobin menurut WHO
Sementara menurut Departemen Kesehatan RI, tabel kadar hemoglobin normal adalah:

kadar hemoglobin menurut Depkes RI

Sepanjang hidup klien, kadar Hb-nya tidak pernah berada di atas angka 9. Angka 9 itu adalah angka tertinggi yang pernah dia capai. Namun selebihnya, rata-rata selalu di bawah angka itu, bahkan pernah hanya di bawah 5.

Akibatnya, klien beberapa kali mengalami pingsan. Bahkan pernah pingsan beberapa kali ketika sedang di sebuah pusat perbelanjaan, atau di tempat kerjanya.

Sebelumnya, klien sudah beberapa kali ke dokter dan selalu diberi obat. Namun kali itu, klien merasa sudah jenuh dan lelah karena sudah terlalu banyak mengonsumsi obat.

Saya tentu tidak memungkinkan melakukan terapi langsung, karena sedang berjauhan. Namun karena klien memohon untuk dibantu sementara waktu, saya pun mencoba melakukan komunikasi dengan pikiran bawah sadar.

Yang saya gunakan adalah teknik Ego Personality Therapy (EPT). Melalui telepon seluler, saya berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar klien. PBS klien setuju untuk membantu menormalkan Hb darah klien. Ketika ditanya berapa lama butuh waktu untuk melakukan itu, PBS berkata 45 hari.

Proses selesai, saya pun sudah lupa dengan apa yang sudah saya lakukan. Maklum, begitu banyak klien yang menyampaikan masalah, tentu saya tidak menghafalnya. Apalagi hipnoterapi memang berbasis centered client alias bergantung pada klien itu sendiri. Karena itu, sebelum menutup telepon, klien saya minta menghitung dan mencatat masa 45 hari itu untuk mengontrol kembali kadar Hb nya.

Senin (23/11) malam tadi, saya mendapat email dari klien tersebut. Klien juga mengaku sempat lupa. Klien baru ingat setelah lewat 3 hari dari jadwal yang sudah disepakati. Hasilnya ternyata luar biasa. Kadar Hb nya langsung normal, di atas angka 12. Itu adalah rekor kadar Hb tertinggi yang bisa klien capai.

Pikiran bawah sadar memang dahsyat. Dia mampu mengerjakan apa yang memang diminta untuk dikerjakan. Yang diperlukan adalah, berkomunikasi dan membujuk dia untuk melakukan tugasnya itu. Jika proses ‘merayu’ pada pikiran bawah sadar bisa dilakukan dengan sukses, maka Anda tinggal menunggu hasilnya saja.

Bagaimana menurut Anda?   

Sering Jadi Tempat Curhat? Ini Dampaknya


Sebenarnya, artikel ini sudah pernah dimuat sebelumnya. Namun, saya lakukan sedikit penyesuaian dengan kondisi terkini. Kenapa? Karena hingga kini tak sedikit orang yang rela menjadi ‘tempat sampah’ alias menampung curhatan orang lain.

Sebenarnya tidak masalah menyediakan diri menjadi tempat sampah, sepanjang punya cara tersendiri untuk membuangnya kembali. Artinya apa? Saat menyiapkan diri menjadi tempat curhat, pastikan bahwa posisi Anda hanya sebagai TPS alias tempat penampungan sementara. Sehingga, ketika memori pikiran bawah sadar yang menampung ‘sampah curhat’ tadi sudah penuh, Anda langsung membuangnya kembali ke TPA alias tempat pembuangan akhir.  

Itu artinya, saat sudah menyiapkan diri menjadi tempat sampah, Anda sudah mempunyai metode atau cara tersendiri untuk membersihkan kembali tempat sampah itu. Jika tidak, akan sangat berbahaya bagi diri sendiri.

Mendamaikan Pikiran Bawah Sadar dengan Orang Tua


Saat bapak tutup usia, praktis hubungan dengan ibu menjadi renggang. Penyebabnya bukan karena disengaja, melainkan karena keadaan. Sebagai single parent, ibu harus berusaha meneruskan biduk rumah tangga hanya dengan satu mesin saja.

Meski seorang wanita, ibu terus melanjutkan usaha yang ditinggalkan bapak. Membuka kios kaki lima dan juga bengkel tambal ban. Saya kerap ikut membantu menambal ban. Pelajaran hidup dari bapak membuat saya mampu melakukan pekerjaan orang dewasa ini.

Pernah suatu kali, saya kena marah besar. Ketika saya sedang menambal ban mobil, saya kurang teliti. Ban dalam mobil yang sedang saya tambal itu, justru kena api. Itu membuat lubang baru yang lebih besar. Walhasil, ibu harus keluar uang lebih banyak untuk mengganti ban dalam mobil tersebut. Hari itu saya terpaksa hanya bisa makan nasi sama garam. Bukan karena hukuman, melainkan semua penghasilan hari itu, habis dipakai untuk membeli ban dalam mobil tadi.

Sunday, November 22, 2015

Harus Ada ‘Kontrak Politik’ Sebelum Hipnoterapi


Bagi yang belum pernah tahu manfaat dari hipnoterapi, tentu masih meraba-raba dan penasaran, seperti apa cara kerja dari metode terapi komplimenter ini? Apalagi banyaknya tayangan hipnotis di televisi, menjadikan sebagian orang ‘parno’ begitu mendengar kata hipnoterapi.

“Saya takut kaya yang di TV-TV itu. Nanti terungkap semua rahasia yang penting-penting. Nanti semua rahasia muncul,” begitu kata salah satu kawan saat ingin mencoba sesi hipnoterapi.

Friday, November 20, 2015

Ingin Impian Terwujud? Hargai Orang Lain


Di antara sesama hipnoterapis lulusan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, ada salah satu orang yang selalu memandang rendah orang lain. Dia adalah Kristin Liu, CCH, hipnoterapis sekaligus penulis buku dan penemu metode diet Quantum Slimming. Akan tetapi jangan salah paham. Memandang rendah yang saya maksud di sini adalah dalam arti yang sesungguhnya. Postur tubuh beliau sangat tinggi alias jangkung dan langsing. Sehingga dia memang selalu memandang orang lain lebih rendah alias lebih pendek. Mohon maaf ya bu Kristin, ini hanya sekadar bercanda dan intermeso.

Sahabat. Di sekeliling kita, terkadang ada hal yang sangat mengganggu. Apa itu? Ya pandangan orang lain. “Kenapa ya orang selalu memandang status sosial lebih dulu. Saya yang karyawan biasa dan ngga punya jabatan apa-apa, terkadang disepelekan orang,” begitu ungkap salah satu sahabat dengan kesal.

Tak Kenal Maka Tak Tahu Manfaatnya


Meski sudah ada sejak era 1.700-an, namun nyatanya dunia hipnoterapi belum banyak dikenal masyarakat. Karena itu, tak sedikit calon klien yang agak parno begitu mendengar kata hipnoterapi. Apalagi selama ini tayangan di televisi soal hipnotis, menjadikan hipnoterapi seolah sesuatu yang menakutkan.

Padahal, tidak ada yang perlu ditakutkan dalam proses hipnoterapi. Kuncinya hanya ikhlas dan pasrah. Klien akan dibimbing mengalami relaksasi yang dalam dan menyenangkan. Umumnya, setelah menjalani sesi hipnoterapi, barulah klien merasakan manfaat yang luar biasa.

Seperti contoh sahabat saya, yang sebelumnya agak ragu menjalani sesi hipnoterapi. Satu-satunya yang membuat dia memberanikan diri hanya karena sudah kenal secara pribadi. Dia minta dibantu untuk mengatasi persoalan sulit mengendalikan nafsu makan.

Fisika Quantum dan Perilaku Anak






Saat orang tua konsultasi tentang perilaku anaknya, terkadang orang tua tersebut justru agak kesel. Kenapa? Karena saya justru lebih banyak ‘interogasi’ tentang orang tua tersebut.

“Yang bermasalah ini anak saya mas, kok malah saya banyak ditanya,” ujarnya protes. Untung protesnya tidak sampai ke tahap unjuk rasa, he he.

Inilah umumnya orang tua, enggan mengakui kesalahannya sendiri. Lebih mudah menyalahkan dan menimpakan persoalan kepada anak. Anak jelas tidak tahu jika dia disalahkan. Namun setiap kali para orang tua ngobrol dan diskusi, maka yang lumrah adalah menceritakan perilaku buruk anaknya masing-masing.

Sugesti Kurang Tepat, Perburuk Keadaan


Sebelumnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Apa yang saya tuliskan bukan bermaksud untuk menyalahkan, namun untuk pembelajaran bagi diri saya sendiri. Saya sempat beberapa kali membantu klien yang kondisi kesehatannya drop dan merasa tidak tenang, hingga kehilangan semangat hidup. 

Ada pola yang hampir sama dari setiap klien yang kehilangan semangat hidup ini. Kesamaan polanya adalah, kondisi yang drop ternyata muncul akibat dari sugesti yang diberikan oleh tenaga medis. Ini saya ketahui ketika klien sudah berhasil saya bawa ke kedalaman pikiran bawah sadar level Profond Somnambulism. Ini adalah kedalaman bawah sadar yang sangat efektif untuk melakukan terapi. Semua informasi yang menjadi penyebab munculnya emosi yang dirasakan klien, dengan mudan dan jelas keluar dengan sendirinya. 


Saya sangat yakin, apa yang disampikan dokter ini bertujuan untuk memberikan semangat. Namun ternyata pikiran bawah sadar menerima dengan cara berbeda.

Wednesday, November 18, 2015

Dongkrak Prestasi dengan Hipnoterapi

Tulisan ini lahir atas dorongan salah satu sahabat saya di media sosial Facebook. Belum lama ini, saya memasang foto sedang melakukan proses terapi massal terhadap kontingen Tapak Suci Putera Muhammadiyah asal Berau. Mereka akan bertanding di kejuaraan tingkat Kaltim - Kaltara, di Auditorium Universitas Mulawarman, Samarinda. 

Proses terapi terjadi secara dadakan. Awalnya, saya hanya berniat menemui rombongan karena memang saya mengenal para guru pembimbing, juga atlet yang merupakan teman sekolah anak saya ketika di Berau. Di sela obrolan santai, Soleh, Saddam, dan Agus, pelatih sekaligus guru pendamping kontingen ini, meminta saya untuk menyiapkan kondisi psikologis para atlet ini agar lebih maksimal. Secara teknik, mereka jelas sudah siap bertanding. Tapi secara mental? Inilah yang sulit diketahui dan diukur. 

Tuesday, November 17, 2015

Hati-hati Pasang Stiker Nama Keluarga di Mobil


Bukan sulap bukan sihir. Saya ternyata punya kemampuan untuk mengetahui pemilik mobil, termasuk seluruh anggota keluarganya. Kenapa? Ya karena sekarang tak sedikit yang memasang stiker di bagian belakang mobil lengkap dengan nama anggota keluarganya. Entah apa motifnya, namun yang jelas hal ini sebenarnya memancing orang lain berbuat jahat. 

Belum lama ini, saya pernah mendapat kabar dari sahabat di Samarinda yang sebelumnya mengaku memasang stiker nama anggota keluarga.

Monday, November 16, 2015

Mertua Hambat Pendidikan Anak?

“Pak, saya setuju dengan artikel-artikel yang sudah sampean posting di website. Terutama soal mendidik anak. Tapi bagaimana ya? Terkadang apa yang sudah saya lakukan, disalahkan sama mertua. Saya dianggap tidak tegas lah, dianggap memanjakan anak lah, ini lah, itu lah. Padahal zaman sekarang itu kan berbeda dengan dulu. Kayanya orang tua dulu itu bangga sekali kalau ditakuti anak-anaknya..”

Demikian komentar salah satu sahabat, terkait postingan soal parenting yang kerap saya unggah di media sosial. Saya sangat setuju dengan kalimat terakhir yang dia sampaikan. “Kayanya orang tua dulu itu bangga sekali kalau ditakuti anak-anaknya.”

Barang Semahal Apa pun Bisa Dibeli. Keceriaan Anak?


Saat membantu klien dengan teknik hipnoterapi, cukup banyak fakta yang muncul sebagai penyebab atau akar masalah yang menyebabkan klien merasa sakit hati, dendam, hingga luka batin dan trauma. Terutama untuk klien anak-anak, sering kali perilaku orang tua justru yang menjadi penyebab utama.

Marah terhadap anak yang merusak sebuah benda, beberapa kali saya temukan menjadi penyebab utama anak menjadi mudah cemas, tidak percaya diri, hingga rasa takut yang berlebihan. Reaksi orang tua boleh jadi memang spontan dan tidak bermaksud membuat anak trauma. Namun, reaksi spontan itulah yang justru menjadi sumber masalah.

Sunday, November 15, 2015

Malas Menulis? Atasi dengan Ini

Diskusi Jaring Penulis Kaltim di Komunitas Ladang, Samarinda.
Minggu (15/11) tadi, saya mendapat kesempatan diskusi dengan rekan-rekan Jaring Penulis Kaltim (JPK) di studio Komunitas Ladang, Jalan Pramuka 6 Samarinda. Awalnya saya hadir murni sebagai penulis. Selain bekerja sebagai wakil pemimpin redaksi Kaltim Post dan mengemban amanah sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, saya memang masih aktif menulis.

Akan tetapi sang tuan rumah, pemilik studio Komunitas Ladang Syafril Teha Noer, malah memperkenalkan saya kepada anggota komunitas ini dalam kapasitas sebagai hipnoterapis. Lah, apa hubungannya antara dunia tulis-menulis dengan hipnoterapi?

Masa Lalu… Biarlah Masa Lalu…

“Masa lalu… biarlah masa lalu…, jangan kau ungkit, jangan ingatkan aku…” Demikian kata Inul Daratista dalam lagunya berjudul Masa Lalu. Setiap orang tentu memiliki masa lalu. Baik atau buruk, masa lalu telah memberikan banyak makna dalam kehidupan sekarang dan yang akan datang. Bagi sebagian orang, ada saja yang sulit melepas masa lalunya. Apalagi jika kejadian di masa lalu itu berisi emosi dengan intensitas yang sangat tinggi. Otomatis, masa lalu yang seperti ini hanya akan menjadi beban dan membuat seseorang sulit memikirkan masa depan.

Friday, November 13, 2015

Anda Mudah Marah? Ini Hasil Akhirnya

Siang tadi, selepas salat Jumat, saya bertemu salah satu sahabat saya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Karena lama tak bertemu, dia pun banyak bercerita tentang dirinya, terutama soal pekerjaannya.


Singkat cerita, dia tidak berubah seperti dahulu. Dia tetap membanggakan dirinya yang punya sikap mudah marah dan emosi. Siapa saja yang dianggap tidak cocok dengan dirinya, dia tidak segan-segan untuk melabraknya. Bahkan tak peduli apakah orang itu pimpinannya atau atasannya sendiri.

Ingin Atasi Masalah? Ini Syarat Utamanya

Belakangan semakin banyak rekan dan sahabat yang konsultasi bahkan ingin menjalani sesi hipnoterapi. Hal ini menyiratkan kenyataan bahwa mereka yang selama ini hidupnya terlihat biasa-biasa saja dan tanpa masalah, sejatinya ada saja menyimpan emosi yang belum dituntaskan. 

Thursday, November 12, 2015

32 Tahun Takut Kompor Gas

"Ketika masih berusia 8 tahun, saya melihat kejadian yang membuat saya trauma berkepanjangan. Ya, saat itu kompor gas yang dipakai memasak oleh nenek saya meledak. Tak hanya nenek yang menjadi korban. Dua sepupu saya juga meninggal dunia akibat kejadian itu.

Tuesday, November 10, 2015

Berat Badan Turun 12 Kg, Gara-gara Ini

"Mas Endro sakit kah?" begitu pertanyaan yang akhir-akhir ini langsung dilontarkan teman atau sahabat, terutama oleh mereka yang jarang bertemu. Biasanya saya hanya menggeleng sembari tersenyum, sekaligus memastikan bahwa saya baik-baik saja. "Sengaja diet? Bagi dong resepnya," demikian response selanjutnya, ketika saya menjawab sengaja menurunkan berat badan demi kesehatan.

Monday, November 9, 2015

Kenapa Hasil Terapi Maksimal? Ini Penyebabnya

Sebelum mengikuti kelas 100 jam di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology untuk mendalami Scientific EEG & Clinical Hypnotherapist, saya sempat mendapat tawaran dari salah satu rekan untuk belajar hipnoterapi padanya. Dia menawarkan cukup membayar Rp 5 juta dan saya akan mendapatkan gelar nonakademik Certified Hypnotherapist (C.Ht.).

Sunday, November 8, 2015

Agar Hasil Terapi Permanen, Harus Seperti Ini

Sahabat, hipnoterapi sebagai salah satu terapi komplementer, memang terbukti berhasil dalam membantu beragam masalah dari klien, terutama masalah yang terkait dengan emosi atau psikis.

Lantas apakah hasil dari hipnoterapi bisa dikatakan benar-benar permanen? Selama proses terapi berjalan lancar dan benar-benar ketemu akar masalahnya hingga diproses dengan tuntas, maka klien akan benar-benar lepas dari masalahnya. Namun, klien bisa saja mengalami masalah jika mengalami trauma ulang.

Ingin Anak Disiplin? Lakukan Ini

“Mas, anak saya kok sulit sekali diatur? Bagaimana caranya supaya dia mudah menurut dan bisa lebih disiplin?” Begitu pertanyaan yang terlontar dari salah satu sahabat, baru-baru ini. Seperti biasa, saya tidak akan menelisik kondisi si anak. Hal utama yang selalu saya lakukan adalah, mencari tahu bagaimana pola asuh yang diterapkan kedua orang tuanya kepada anaknya.

Bagaimana Cinta Anda?

Apa yang membuat Anda mencintai anak? Ketika pertanyaan ini ada jawabannya, coba dicek dan dipastikan sekali lagi. Apakah ini sudah menjadi salah satu syarat dalam mencintai anak? 

Sahabat, cinta bersyarat terhadap anak hanya akan mengarah pada perasaan tidak aman, kecemasan, harga diri rendah, dan rasa marah. Apakah anak Anda menunjukkan karakteristik tersebut? Hindari jebakan cinta bersyarat. Sudah sepatutnya mengasihi anak tanpa pamrih.

Coba ingat-ingat kembali beberapa kesempatan ketika Anda merasa mencintai atau mengungkapkan cinta kepada anak. Apakah sebagian besar Anda lakukan sehubungan dengan nilainya sebagai seseorang, ataukah karena prestasi atau sifat positif tertentu yang dimilikinya? Dengan kata lain, apakah Anda cenderung mencintainya dengan syarat ataukah tanpa syarat?

Wednesday, November 4, 2015

SMS Mesra Bikin Stress

Beberapa waktu lalu seorang klien wanita datang dengan keluhan selalu merasa cemas. Tak hanya itu, emosinya juga sulit terkontrol. Akibatnya, anak-anaknya pun menjadi korban kemarahannya. Anehnya, semakin perasaan tidak tenang, maka sikap anak-anaknya pun lebih menjadi-jadi.

Saya kemudian membimbing klien ini melakukan relaksasi yang dalam dan menyenangkan. Relaksasi ini penting, agar lebih mudah melakukan komunikasi dengan pikiran bawah sadar (PBS).  

Tuesday, November 3, 2015

Tak Merasa Miskin

Syahdan, seorang anak lulusan SD yang tinggal di pinggiran Kota Pahlawan, Surabaya, harus rela berjualan koran untuk mendapatkan sekadar uang jajan. Maklum, bapaknya hanya bekerja sebagai tukang tambal ban di pinggir jalan raya. Sesekali bapaknya menyambi sebagai pengayuh becak, juga jadi penjaga malam sebuah kawasan perumahan.
Bocah ini sama sekali tak keberatan ketika diajarkan bapaknya berjualan koran, demi mendapatkan uang jajan. Dia menjalani hari harinya dengan gembira. Di antara penjual koran lainnya yang berjualan di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum, dagangannya selalu habis lebih dulu. Pembawaannya yang ceria dan tanpa beban, membuat sebagian pembeli merasa nyaman bahkan ada yang berlangganan.

Monday, November 2, 2015

Satu Bulan, Turun 5 Kg

Siang tadi, saya bertemu salah satu sahabat yang bulan lalu minta diterapi mengatasi masalah kegemukan. Dengan antusias dia bercerita, bahwa berat badannya mengalami penurunan 5 kg, hanya dalam tempo 1 bulan. Hal ini pun ia ketahui saat donor darah ke Palang Merah Indonesia.

“Saya sendiri rasanya tidak percaya. Tiga bulan lalu waktu donor, beratnya ngga segitu. Pas kemarin donor, turun 5 kg,” ujarnya girang. Saya pun tak bisa menyembunyikan perasaan yang sama. Saya sampaikan ucapan selamat atas pencapaian yang luar biasa, dan memintanya untuk menikmati proses selanjutnya, yakni menuju berat badan yang ideal dan nyaman.

Sunday, November 1, 2015

Kenapa Harus 100 Jam?


Salah satu sahabat di Facebook, sempat chatting cukup lama dengan saya, diskusi mengenai hipnoterapi sebagai salah satu terapi komplementer.

“Saya sempat buka banyak website soal hipnoterapi. Tapi kok berbeda ya dengan yang lulusan Adi W Gunawan Institute?” tanyanya.

Memangnya apa yang berbeda?

“Yang lulusan Adi W Gunawan Institute, selalu mencantumkan asal muasal pendidikannya. Sementara hipnoterapis lain, kadang saya telusuri, tidak mencantumkan lulusan dari lembaga mana. Hanya mencantumkan bahwa dia punya sertifikat dari level biasa sampai master,” bebernya.

 
Copyright © 2014 Hipnoterapi Endro S. Efendi, CHt, CT, CPS.. Designed by OddThemes